Coffee-2

17K 1.6K 7
                                    

Ali memarkir mobil nya kemudian mengambil kantong yg berisikan biji kopi di kap belakang mobilnya. Ia pun masuk ke caffe dan menyerahkan biji kopi itu pada rassya, rekan barista sekaligus sahabatnya

"Tumben lama? Paman gros menyuruhmu mencangkul lagi? Atau mencabut wortelnya? Atau memetik tomatnya? Atau bahkan merapikan tanah kebun seledri nya?"

Ali tertawa "hari ini hanya mencabut wortel saja"

Rassa hanya mengangkat kedua bahu nya kemudian berlalu ke tempat penyimpanan biji kopi.

Ali kembali ke konter kopi sembari memperhatikan pelanggan nya yg datang cukup ramai sore ini. Ali tersenyum, gadis meja nomer 15 itu masih terjaga disana bersama novel romance nya.

Entahlah, ali hanya bisa memperhatikannya dari jauh. Ali merasa ia dan gadis itu tak sepadan, ada jarak yg menghalangi mereka tapi saat ali menatapnya, ali merasa ingin sangat dekat dengan gadis itu. Ali ingin sekali bisa berbicara banyak pada gadis itu, tapi sepertinya susah mencari waktu lenggang antara mereka karena prilly terlihat seperti gadis kuliahan yg cukup sibuk. Tak apa lah, memperhatikan dari jauh saja ali sudah senang.

"Hay li! 2 cappuchino dan 2 slice brownies untuk kami yaa" ucap si gadis kembar menyebalkan yg selalu datang pada ali dengan seribu tingkah centil nya

"Baiklah, duduk di table nomer berapa?"

"Kalau disini saja bagaimana?" ucap siera menggoda

"Maaf, pelanggan sudah kami sediakan meja dan kursi untuk bersantai" jawab ali datar

"Tapi aku ingin duduk disini sambil memperhatikan mu, ali" ucap siena

"Aku disini untuk bekerja, bukan untuk menampilkan pertunjukan" ucap ali yg masih sibuk dengan 2 cup kopi dan mesinnya

"2 brownies coklat, sekarang" teriak ali dari konter depan ke kitchen kemudian ia kembali fokus dengan cappuchino nya

"Ali, apa kau tau apa yg baru dari ku hari ini?" tanya siera

"Tidak"

"Ayolah, tebak dulu"

"Bajumu"

"Bukan, ali"

"Celanamu"

"Tidak"

"Bh dan celana dalam mu"

"Oh ali! Kau sungguh menarik sekali" ucap siena tersipu, padahal ali menjawab pertanyaan siera dengan asal. Entahlah, bingung menghadapi 2 gadis SMA ababil ini

"2 cappuchino dan 2 brownies cokelat sudah siap, silahkan pilih tempat duduk anda, nona manis" ucap ali dengan senyum mautnya dan berhasil membuat kedua gadis kembar ini terpekik kegirangan kemudian berlalu dari hadapan ali dengan nampan yg berisikan pesanan mereka, ali pun hanya menghela nafas pelan setelah gadis2 itu pergi.

"Bagaimana rasanya menjadi idola para wanita?" tanya bian dengan senyum jailnya.

"Seru, asik, tapi sedikit menyebalkan jika spesies gadis yg kau temui seperti mereka" ucap ali sambil tertawa kecil

"Nikmati saja li, jika kau butuh bantuan menghadapi mereka, 2 malam pun akan ku layani" ucap bian si otak mesum itu dan membuatnya mendapat lemparan serbet dari ali

"Aku tak sepicik itu pada wanita" jawab ali

"Good job, bro! Jangan seperti aku, akan ada banyak masalah yg kau temui nanti" ucap bian menepuk pundak ali

"Pasti, aku pulang dulu" ucap ali saat ia memperhatikan jam yg melingkar di tangannya sudah menunjukan jam 5 sore, tapi sebelum pulang ali kembali melirik ke meja nomer 15 itu dan gadis nya masih disana.

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now