Coffee-18

9.4K 1.1K 17
                                    

Prilly masuk kedalam rumah lalu ia kaget saat melihat bunda sudah duduk di soffa dengan 4 koper besar disebelahnya

"bunda, mau kemana?"

"cepat cek kamarmu, barang apa saja yg masih tertinggal. waktu kita sudah tidak banyak lagi"

"tapi maksud bunda apa?"

"bunda akan jelaskan nanti"

Kemudian bunda berlalu keluar rumah, seperti hendak menelfon seseorang. prilly pun berlari menuju ke kamarnya di lantai dua dan menyeruak masuk kedalam. hatinya mencelos sedih saat membuka isi lemari, tak ada satupun pakaian nya yg tertinggal. ia beralih ke nakas, meja rias dan meja belajarnya, bersih semua.

Prilly menghela nafasnya, apa maksud bunda melakukan ini?

Prilly teringat sesuatu, ia kemudian mendekat ke nakas lalu membuka laci paling bawah. benda itu masih ada ternyata, jar yg berisi biji kopi kesukaannya. dengan cepat prilly memasukkan benda itu kedalam tasnya lalu kembali ke ruang tamu

"bunda, apa yg terjadi?"

"kita akan ke Sydney sekarang, kita tinggal disana"

"apa? Sydney? kenapa? kenapa harus pergi, bunda?"

"cepat ke mobil!" bunda justru membentak prilly

"aku tidak akan ke mobil sebelum bunda menjelaskan kenapa kita pergi!"

"bunda ingin menjauhimu dari lelaki barista itu!"

Deg!!

.

.

Prilly merasa kakinya lemas dan kepalanya mendadak pening. ia baru saja melewati sedikit kebahagiaan bersama ali, tapi sudah sebesar ini rintangannya.

"ti..tidak bunda, prilly tidak akan pergi" lirihnya dan air mata berhasil lolos dari sudut mata hazle nya

"jangan sampai bunda menyeretmu keluar dari rumah ini secara paksa!"

"kalau bunda mau pergi, silahkan, tapi aku tidak akan pergi sampai kapan pun!"

"prilly!!"

"apa? bunda tidak pernah mengerti bagaimana rasanya jadi prilly! jadi anak remaja yg kehilangan kasih sayang orang tuanya sejak hampirr 10 tahun lamanya, dan sekarang, setelah prilly menemukan kebahagiaan, bunda merebutnya karena keegoisan bunda sendiri?! dimana letak kasih sayang bunda padaku?"

"stop!! kau juga tidak akan mengerti rasanya menjadi bunda! sekarang cepat masuk ke mobil!!"

Bunda lalu menarik tangan prilly secara paksa, prilly masih mencoba memberontak namun sayangnya ia tak mau menyakiti bunda dengan memberontak lebih kasar. prilly hanya bisa menangis sambil sesekali menoleh kebelakang, memandangi rumah yg sudah ia tinggali selama hampir 16 tahun ini. begitu banyak kenangan bersama ayah nya dulu ada dirumah itu, tapi kini dengan berat hati prilly harus meninggalkan Armidale dengan alasan kurang jelas dari bunda nya.

.....

Ali sedang duduk di soffa ruang tamunya sambil memangku gitar ditemani oleh kaia. mereka berbincang berdua dalam suasana hangat. entahlah, rasanya memang selalu ada yg kurang sejak ibu meninggal. keduanya masih begitu merindukan sosok ibu

"li, bagaimana pekerjaanmu?"

"semua lancar kai"

"lalu prilly? sudah hampir 1 minggu aku tidak bertemu dengannya"

"dia baik, tapi sepertinya bundanya kurang suka padaku"

"memangnya ada apa?"

"entah, kami sempat bertemu dan dia marah padaku karena sudah mendekati prilly"

Coffee Love Story (re-publish)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें