Coffee-1

38.3K 2K 17
                                    

"selamat pagi nona, 1 tanzania peaberry coffe dan 2 slice blueberry cheseecake lagi untuk hari ini?" sapa barista tampan yg biasa dipanggil ali ini pada pelanggan setia nya

"hahahaa kau tau itu sudah menjadi pekerjaan utama mu setiap hari, bar" ia memanggil ali dengan panggilan bar, walaupun ia tau nametag yg dikenakan lelaki itu bertuliskan namanya tapi menurutnya ali adalah barista terbaik yg ia temui di kota Armidale, Australia ini

"baiklah, silahkan duduk di meja nomor 15, nona"

Ia hanya tersenyum kemudian berlalu ke meja tempat biasa ia akan duduk untuk menikmati kopi nya.

Perkenalkan, namanya prilly. Prilly Bridania, gadis yg berumur 20 tahun dan sudah hampir 15 tahun terakhir ini tinggal di Armidale bersama bunda nya. Sejak prilly berumur 5 tahun, mereka pindah untuk urusan bisnis ayah nya, namun setelah sukses menjadi pengusaha kaya, justru ayah nya meninggal 5 tahun yg lalu akibat serangan jantung. perusahaan property itu kini di jalani oleh bunda nya dan akan diwariskan untuknya setelah prilly usai melanjutkan S1 kuliahnya di University of New England.

Meminum kopi setiap hari bagi prilly menyenangan, sejak mencicipi kopi di caffe kecil ini, ia mulai ketagihan. hampir 15 dari 25 daftar kopi yg disajikan disini sudah ia cicipi dalam waktu 2 tahun terakhir sejak caffe ini dibuka.

Menurut prilly caffe ini unik, semua hampir dihiasi prabot warna cokelat dan hiasan vintage di setiap sudut ruangannya. ia menyukai atmosfir caffe yg menurutnya sunyi, tenang dan sejuk walaupun hanya di hiasi dengan suara dentingan bel pesanan yg sudah jadi, suara deru mesin kopi, suara tawa pegawai caffe ini dan suara mesin kasir.

Hanya dengan hal itu saja bisa bisa membuat prilly bahagia apalagi kebetulan caffe ini dikelilingi taman yg sepertinya sengaja dirancang agar menimbulkan suasana sejuk di sekitarnya. prilly biasa membawa novel bertema romance kedalam caffe ini, ia biasa menghabiskan waktu setelah jam kuliahnya disini untuk menikmati kopi kesukaannya.

"pesanan nona cantik sudah siap, selamat menikmati" ucap ali sembari meletakkan pesanan prilly diatas meja

"terima kasih bar, mana aldo? biasanya dia yg mengantar pesanan ini padaku?"

"aldo sedang libur hari ini"

"baiklah, terima kasih bar"

"aku ingin mengingatkan mu satu hal sebelum pergi, namaku ali, bukan bar atau barabas atau barbara atau barabere"

Prilly tertawa kecil "tapi aku suka memanggilmu bar"

"karena?"

"karena kau barista terbaik yg pernah aku temui"

"terima kasih nona, aku permisi"

Prilly hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian ali pun berlalu. prilly kembali membuka halaman novel terakhir yg ia baca.

...

"li, apa kau mau ke gudang kan hari ini?" tanya rassya

"iya, tuliskan catatan biji kopi yg habis, nanti akan aku ambilkan di gudang"

Rassya mengangguk kemudian menuliskan catatan biji kopi yg habis. sembari menunggu rassya, ali memilih memperhatikan gadis di meja nomer 15 yg masih sibuk dengan novel nya "cantik" gumamnya pelan

"kalau hanya melihat saja tanpa berani mendekati, dia akan lari" ucap rassya sambil menepuk pundak ali

"hahahaa aku tak seberani itu untuk mendekati gadis secantik dia"

"hey bro! wajahmu melebihi kadar tampan lelaki normal dan kau tak perlu khawatir soal itu"

"sudahlah, aku mau ke gudang sebentar" ali lalu keluar melalui pintu samping, ia masuk ke mobil cvehy c10 tahun 1964 berwarna hijau tosca milik nya, mobil klasik peninggalan ayahnya

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now