Ilgop

647 105 3
                                    

Jungkook duduk di sofa krem yang berada di ruang TV rumahnya.

'Apa penyakit Yerim separah itu?'

Jungkook memijat mijat kepalanya, tak habis fikir dengan apa yang tengah terjadi.

'Tapi kenapa aku mengkhawatirakannya?'

"Haish, perasaan macam apa ini!"

"Perasaan apa yang kau maksud?"

Jungkook mendongakkan kepalanya, mendapati Wonwoo yang berdiri di ambang pintu rumah.

"Ah, aniya."

Wonwoo berjalan melewati Jungkook, menaiki anak tangga tanpa sepatah katapun.

"Mianhe, Wonwoo hyung."

Wonwoo menoleh, melihat Jungkook yang sedang menatapnya.

"Tak masalah, jika kau juga menyukainya. Bersainglah secara sehat."

"Maksud hyung, hyung menyukai Yerim?"

Jungkook mengerutkan alisnya dalam.

"Menurutmu?"

Wonwoo masuk ke dalam kamarnya, membiarkan Jungkook mencerna kata katanya.

♪♪♪♪

"Annyeong Jaein-ah, apakah kau tak merindukanku?"

Jungkook berjongkok di depan makam Jaein.

"Jaein, aku bertemu dengan seorang wanita. Dan sekarang dia sedang mengalami apa yang pernah kau alami dulu.

Aku tidak tahu kenapa, tapi aku begitu mengkhawatirkannya, aku tidak mengerti Jaein."

Jungkook menarik nafasnya sejenak, membuat jeda antar kalimatnya.

"Dan Wonwoo hyung menyukainya."

Jungkook merasakan seberait perasaan aneh di hatinya.

'Perasaan macam apa ini?'

"Jaein-ah, aku tidak mungkin sudah melupakanmu kan?"

Jungkook menatap langit langit yang penuh dengan bintang.

"Bantu aku Jaein."

♪♪♪♪

"Yerim-ah, aku da--"

Jungkook membuka kamar rawat Yerim, mendapati Wonwoo yang tengah memberikan bunga kepada Yerim.

'Kenapa hatiku terasa perih'

"Eoh? Jungkookie, kemarilah."

Jungkook berjalan mendekati ranjang Yerim.

"Ini untukmu."

Jungkook memberikan karangan bunga yang di bawanya.

"Gomawo."

Paper heart ▲ Jeon JungkookWhere stories live. Discover now