Yeol dul

543 88 2
                                    

"Hyung."

Jungkook memasuki rumahnya dan langsung berlari ke arah kamar Wonwoo.

"Hyung, apa kau tau Yerim tidak terkena kanker?"

Jungkook tersenyum girang, entah kenapa dia begitu senang, apa dia telah melupakan Jaein.

"Aku tau."

Jungkook terdiam, raut wajahnya mulai berubah. Jungkook menarik ponsel yang sedang dimainkan oleh hyung nya itu.

"Apa maksud hyung? Hyung sudah tahu? Kenapa hyung tidak pernah bilang."

Wonwoo mengambil ponselnya kembali, dan menghela nafasnya kasar.

"Kau tak pernah bertanya, lagi pula apa urusannya denganku."

Wonwoo terus saja memelototi ponselnya. Jungkook merasa dirinya tak di hargai disitu.

"Aku tau hyung menyukainya, bisakah tak usah bersikap dingin kepadaku?"

Jungkook turun dari ranjang milik Wonwoo, dan menggunakan sendal rumahnya.

"Aku akan pergi."

Wonwoo menghela nafasnya pelan.

"Haish, aku tak bersikap dingin. Sikapku memang begini, dan aku tidak menyukai Yerim lagi."

Jungkook kembali duduk di ranjang Wonwoo, tak mengerti apa yang di katakan oleh hyungnya.

Wonwoo justru menatap Jungkook balik, mencoba membaca mata Jungkook mencari cari arti dari tatapan yang Jungkook berikan.

Wonwoo menghela nafasnya.

Aku memang tidak pandai dalam membaca tatapan seseorang.

"Jadi bagaimana bisa hyung tidak menyukainya lagi dan bagaimana hyung tau Yerim tidak terkena kanker?"

"Aku akan menceritakan tentang bagaimana aku bisa tau."

Jungkook memperhatikan setiap lekuk wajah Wonwoo, yang membuat Wonwoo menjadi risih di lihat seperti itu.

"Bersikaplah seperti biasa, atau aku tidak akan menceritakannya."

"Baiklah."

[Flashback ON]

Wonwoo masuk ke ruangan bernuansa putih dan tosca.

Bejalan ke arah ranjang yang di barangi oleh gadis bertubuh kecil.

"Yerim?"

Wonwoo berjalan mendekat ke ranjang.

"Oh, mian aku kira kau karyawanku yang sakit."

Wonwoo terkejut melihat ternyata Yerim yang di maksud dokter itu bukanlah karyawannya itu,

"Gwenchana, aku Jung Yerim."

Wanita itu tersenyum memperlihatkan bibir pucatnya.

Wonwoo mundur perlahan menuju pintu.

"Yerim, Fighting!"

Wonwoo mengepalkan tangannya dan mengangkat ke udara.

"Kamsahamnida, walau aku tak mengenalmu."

Wonwoo tersenyum kepada Yerim, dan menghilang di balik pintu kamar rawat.

[Flashback OFF]

Jungkook mengangguk anggukkan kepalanya, mendengar cerita dari hyungnya.

"Jadi bagaimana dengan Jung Yerim itu, apa kankernya parah?"

"Molla."

Wonwoo menyandarkan tubuhnya di kepala kasur miliknya, dan memainkan ponsel yang sedari tadi di genggamnya.

"Lalu, bagaimana hyung bisa tidak menyukai Yerim lagi?"

"Aku mengalah untukmu."

Jungkook mendengus mendengar jawaban Wonwoo, justru Jungkook merasa di remehkan. Seolah olah dia tidak mampu mendapatkan Yerim dengan perjuangannya.

"Kita masih bisa bersaing secara sehat hyung, jangan mengalah seolah olah kau mengasihaniku."

Jungkook membaringkan tubuhnya di kasur Wonwoo, mematap langi langi kamar berwarna hitam itu.

"Kalau kita bersaing lagi, mungkin aku akan membunuhmu. Dan kau akan bertemu dengan Jaein disana."

Jungkook terdiam, bukan karena Wonwoo ingin membunuhnya. Tapi karena Wonwoo menyebutkan nama wanita yang sudah lama tidak di kunjunginya itu.

Jungkook berlari begitu saja, keluar dari kamar Wonwoo. Memakai sepatunya sembarangan dan berlari menuju makan Jaein.

'Maafkan aku Jaein-ah, aku melupakanmu.'

Jungkook berhenti di depan gang tempat Yerim menangis, Jungkook berjalan masuk ke dalam gang itu. Meski disana tidak terdengar isakan tangis, tapi Jungkook tidak begitu saja. Jungkook berhenti di tempatnya, melihat siapa yang berdiri di ujung gang itu.

Jungkook berjalan maju mendekati wanita di hadapannya.

Apakah itu Yerim? Tapi tubuhnya tidak mirip dengan Yerim.

"Jeogi-yo."

Wanita itu membalikkan badannya, betapa terkejutnya Jungkook melihat siapa yang berada di hadapannya.

"Jae.. Jaein-ah? Kau kah itu?"

♪♪♪♪

Don't forget to vote and comment, readers.⛵️

Lvs,
Roundcloud.

Paper heart ▲ Jeon JungkookOn viuen les histories. Descobreix ara