Coffee-3

14.4K 1.5K 4
                                    

Pagi kembali menyapa, prilly tengah mempersiapkan dirinya hendak menuju ke kampus. dengan pakaian casual serta boots cokelatnya membuat prilly semakin cantik. setelah semua siap, prilly kemudian berlalu ke ruang makan

"pagi bunda" sapa nya pada bunda beli

"pagi, makan lah dulu sarapan mu, bunda harus ke kantor sekarang"

"baiklah bun"

Sebelum berlalu, bunda beli mencium pucuk kepala prilly sejenak lalu pergi. prilly hanya bisa mengangkat kedua bahunya melihat kesibukan sang bunda, ia terbiasa sendiri sejak ayah meninggal, dan sejak itu pula hubungannya dengan bunda menjadi sedikit renggang.

Setelah menikmati sarapan nya, prilly bangkit dan meninggalkan rumahnya. ia menuju ke halte bus di persimpangan jalan, sembari menunggu bus, ia kembali pada novel nya.

...

Ali sudah siap dengan jeans lusuh, kemeja yg agak kebesaran di badannya dan sepatu kets nya yg mulai robek, tak lupa kupluk kebanggaannya bertengger di kepalanya. ali keluar dari kamar kemudian menuju ke meja makan kecil nya. disana sudah ada kaia dan ibu mad

"li, kau lama sekali" protes kaia

"maaf kak, aku terlambat bangun"

"ayo sarapan, lalu antar aku ke rumah sakit"

"baiklah"

Keluarga kecil sederhana ini pun menikmati sarapannya.

Rutinitas ali pagi pagi sebelum berangkat kerja yaitu mengantar kaia ke tempat kerja nya kemudian kerumah paman gros.

Ali sudah diperjalanan mengantar kaia ke rumah sakit di pusat kota, ali tersenyum saat mengingat dirinya kemarin tanpa dibayangkan bisa mengantar gadis meja nomer 15 itu kerumahnya. ali belum tau namanya tapi justru ia sudah mengetahui rumahnya, tak apa, setidaknya ali tau satu hal dari gadis itu.

"apa yg sedang kau fikirkan?" tanya kaia sambil menatap ali, mengetahui adiknya tersenyum sendirian membuat kaia menatapnya aneh

"tidak, tidak ada"

"lalu apa senyum mu akan muncul begitu saja jika kau tak memikirkan apapun? apa kau mulai gila?"

"ya aku gila, gila karna kau" tangan ali kemudian terulur untuk mengacak rambut sang kakak

"aliii! bos ku akan memarahi ku jika penampilanku berantakan!" umpat kaia pada adik jailnya itu

"bilang pada bos mu kalau kau punya adik paling tampan se Armidale ini dan siap menikahi nya tahun depan" ucapnya percaya diri

"bagaimana jika bos ku laki-laki?" kaia mengembangkan senyum kemenangannya saat mengetahui wajah ali berubah tegang

"ya.. katakan padanya, kakak ku siap dinikahi olehnya tahun depan" ali kemudian tertawa berhasil kembali mengerjai kakaknya

"aku turun dulu, kerja yg baik li" ucap kaia saat mereka sudah sampai

"kau juga kak, jangan genit pada bos mu" ucap ali mengejek kaia

"aku bukan wanita penggoda. aku turun dulu, aku menyayangi mu" ucap kaia kemudian turun

"aku lebih" lirih ali saat kaia sudah berjalan menjauhi mobilnya. ali masih memandangi tubuh kaia sampai benar benar masuk kedalam rumah sakit. ia adalah malaikat penjaga yg baik bagi kaia. setelah kaia menghilang dari pandangannya, ali kembali melaju kerumah paman gros.

Namun saat diperjalanan, ia melihat gadis meja nomer 15 nya tengah termenung di halte bus. ali menepikan mobilnya kemudian ia turun dan menghampiri gadis itu.

"termenung di halte pagi pagi bukan pekerjaan yg menghasilkan uang, nona" ucapan ali berhasil membuat prilly terkejut dan ia pun bangkit dari duduknya.

"bar! apa yg kau lakukan disini?" tanya prilly kaget, ia tak menyangka akan bertemu dengan ali pagi ini.

