Akibat tabrakan itu Hani terjatuh dan itu membuat pinggangnya langsung terasa nyeri. Hani tidak menjerit tapi gadis itu hanya mengusap pinggangnya pelan. "lo ngapain sih han?" tanya Alvin dengan nada yang lebih bisa disebut dengan omelan dan mendengarnya membuat Hani mendongakkan kepalanya dan mereka saling tatap, satu – satunya yang Hani dapati hanyalah ekspresi jengkel yang menghiasi wajah Alvin.

Dan Hani tau betul jika ia sedang jadi tempat pelampiasan amarah Alvin yang memang sangat mudah meledak. Gadis itu mengangkat dagunya sedikit "ya jalan" ucap Hani datar dengan ekspresi tak perduli, gadis itu memilih untuk berdiri dan meninggalkan Alvin beserta emosi tak terkontrol milik pemuda itu.

"Hani jangan kabur kita belum selesai!" teriak Alvin tidak terima, membuat Hani berbaik, dengan ekspresi datar gadis itu memeletkan lidahnya kearah Alvin dan berlari sekencang yang ia bisa.

..

Zandar berjalan tak tentu arah sambil memijit dahiya yang terasa sangat pening, bagaimana bisa ia terus – terusan jadi bahan pelampiasan amarah tidak jelas oleh orang yang sama?.

Pemuda itu menghela nafasnya pelan dan memilih untuk bersandar pada salah satu pohon untuk setidaknya tidur dan mungkin itu bisa membuatnya melupakan masalahnya saat ini.

Mata Zandar terbuka ketika ia mendengar ada langkah yang mendekat kearahnya, pemuda itu mulai kesal karena ia bahkan belum sampai lima menit sampai ditepatnya duduk dan sekarang ada orang lain yang mengganggunya?, pemuda itu berdiri dan melihat kearah sisi lain dari pohon yang tadinya ia jadikan sandaran tersebut.

Dahi Zandar berkerut saat ia melihat seorang gadis yang tengah menyalakan ponselnya setelah mengeluarkannya dari kantong roknya. Gadis itu tidak duduk bersandar pada pohon dan hanya bernaung dibawahnya, ia bahkan tidak menyadari keberadaan Zandar. Zandar memutar otakya untuk mencoba mengenali gadis yang seingatnya pernah ia ajari cara membuat bangau kertas dan mulai jongkok dibelakang gadis itu.

....

Hani hanya menatap ponselnya degan ekspresi datar ketika bendar persegi itu terus menerus berbunyi, Hani memang tidak tau apa yang mereka bahas tapi sudah dapat Hani pastikan kalau isi group kelasnya sedang perang, kenapa group kelas Hani? Karena itu satu – satunya group chatting dimana Hani menjadi salah satu anggotanya.

Gadis itu mulai mencek isi dari goup chat kelasnya.

Sofia :gue gak ngerti dah! Apaan sih ini! Kemarin main tonjok – tonjokan eh sekarang juga!

Alis Hani otomatis terangkat saat membaca pesan pertama yang ia baca, pesan dari Sofia yang membuat Hani menyimpulkan bahwa gadis itu terlalu penasaran dengan apa yang terjadi.

Jeva : ya elah sof! Lo habis hibernasi? Lo baru bangun? Gosip paling paas kok gak tau!

Hani mengerjapkan matanya saat membaca pesan Jeva, gadis itu mulai sedikit kebingungan karena ia mengira kalau hanya anak perempuan yang berminat dengan yang namanya gosip.

Sofia :lha daripada elo ? cowok kok tau banget sama urusan gosip?

Senyuman Hani otomatis terkembang tipis saat ia tanpa sadar menyetujui apa yang ditulis oleh Sofia didalam pesannya.

Jeva :asem ! gue gak bakalan ngasih tau elo apa yang bikin elo kepo.

Senyuman tipis Hani mulai menghilang digantikan oleh sebuah senyuman sinis saat gadis itu melihat seorang Jeremy Vadarro mulai mengancam Sofia, seperti yang sudah biasa terjadi kedua sejoli itu akan mulai berperang.

Sofia :yaelah! Emang elo kira gue cuman ngechat elo napa? Ini itu group chat! Ada banyak orang disini dan gak cuman elo , jadi pasti ada yang mau ngasih gue jawaban.

INTROVERTWo Geschichten leben. Entdecke jetzt