Ahop

570 93 5
                                    

Yerim mulai bekerja seperti biasa lagi, dia bingung dengan sifat oppa nya yang mendadak berubah.

[Flashback ON]

"Yerim-ah,"

"Ne, oppa?"

Yerim berjalan menghampiri Taehyung yang duduk di depan TV.

"Apa yang sedang kau inginkan?"

Yerim mengerutkan keningnya bingung.

"Jangan menyakiti eomma."

Taehyung terkekeh kecil.

"Aku tidak pernah menyakiti eomma, ada alasan di balik kenapa aku mengancammu."

"Aku tidak mengerti maksudmu."

Taehyung mengelus surai coklat milik Yerim, tapi tidak seperti apa yang Jungkook pernah ceritakan kepada Taehyung.

Taehyung tadi mendapatkan rambut yang rontok.

"Kau bisa menanyakannya pada Jungkook nanti, sekarang katakan apa yang kau inginkan?"

Yerim mengetuk ngetuk dagunya.

"Aku ingin kau menyayangiku sebagai adik."

Taehyung tersenyum manis melihat tingkah Yerim yang berubah manja.

"Baiklah, tapi mulai sekarang kau berhenti kerja. Arra?"

"Tapi aku sudah menyukai pekerjaanku."

Yerim mengerutkan bibirnya.

"Kau tidak perlu bekerja, kau cukup meminta apa yang kau inginkan padaku, arraseo?"

"Ne, oppa."

[Flashback OFF]

"Aku harus menemui Jungkook."

Yerim menggunakan sepatunya dan keluar dari rumahnya,

♪♪♪♪

Yerim berjalan memasuki cafe yang dulu adalah tempat kerjanya, karena sekarang Yerim telah mengundurkan diri.

Jangan tanya kenapa dia kesini. Yerim ingin menemui Jungkook, tapi dia lupa bahwa dia tidak memiliki nomor Jungkook,

Jadi beginilah sekarang, Yerim terpaksa menunggu Jungkook di cafe milik hyung nya itu.

"Yerim-ah?"

Yerim menoleh ke arah sumber suara. Ah, ternyata itu Wonwoo.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau sudah mengundurkan diri?"

"Oh, oppa. Aku kesini ingin menemui Jungkook."

Yerim tersenyum kepada mantan bosnya itu.

Wonwoo duduk di hadapan Yerim, dan membalas senyumannya.

Aku memang harus merelakannya.

"Kau tidak menghubunginya?"

"Aku tidak memiliki nomornya."

Yerim memutar mutar ponselnya.

"Akan ku berikan."

Wonwoo menggeser layar ponselnya, mencari kontak Jungkook di ponselnya.

"Ini."

Wonwoo memberikan ponselnya kepada Yerim. Yerim menyalin nomor yang tertera dihadapannya.

Yerim menghubungi nomor yang baru saja di salinnya.

'Ting!'

Yerim menoleh ke arah pintu cafe yang terbuka, terlihat seorang pria yang di tunggunya.

Jungkook mengerutkan alisnya memandangi ponsel yang di genggamnya.

"Nomor siapa ini?" Gumamnya.

"Itu nomorku."

Jungkook mundur selangkah mendengar ucapan orang yang berada di depannya.

"Yerim-ah, kau mengejutkanku saja."

"Mianhe."

Jungkook memutar bola matanya malas, dan berjalan ke arah meja yang di duduki hyung nya.

"Kookie-ah, kau sudah datang. Yerim sedari tadi menunggumu."

"Eoh? Benarkah?"

Jungkook menolehkan pandangannya.

"Kenapa kau menungguku?"

"A--"

Wonwoo menyela perkataan Yerim.

"Aku akan pergi dulu."

Wonwoo pergi dari meja yang di dudukinya tadi tanpa persetujuan dari keduanya.

Aku tak enak denganmu hyung, tapi perasaanku sakit ketika kau bersama Yerim.

"Apa yang ingin kau katakan? Dan kenapa kau kesini? Sekarang musim dingin, bisa saja kau sakit lagi dan kau tau kau i--"

"Ya! Berhentilah mengomel Jungkookie."

Yerim mulai kesal dengan omelan Jungkook, dia tau sebenarnya biat Jungkook itu baik. Tapi jangan menyebalkan seperti itu.

"Baiklah, sekarang katakan apa yang ingin kau katakan."

"Ada yang ingn ku tanyakan."

"Apa?"

Jungkook membuka jaketnya dan menaruhnya di atas kepala kursi yang di dudukinya.

"Aku ingin bertanya, apa alasan Taehyung oppa mengancamku?"

Jungkook berusaha mencerna dan mengingat apa yang dimaksud oleh Yerim.

Ah, yang itu.

"Itu karena oppa mu ingin kau tau betapa sulitnya bekerja dan bagaimana caranya mengatasi kehidupan di dunia yang keras seperti ini, dan dia tidak mau kau menjadi gadis manja yang hanya tau menghambur hamburkan uang

Dan dia tidak pernah menyiksa eomma mu, justru dia menyayangi eomma mu. Dan dia sangat menyayangimu Yerim-ah. Percayalah dia pria yang sangat baik."

Yerim terdiam mendengar ucapan Jungkook.

"Aku selalu bersifat kasar padanya, padahal dia ingin mengajariku meskipun caranya sangat tegas untukku. Aku selalu kabur dari rumah setiap malam dan menangis."

Sekarang justru Jungkook yang terdiam.

Menangis? Setiap malam? Apa dia wanita itu?

Ah tidak mungkin.

♪♪♪♪

Don't forget to vote and comment, readers.🚲

Lvs,
Roundcloud.

Paper heart ▲ Jeon JungkookWhere stories live. Discover now