Coffee-23

8.8K 1K 7
                                    

Ali, kaia, paman gross dan jim sudah sampai di Sydney. tempat yg cukup asing bagi mereka karena suasananya pun berbeda 180 derajat dengan Armidale. ali menghela nafas, bisakah ia menemui gadis itu di tempat seramai ini nantinya?

Baru saja menginjakan kaki di tanah Sydney beberapa jam yg lalu tapi fikiran ali sudah melayang ke gadis itu lebih dulu.

"kai, dimana apartemen kalian?" tanya paman gross pada kaia

"apartement kami di Waldorf Parramata Apartement di Bankstown Street. kalau paman dimana?"

"aku dan jim di Meriton Serviced Apartments Parramata, hanya 10 menit dari apartemen kalian"

"yasudah, paman dan jim ke apartemen dulu saja, istirahat, besok kalian sudah harus survey tempat di Sydney Park, aku pun harus ke rumah sakit juga untuk melengkapi data ku"

"baik kalau begitu aku dan jim kembali ke apartemen dulu. ali, besok aku menunggu mu di apartemen. telfon aku kalau kau sudah di depan apartemen ku" ucap paman gross menepuk pundak ali

"ya paman, hati hati. bye jim" ali mengacak rambut jim sebelum anak itu masuk kedalam mobil

"bye uncle, bye aunty ia"

"bye lil bos"

Paman gross dan jim kemudian melaju pergi begitupun ali dan kaia, mereka juga menuju apartemen mereka yg tak jauh dari restauran tempat mereka makan siang tadi.

Saat sampai di apartemen yg dituju, kaia dan ali turun dengan barang bawaan mereka masing masing lalu melakukan registrasi. setelah mendapat kunci, keduanya berlalu ke kamar mereka, kamar nomor 2610 di lantai 2.

Ali dan kaia dibuat kaget saat melihat apartemen yg akan mereka tinggali. dilengkapi dengan ruang tamu cukup luas dengan balkoni dilengkapi peralatan elektronik lainnya, dapur dan bar kecil serta hampir dengan peralatan masak yg lengkap, dan 2 kamar tidur yg cukup luas juga sudah berisi tempat tidur, lemari besar, kamar mandi di setiap ruangan dan perlengkapan lainnya. maklum, di Armidale dulu mereka hanya tinggal di rumah sederhana dan kamar yg tak seluas ini, perlengkapannya pula tak sebagus apartemen ini.

"kai, bagaimana soal tagihan apartemen ini setiap bulannya? apa kau sanggup membayarnya?"

"li, tenang lah, gajiku di Sydney cukup untuk membayar sewa apartemen, makan untuk kita berdua setiap bulan, jalan jalan setiap minggu, bahkan mencicil mobil baru"

"kenapa bisa?"

"jabatanku cukup tinggi di sini dan bos ku menghadiahi aku apartemen gratis ini selama 6 bulan. jadi aku masih bisa menabung untuk tagihan setelah itu"

Ali menatap kakaknya dengan tatapan kagum, ia tersenyum, bangga sekali dengan apa yg sudah diraih kaia dan inilah hasil kerja kerasnya selama ini.

"maaf aku masih suka merepotkanmu, kai" ucap ali dengan nada sesal tapi senyum mengembang di bibirnya

"sst! aku hanya memiliki dirimu, adik dan penjaga terbaik ku didunia, aku bekerja dan akan melakukan semua untuk mu, karna aku pernah berjanji pada ibu bahwa aku akan menjagamu sampai kau benar benar bisa menjadi mandiri"

Ali terharu, kakaknya yg satu ini memang benar amat sangat menyayanginya. ali memeluk kaia erat begitupun kaia. kedua kakak beradik ini meluapkan kehangatan satu sama lain dan diam diam ali berdoa dalam hati

"Tuhan, temukan kaia dengan lelaki yg bisa menjaganya lebih baik dari aku menjaganya. aku sangat menyayangi kaia, selamanya akan tetap begitu"

***

Prilly terduduk di kursi roda sambil memandangi kota Sydney dari jendela kamar rawatnya. ia tersenyum getir, ternyata kenyataan pahit dan amat sangat berat harus dihadapi lagi. tidak cukup kah cobaan yg dulu dulu menghampirinya membuat prilly tersiksa sampai kenyataan baru yg lebih pahit lagi harus muncul?

Coffee Love Story (re-publish)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant