Yeol Net

561 88 1
                                    

"Ada apa Jungkookie? Kenapa kau mengajakku bertemu?"

Yerim merapikan surainya yang tadi diterpa oleh kencangnya angin.

"Apa aku tak boleh bertemu denganmu?"

Jungkook memanyunkan bibirnya, sekarang begitulah sifat Jungkook kepada Yerim. Sekarang mereka terlihat sangat dekat, bahkan tidak sedikit pasangan yang iri pada mereka.

Padahal pada kenyataannya mereka tidak memiliki huhungan apa apa.

"Bukan begitu, biasanya jika orang bertemu pasti memiliki tujuan."

"Aku merindukanmu."

Yerim menghentikan aktivitasnya tubuhnya membeku, tapi lain hal dengan pipinya. Sekarang dia merasa pipinya memanas.

"Kau terlihat tambah cantik dengan pipi merahmu."

"Ya! Jeon Jungkook! Candaanmu sama sekali tidak lucu."

Yerim mengerucutkan bibirnya, sejujurnya dia senang dengan penuturan Jungkook barusan hal itu membuatnya merasa nyaman.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Apa jangan jangan kau juga merindukanku ya?"

Jungkook mencolek dagu milik Yerim yang di tepis dengan cepat oleh Yerim, sebelum pipinya tambah memerah karena godaan Jungkook.

"Ya! Aku tidak merindukanmu."

Yerim memutar bola matanya, melihat ke arah lain. Sejujurnya gadis itu merindukan pria di hadapannya itu.

"Apa kau ingin bermain sesuatu denganku?"

"Apa?"

Yerim diam menunggu jawaban yang akan terlontar oleh Jungkook.

"Kita suit, jika kau kalah. Kau harus mengabulkan permintaanku, jika aku kalah maka aku akan mengabulkan permintaanmu."

"Call."

Ronde pertama dimulai, Yerim gunting dan Jungkook kertas. Jungkook mendesis atas kekalahannya.

"Kau curang."

"Aku tidak curang, lebih baik kau terima saja."

Ronde kedua, Yerim batu dan Jungkook kertas. Kali ini Yerim mendesis sama halnya seperti apa yang di lakukan Jungkook tadi.

"Kau yang curang, kau terus menggunakan kertas."

"Aku tidak curang, apa salahnya menggunakan kertas."

Ronde ketiga, Yerim menarik nafasnya dalam dan menatap Jungkook. Dia tidak ingin kalah dari laki laki di depannya, jika dia kalah bisa saja laki laki itu menjadikannya pembantu.

Aku akan menggunakan gunting.

Yerim yakin Jungkook akan menggunakan kertas. Tapi tidak, Jungkook tidak sebodoh itu. Dan akhirnya Jungkook yang menang.

"Ya! Kenapa kau tidak menggunakan kertas."

"Tadi kau menuduh ku curang karena aku menggunakan kertas, sekarang kau mengomel gara gara aku menggunakan batu."

Yerim hanyan menyingir mendengarkan pernyataan dari Jungkook.

"Sekarang, karena aku menang dua kali aku akan meminta dua permintaan. Dan kau dapat satu permintaan, arra?"

"Arra. Sekarang apa permintaanmu?"

Jungkook mengetuk ngetukkan jarinya pada dagu lancipnya, menatap Yerim. Berfikir apa yang harus di berikannya kepada gadis di hadapannya.

"Kau harus bekerja di apartemenku selama 3 bukan."

"Ya! Yang benar saja, bekerja denganmu? Selama 3 bulan? Di apartemenmu?"

Yerim tidak menyangka dengan permintaan Jungkook, tapi di sisi lain Yerim juga senang dengan begitu dia bisa menghabiskan wkatu bersama Jungkook.

"Iyaa, bekerja denganku selama 3 bulan di apartemenku dan satu lagi tidak ada gaji."

"Haish, kau ini. Tapi tunggu, apartemen?"

"Iya, apartemen. Memang kenapa?"

"Kau tidak tinggal di rumahmu?"

Ah Jungkook lupa, dia belum memberi tahu Yerim bahwa dia telah pindah.

"Aku pindah tadi pagi dari rumah."

"Wae?"

Jungkook berfikir sejenak, apa dia harus mengatakannya kepada Yerim.

"Kau tidak perlu tahu."

Yerim menghembuskan nafasnya, sekarang dia menjadi penasaran dengan alasan Jungkook.

"Huh, aku juga bukan siapa-siapamu"

Jungkook tertegun dengan perkataan Yerim, entah kenapa tiba tiba hatinya merasa tertohok dengan kalimat yang di ucapkan Yerim.

"Maksudku bukan begitu."

"Tidak masalah, kau juga butuh privacy."

Yerim tersenyum dengan manis, berbeda dengan Jungkook dia justru merasa tidak enak. Padahal hanya dengan satu kalimat sederhana saja mampu membuatnya gelisah seperti ini.

"Sekarang katakan apa yang kau mau?"

Yerom berfikir apa yang dia inginkan sekarang. Yerim teringat akan sesuatu yang terus di pikirkannya dari tadi malam.

"Aku mau tau hal yang terus membuatku kepikiran. Kenapa kau menangis semalam?"

Jungkook terdiam.

Apa sekarang waktunya aku untuk menceritakan keluh kesahku?

♪♪♪♪

Don't forget to vote and comment, readers.⚓️

Lvs,
Roundcloud.

Paper heart ▲ Jeon JungkookWhere stories live. Discover now