Yeol Hana

598 92 0
                                    

"Itu aku."

♪♪♪♪

"Ternyata kita pernah bertemu sebelumnya."

Yerim justru terkekeh, mengetahui bahwa Jungkook lah yang pernah ada di saatnya butuh seseorang untuk mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja.

"Kau ini, aku juga tidak menyangka, sih."

Jungkook terkekeh dan mengelus surai coklat milik Yerim.

Rambut ini bahkan tidak rontok lagi, apakah dia sudah sembuh? Tapi dia tidak pernah melakukan kemoterapi'.

"Kau kenapa?"

Yerim memperhatikan wajah Jungkook yang terlihat bingung melihat tangannya.

"Oh? Tidak apa-apa."

"Jungkook-ah."

Keduanya menoleh ke arah sumber suara, ah ternyata Taehyung.

"Wae? Hyung."

"Ada yang ingin ku bicarakan, bisakah kau ikut bersamaku?"

Jungkook menatap Yerim sebentar, Yerim mengangguk kepada Jungkook.

"Ne. Hyung."

Jungkook mengikuti Taehyung yang berjalan ke arah belakang rumahnya.

"Jungkook-ah, aku pernah mendengarmu menanyakan tentang kemoterapi kepada Yerim.

Tapi kemarin ketika aku mengelus rambutnya, tidak ada rambut rontok di tanganku."

Jungkook melihat Taehyung dengan wajah cemasnya, meminta jawaban dari Jungkook.

"Aku pernah mengelusnya dan waktu itu rambutnya sempat robtok dan tadi ketika aku mengelusnya lagi rambutnya tidak rontok."

"Aneh."

Jungkook dan Taehyung sama sama berfikir tentang apa yang tengah terjadi dengan Yerim.

"Apa dia benar-benar terkena kanker?"

"Aku tidak sakit kanker."

Jungkook dan Taehyung terkejut melihat Yerim yang berdiri di depan pintu belakang.

"Aku masuk rumah sakit karena kecapean."

Yerim duduk di tengah tengah Jungkook dan Taehyung yang duduk di gazebo.

"Dan rambut ku rontok, memang karena aku salah pake shampoo dan satu lagi, muka ku pucat karena aku kecapean setelah itu aku menonton drama."

Yerim menjelaskan apa yang terjadi agar kedua pria di sampingnya itu tidak salah paham.

"Kalian mengerti?"

"Kami mengerti."

Taehyung dan Jungkook mengangguk-anggukkan kepala mereka.

"Dan sekarang jangan berfikir bahwa aku sakit parah, arra?"

Yang mendengarkan hanya mengangguk angguk paham.

"Oppa, kau juga tidak perlu bertanya tentang apa yang aku inginkan. Aku tidak akan banyak meminta padamu."

Taehyung hanya tersenyum melihat adiknya itu, setidaknya dia tidak menjadi wanita yang senang dengan banyak uang dan menghambur-hamburkannya.

"Ne, Oppa mu ini mengerti dan oppa senang aku tidak menjadi wanita yang suka menghambur hamburkan uang."

"Tentu saja."

Yerim memeluk Taehyung yang duduk tepat di sampingnya. Buat pertama kalinya Yerim merasakan pelukan Taehyung yang begitu nyaman.

"Oppa aku menyayangimu."

Yerim mendongakkan kepalanya menatap Taehyung yang juga sedang menatapnya.

"Oppa juga menyayangimu Yerim-ah."

Jungkook hanya tersenyum melihat kehangatan yang tercipta antara Taehyung dan Yerim.

Yerim melepaskan pelukannya, dan beralih menatap Jungkook di sebelahnya.

"Dan kau Jungkook, jangan mengomel terus. Kau terlihat seperti ibu-ibu hamil."

Jungkook mengerutkan wajahnya dan melipat tangannya di depan dada.

"Aku kan hanya mengkhawatirkanmu."

Yerim terdiam, entah apa yang dia rasakan sekarang yang dia tahu hanya ketika bersama Jungkook dirinya merasa nyaman dan aman.

Yerim merasakan pipinya memanas akibat perkataan Jungkook.

"Ya! Pipimu memerah Yerim."

Jungkook dan Taehyung terkekeh melihat wajah Yerim yang kini berubah menjadi tomat.

"Ya! Aku kepanasan."

"Kau konyol sekali Yerim-ah, sekarang sedang turun salju. Bahkan kau tidak menggunakan baju dingin."

Taehyung tertawa melihat tingkah aneh adiknya itu.

"Ya! Oppa kenapa kau tidak membantuku membela diri?"

"Apa yang bisa oppa mu ini bela Yerim. Ah, lebih baik aku masuk ke dalam dulu."

Taehyung berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kenapa kau tidak menggunakan coat atau jaket Yerim?"

"Aku lupa."

Lagi dan lagi, Jungkook menyampirkan jaketnya di kedua bahu Yerim.

"Apa sekarang terasa hangat?"

"Sedikit."

Jungkook menggeser tubuhnya mendekat ke Yerim. Jungkook melingkarkan tangannya di tubuh kecil milik Yerim.

Yerim terdiam menerima perlakuan dari Jungkook.

"Apa sekarang terasa hangat?"

Jungkook menaruh dagunya di atas kepala milik Yerim.

"Apa sekarang terasa hangat?"

Jungkook melihat ke bawah untuk menatap Yerim,.

"Um? Tentu."

Yerim mencoba menutup kegugupannya.

Perasaan apa ini, jantungku seperti ingin melompat.

♪♪♪♪

Don't forget to vote and comment, readers.🏎

Lvs,
Roundcloud.

Paper heart ▲ Jeon JungkookWhere stories live. Discover now