Prolog

8.2K 761 846
                                    

Apa kalian udah follow instagram aku? Follow dongg hehe dm aja ya kalau mau follbck @dzahabiyyahh_

Jangan lupa juga follow akun wattpad ku biar nggak ketinggalan saat aku publikasi cerita.

Selamat membaca....

🌹🌹

Semua berawal dari berteman, lalu menjadi sahabat. Memang benar kata orang, perempuan dan laki-laki ketika menjadi sahabat pasti di salah satu dari mereka ada yang menyimpan perasaan suka. Seperti kisah Sabrina.

Sabrina adalah gadis yang selalu terlihat apa adanya di mata laki-laki, termasuk dimata Arzan. Sabrina selalu tersenyum ketika Arzan secara tidak sengaja menyakiti hatinya. Sabrina kadang menggemaskan dimata Arzan, karena sifatnya yang masih kekanak-kanakan, dan satu lagi sifat Sabrina yang sering kali membuat Arzan gemas. Sabrina kelewat bawel.

Awal pertemuan Sabrina dengan Arzan adalah suatu hal yang tidak dapat disangka oleh Sabrina saat awal masuk SMA. Awal pertemuan itu juga yang membuat Sabrina langsung jatuh cinta dengan sosok Arzan. Hanya dengan kejadian yang sepele, ketika Sabrina sedang berjalan di koridor yang licin dan membuat kaki Sabrina terkilir. Saat itu koridor terlihat sepi hanya ada Sabrina yang sedang meringis merasakan kakinya yang sakit karena terkilir.

Dari kejauhan, laki-laki berbadan tinggi dengan rambut berwarna cokelat serta jambul nya yang tertiup angin membuat Sabrina terpaku, rasa sakit yang berada di kakinya tiba-tiba hilang seakan-akan laki-laki itu adalah obat yang dapat menyembuhkan kakinya. Laki-laki itu dan kedua temannya yang berada di samping terlihat sedang menggoda laki-laki itu. Wajah laki-laki itu hanya datar tanpa ingin ikut tertawa bersama temannya.

Saat melewati Sabrina, kedua temannya membantu Sabrina sedangkan laki-laki itu hanya terdiam sebentar lalu meninggalkan Sabrina. Sabrina menatap punggung laki-laki itu yang semakin menjauh. Mungkin dunia nyata tak seindah seperti sinetron. Sabrina berpikir, mungkin laki-laki itu tidak mempunyai rasa perikemanusiaan.

Hari-hari berlalu Sabrina selalu bertemu dengan laki-laki itu, saat di kantin, betapa terkejutnya Sabrina saat laki-laki yang ia temui beberapa hari yang lalu tiba-tiba duduk di samping lalu menatap Sabrina yang sedang menatap ia juga dengan ekspresi bingung.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya. Lagi-lagi Sabrina memasang wajah bingung, laki-laki itu langsung menarik tangan Sabrina.

"Gue Arzan, kaki lo udah nggak apa-apa kan?"

Sabrina mengedipkan matanya berkali-kali.

"Kenapa diem? Nama lo siapa?"

"Gu... gue Sabrina."

Laki-laki yang bernama Arzan hanya tersenyum manis membuat perempuan-perempuan yang berada di kantin menatap tajam ke arah Sabrina.

"Mulai sekarang, kita jadi teman ya?"

Lagi-lagi Sabrina hanya melotot dan menatap bingung. Baru saja ia akan menjawab tidak, namun...

"Nggak ada penolakan, mulai sekarang kita jadi teman."

Yups, mulai dari teman lalu menjadi sahabat, disitulah Sabrina semakin merasa nyaman dan memang benar-benar sudah jatuh terlalu dalam.

¤¤¤¤¤

Hai hai hai, kenalin nama gue Sabrina Sava Valencia. Satu SMA manggil gue Sabrina. Gue sekolah di SMAN 4. Gue kelas XII IPA-3. Gue punya sahabat, dia tuh-

"Aduhh lo tau gak sih, gue capek manggilin nama lo. Tapi lo nya gak nengok-nengok."

Nah itu dia anak syaiton. Iya bener, itu sahabat gue yang tercinta, dan ganteng sih menurut gue. Tapi sayang, ganteng-ganteng gitu gak peka.

"Apasihhh, uuu tayang, cini cini." Yahh gue ikutan gila juga deh deket dia. Geli loh asli, gue ngomong kayak gitu. Sebenernya sih gue pengen ngomong kekalian nih, jangan bilang-bilang dia yah kalau gue tuh suka sama dia, lebay amat ya? Emang.

Oh ya, gue belum ngenalin nama sahabat setan gue ini ya? Namanya tuh Arzan Kinza Ravindra. Kebagusan dinama. Dan sahabat perempuan gue namanya Afsheen Fredella, panggil aja Della. Eh eh, si Arzan manyun, ceritanya marah gara-gara gue cuekin pas dia manggil.

"Sini peluk dulu dong biar gue nya gak marah." Please jangan bilang gitu, jantung gue gak kuat. Gue diem kan tuh, emang udah biasa bagi dia sih kalau lagi marah kayak gitu, main peluk-peluk orang seenaknya. Yaa namanya sahabat.

SAHABAT.

SA-HA-BAT.

Gak lebih dari itu, kasih sayang dia tuh ke gue kayak adik kakak aja gitu. Dia banyak fans nya yah. Kapten basket coy, pinter nya nggak nahan, tinggi kayak tiang listrik sumpah, nih anak makannya apa sih ya?

Tiba-tiba gue nutup mata pas dipeluk. Gue tuh emang gini, sering menghirup aroma parfum dia yang khas. Wangiii mwehehe.

"Aduhh udah nyaman kayak gini," ujar dia.

"Udah ah, gue gak bisa napas nih." Akhirnya dia ngelepas kan tuh yah, habis itu tangan dia bertengger di pundak gue. Dia tuh udah bukan anak kecil lagi sekarang, tapi kelakuannya masih kaya anak kecil.

Orang yang berlalu-lalang natap gue iri. Hahahaaaa emang enak gabisa dipeluk sama setan samping gue ini.

"Sayang, kita makan dulu yuk dikantin, abang laper." Idih alaynya mulai keluar, sayang iya sayang.

"Sayang sayang, sorry yah gak level." Gue pergi ngeduluin dia buat pesan makanan. Eh tapi, dia malah narik gue dan ngacak-ngacak rambut gue.

"Ihh bandel ya, gue ketekin nih,"

"Ih ogah." Mentang-mentang tinggi, mainnya ketekan.

"Makanya barengan jalan kesananya."

"Serah kata lo deh." Oke, kali ini tangannya melingkar ke pinggang gue.

🌹🌹

Cerita ini gue ambil dikit dari kisah nyata ya nggak semua nyata sih.

Dear Heartbeat [COMPLETED]Where stories live. Discover now