"tidak ada. hanya melihatmu melamun kemudian berniat menghampiri mu"

"ah bar! untung kau datang. aku ingin ke caffe sekarang, aku bosan"

"kau tidak pergi kuliah? caffe belum buka sepagi ini"

"tidak, dosen ku sakit hari ini, jam ku kosong sampai siang. aku bingung harus apa" ucap prilly lesu dan terduduk lagi di halte.

"memangnya terdiam dirumah mewahmu terasa begitu membosankan?"

"sangat bosan. ajak aku pergi bar!" pinta prilly dengan wajah memohon nya.

Ali tak kuasa menahan diri, ia hanya mengangguk kemudian prilly terpekik bahagia.

"yeayy! ajak aku kemana pun hari ini bar!" ucap prilly kemudian ia berlari pergi dari halte menuju ke mobil ali. ali hanya bisa tersenyum melihat tingkah gadis meja nomer 15 nya yg sangat menggemaskan itu.

Diperjalanan, prilly tak hentinya bercerita tentang hari hari nya. Ali hanya mencoba menjadi pendengar yg baik bagi gadis disebelahnya sambil kadang melempar candaan untuk membuat gadis itu tertawa.

Akhirnya ali pun menghentikan mobilnya di halaman rumah paman gros.

"Ini dimana li?" tanya prilly saat turun dari mobil

"ini rumah paman ku, paman gros"

"wah, sangat luas. apa dia seorang petani sayuran?"

"hanya pekerjaan sampingannya. ayo ikut aku"

Ali berjalan lebih dulu kemudian diikuti oleh prilly. mereka masuk ke rumah paman gros yg hanya tinggal bersama Jim, anak laki-laki nya yg berusia 5 tahun, istrinya meninggal saat melahirkan Jim, untung nya jim selamat dan paman gros sangat mencintai putra semata wayangnya ini.

"uncle ai!" seru jim saat melihat ali, jim berhamburan memeluk ali yg kebetulan langsung berjongkok saat mendengar sapaan jim.

"hay jim, mana ayah mu?" tanya ali lalu ia bangkit sambil menggendong jim.

"ayah sedang mengulus ladang seledli nya dibelakang" ucap jim cadel

"baiklah, kau sudah makan?" jim hanya menggeleng sambil memperhatikan prilly yg berdiri disebelahnya.

"uncle, pacal mu cantik" bisik jim tapi masih terdengar oleh ali dan prilly.

"dia temanku, berkenalan lah padanya"

"hallo aunty, aku jim" jim mengulurkan tangan mungilnya pada prilly dan disambut hangat pula oleh prilly.

"hay jim, aku prilly"

"pli..ly?" ulang jim, karena ia masih susah dalam mengeja nama prilly.

"ya, plily" ucap prilly

"aku memanggilmu lily saja, itu menyusahkan ku" ucap jim serius dan membuat ali serta prilly tertawa melihat ekspresi anak kecil itu.

"baiklah, terserah kau saja jim"

"jim? kau tau? kau mendahului ku mengetahui namanya" ucap ali. menyadari bahwa ali belum mengetahui namanya, prilly pun tertawa kecil.

"wah wah, ada tamu rupanya, silahkan duduk" ucap paman gros yg muncul dari pintu belakang.

"paman, kenalkan ini temanku" ucap ali

Paman gros mendekat kemudian berjabat tangan dengan prilly.

"aku prilly, paman. senang bertemu dengan mu"

"aku gros, senang bertemu dengan mu juga cantik"

"dad, dia pacal uncle ai kan?" tanya jim pada ayahnya

"sepertinya begitu" ucap paman gros tersenyum jail

"hanya teman, jim" tegas ali pada jim

"baiklah, silahkan duduk. akan ku buatkan teh untuk kalian"

Ali dan prilly mengangguk kemudian duduk di ruang tamu paman gros. ali sibuk menemani jim bermain serta mendengar celotehannya, namun prilly, ia masih sibuk memandangi ali yg sangat telaten menjaga jim, membuat prilly kadang ikut tersenyum saat ali dan jim tertawa kecil.

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now