Coffee-14

10.5K 1.1K 7
                                    

Kaia dan ali masih bersimpuh di pusaran yg berisikan batu nisan bertulis nama si empunya.

Madani Syarief

- 25-09-1975
- 25-06-2016

Prilly, paman gros dan jim hanya berdiri dibelakang mereka. kaia dan ali sudah tidak menangis lagi seperti kemarin, namun dalam hati sesungguhnya mereka hancur kehilangan pondasi hidup mereka.

Jim, seolah mengerti suasana hati ali, ia pun mendekati ali

"uncle, oma mad sudah menjadi malaikat, kan?" ucapnya sambil memeluk leher ali dari belakang

"ya, dia sudah menjadi malaikat paling cantik disurga sana"

"jangan menangis ya uncle ai dan onty ia"

Ali mengangguk lalu membawa jim ke pelukannya.

"ali, kai, ayo pulang" ucap paman gros lalu keduanya mengangguk

Ali dan kaia bangkit. air mata prilly masih menetes sedari tadi. sesingkat itukah pertemuannya dengan ibu Mad? belum sempat berucap apapun pada ibu Mad soal anak lelaki yg kini mengusik harinya, namun ibu Mad sudah meninggalkan semuanya lebih dulu.

"hey, kenapa masih menangis?" tanya ali lalu membawa prilly ke pelukannya

"sudah prill, ibu sudah bahagia disurga" ucap kaia yg ikut menenangkan prilly

"onty lily kenapa menangis? ini kan ibu nya uncle ai?" ucapan jim berhasil membuat semuanya terkekeh, paman gros lalu menggendong putranya

Ali melepas pelukannya pada prilly "kau yg menyuruhku kuat tapi justru kau sendiri yg menangis" ali menghapus air mata prilly

"aku tak sekuat dirimu bar"

"yasudah, kita pulang ya? kau butuh istirahat"

"aku mau pulang kerumah mu"

Ali mengangguk sambil tersenyum lalu menggandeng tangan prilly dan semua kembali ke rumah.

Sesampainya dirumah ali, suasana sepi dan hening menyelimuti perasaan kakak beradik ini. bau lemon dan vanili yg menjadi ciri khas ibu, membuat keduanya sangat rindu.

Ali terdengar menghela nafas beratnya, prilly yg menyadari itu kemudian bangkit dan berlalu ke dapur untuk membuat teh.

"uncle ai, masih sedih?" tanya jim mendekati ali

"tidak jim, aku baik baik saja" jawabnya dengan senyum

"tidak bohong?"

"tidak"

Jim hanya mengangguk lalu bergelayut manja di dada ali sambil menggenggam mainannya.

Prilly datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi cangkir teh

"ayo semuanya silahkan diminum dulu" ucap prilly, ali hanya tersenyum menatap gadis itu

"maaf, aku merepotkan mu" ucap ali

"sst. aku sudah menganggap rumah ini seperti rumah kedua ku. jangan sungkan lagi"

"ah li, jika aku masih muda dan menemui gadis seperti prilly, akan ku kunci menjadi milikku" sela paman gros dan berhasil membuat keduanya malu

"tanpa paman suruh pun akan aku lakukan" jawab ali

Prilly hanya bisa menunduk malu. jim kemudian beralih pada prilly yg duduk disebelah ali

"onty, kau belum menjadi pacal uncle?" tanya jim

"belum sayang"

"ah, kalau jim besal, jim akan melebut mu dali uncle" ucapnya sedikit terbata dan cadel

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now