Yeol Yeoseot

712 89 1
                                    

"Ya! Jungkookie! Aku baru saja membersihkannya!"

Yerim menyatukan gigi atas dan bawahnya menahan kekesalannya, sebab melihat pria di hadapannya yang dengan sengaja membuang bungkusan makanan yang di makannya.

Jungkook menunjukkan smirk nya, "Kau kan pembantuku."

Yerim menjitak kepala Jungkook.

"Ya! Kau pembantu yang tidak sopan." Jungkook mengelus kepalanya yang masih terasa sakit akibat jitakan Yerim.

"Kau kan tidak menggajiku." Yerim mengambil bungkusan yang tergeletak di samping sofa.

"Aku menggajimu." Yerim tersenyum sumringah mendengar pernyataan Jungkook.

"Tapi bukan dengan uang." perlahan senyum Yerim memudar mendengar kelanjutan perkataan Jungkook.

"Tapi dengan cinta."

Hening.

Jungkook tidak sadar apa yang baru saja di ucapkannya.

Yerim berusaha mencerna perkataan Jungkook.

Bodohnya aku. Rutuk Jungkook dalam hatinya.

"Um? Aku akan ke kamar dulu." Yerim memasuki kamarnya yang terletak di sebelah kamar Jungkook.

Ya sekarang Yerim tinggal di apartemen milik Jungkook, akibat permintaan sialan itu.

Jungkook masih terdiam.

Setelah Yerim masuk ke dalam kamarnya, Jungkook berfikir ulang.

'Apakah perkataanku tadi sangat berpengaruh untuknya?'

Cklek.

"Yerim-ah, apa kata kataku menyakitimu?" Jungkook mendapati Yerim yang duduk membelakinginya.

Menatap lurus pintu kaca balkonnya.

Jungkook duduk di tepi ranjang Yerim.

Canggung.

'Apa aku salah?'

Ting!

Jungkook merogoh saku celananya, mendengar benda perseginya bergetar di dalam saku celananya.

From : Taehyung [Calon Hyung]

Jaga Yerim baik baik, Jungkook. Semoga kau peka dengan apa yang dirasakannya. Aku mempercayaimu.

'Perasaan Yerim?'

Jungkook terdiam berkutat dengan pikirannya, sama halnya dengan Yerim yang masih belum bergerak dari tempatnya.

Yerim adalah tipikal gadis yang sangat sensitif tentang perasaan. Karena apa dia pernah hampir di lecehkan oleh orang yang disukainya.

Dia sangat waspada dengan pria yang mengcupkan rasa cinta, lalu pergi begitu saja dan membuatnya tersakiti.

Maka dari itu Yerim sangat terkejut dengan perkataan Jungkook.

Jungkook memutar tubuh Yerim menghadap ke arahnya. "Dengarkan aku, aku tidak bercanda dengan perkataanku. Perayalah padaku."

Yerim mendongakkan kepalanya. Jungkook dapat melihat bibir pucat Yerim yang membuatnya terkejut.

'Apa Yerim punya phobia?'

Jungkook bingung bagaimana ara berbicara dengan Yerim. Dia tidak ingin menyakitkan perasaan Yerim.

"Yerim-ah jawab aku." Yerim menatap manik mata milik Jungkook.

Yerim masih diam.

Membuat Jungkook geram dengan perlakuannya.

Jungkook menghembuskan nafasnya, "Dengarkan aku baik baik. Aku mencintaimu, Yerim-ah."

Hening.

Tidak terdengar sahutan dari Yerim, dan itu membuat Jungkook menghembuskan nafasnya.

"Aku tidak bercanda dan aku tidak berbohong, Yerim." Jungkook menangkup kedua pipi Yerim.

"Aku masih punya satu permintaan, bukan?" Yerim menanggukkan kepalanya lesu.

Jungkook tersenyum menatap Yerim. Meski gadis di hadapannya itu tidak tersenyum sedikitpun.

"Mulai sekarang kau milikku, arraseo?" Jungkook melihat air muka Yerim yang sangat terkejut dengan permintaan Jungkook.

"A.. Aku butuh waktu." Yerim melepaskan tangan Jungkook dari kedua pipinya, menaruhnya di atas paha Jungkook dan memutar kembali badannya.

Jungkook hanya bisa menghela nafasnya lagi.

Yerim butuh waktu. Dia harus mengerti, dia tidak boleh egois.

Jungkook mengerti bahwa gadis itu terkejut, dan belum yakin dengan perkataannya dan dia harus membuktikan semuanya kepada Yerim.

Itulah tekad yang Jungkook tanam di dalam dirinya sendiri.

"Keluarlah Jungkook, aku butuh sendiri." Ucap Yerim tanpa menoleh ke arah Jungkook.

Jungkook berjalan menuju pintu kamar Yerim.

"Jangan lewatkan makan malam nanti." Jungkook menutup pintu kamar Yerim dengan perlahan.

Yerim mulai terisak pelan. Bukan karena apa apa, Yerim menyukai pria yang berada di hadapannya beberapa menit yang lalu itu.

Pria yang akhir akhir ini membuatnya nyaman dan tenang. Pria yang tahu bagaimana membuatnya tersenyum.

Tapi semuanya hilang, semuanya berubah menjadi keraguan.

Yerim tak ingin salah memilih.

Itulah yang selalu Yerim takutkan, apakah Jungkook benar benar menyukainya atau itu hanya perasaaan sejenak.

Tapi itulah perasaan Yerim, dia mencintai Jungkook.

Tanpa Yerim tahu, Jungkook berdiri di depan pintu kamarnya. Mendengar suara isakan yang keluar dari mulut Yerim.

Yang membuat hati Jungkook tersayat hanya karena mendengar isakan kecil gadis yang baru baru ini mengambil hatinya.

"Aku akan membuktikan bahwa aku mencintaimu, Yerim."

♪♪♪♪

Don't forget to vote and comment, readers.🚧

Lvs,
Roundcloud.

Paper heart ▲ Jeon JungkookWhere stories live. Discover now