Coffee-7

11.5K 1.2K 7
                                    

Pintu pun berdecit, tanda ada seseorang yg memasuki caffe. bian tersenyum memandangi siapa yg masuk namun gadis itu mengisyaratkan pada bian untuk tetap diam. ali yg masih sibuk dengan cup dan mesin kopi, tak menyadari kedatangan gadis itu sampai akhirnya ia mulai berbicara.

"1 cup tanzania peaberry coffe and 2 slice blueberry cheseecake please, sir"

Ali sontak menoleh pada suara dihadapannya dan sedetik kemudian tersenyum manis saat mengetahui pelanggan nya sore ini.

"for sure, prilly" jawab ali dan kini justru prilly yg tersipu. ia pun berjalan ke meja nomer 15 yg selalu kosong ini. entahlah, padahal prilly tak pernah membooking meja ini sebelumnya tapi setiap ia datang, meja pasti ini selalu kosong.

Tak perlu lama menunggu, ali sudah datang dengan membawa nampan yg berisi pesanan prilly.

"bar, apa karyawan dicaffe ini tak boleh menemani pelanggan nya duduk atau sekedar berbincang disini?" tanya prilly saat ali sedang menghidangkan kopi dan cake prilly

"dengan senang hati"

"baiklah, temani aku kalau begitu" ucap prilly dan ali pun mengangguk kemudian duduk dikursi sebelah prilly

"bagaimana di kampus hari ini?" tanya ali memulai percakapan

"seperti biasa, membosankan"

"kenapa? karena tidak ada aku?" ali menggoda prilly, prilly mengangguk

"makanya aku datang kesini setiap hari, aku ingin bertemu dengan barista terbaik ku dan menghilangkan segala kebosanan ku, sambil mencium aroma kopi terbaik buatannya dan menikmati manisnya blueberry cheesecake"

Ali hanya tersenyum mendengar penjelasan prilly.

"oh ya! apa meja nomer 15 ini selalu kosong dan tidak ada yg mau mendudukinya? karena aku merasa aneh dengan caffe ini, setiap aku datang, meja nomer 15 ini akan selalu kosong walaupun caffe ini ramai pengunjung" tanya prilly lagi

"entahlah, sudah hampir ada 10 pelanggan yg mencoba duduk disini namun selalu sial. entah kopi yg di minum tumpah sampai 4 kali, cake yg sangat susah di potong sampai sampai pelangganku harus menggigitnya langsung, entah handphone jatuh, dompet tertinggal, buku robek, dan masih banyak lagi hal aneh yg terjadi"

Prilly tertawa, apa memang sebegitu sialnya kah pelanggan pelanggan itu? "lalu bagaimana denganku? aku selalu baik baik saja disini?"

"mungkin kau berjodoh dengan meja nomer 15 ini"

"hmm.. mungkin, tapi semoga aku selalu baik baik saja"

Tiba tiba pindu berdecit lagi, langkah kaki yg sepertinya lebih dari 1 orang itu memasuki caffe.

"aliiiii!!" teriak 2 gadis kembar berseragam SMA itu kemudian hendak menghampiri ali namun ali dapat menghalaunya, ia bangkit dan menjauh dari kedua gadis SMA itu

"apa siena dan siera?" tanya ali geram

"aliii... kami ingin 2 gelas kopi tampan dari mu" pekik siera

Prilly hanya bisa tertawa melihat tingkah 2 gadis SMA ini apalagi ditambah melihat ekspresi ali yg ketakutan sambil berdiri di sudut tembok tepat dibelakang prilly.

"rassya! mereka mencari mu!" pekik ali. rassya dengan cepat keluar dari dapur dan tersenyum pada si kembar itu, ali tau bahwa rassya menyukai di sulung, siena

"apa ada pelanggan cantik ku datang sore ini?" ucap rassya, si kembar itu bergidik geli

"aku mencari ali! bukan mencari mu!" ucap siena ketus

Ali, prilly, bian, aldo dan sierra pun tertawa namun rassya masih kukuh dengan senyum tampannya

"bar, sana buatkan kopi dulu untuk mereka" ucap prilly lembut

Siera dan siena baru menyadari keberadaan prilly. mereka pun menatap prilly sinis

"siapa dia, ali?" tanya siera

"dia prilly"

"siapa dia?" ucap siena bermaksud menanyakan siapa prilly sebenarnya

"pacarku!" ucap ali dengan cepat dan tegas, ia berharap semoga kedua gadis ini tak lagi mengganggunya setelah mengatakan bahwa prilly adalah pacarnya

Prilly menoleh kebelakang kemudian menatap ali dengan tatapan yg sulit diartikan namun ali justru tersenyum tenang padanya.

Gadis kembar itu memasang wajah kecewanya kemudian berjalan ke konter kopi menemui rassya yg memasang senyum kemenangannya.

Ali kembali duduk kesebelah prilly.

"prilly, maaf, akan aku jelaskan semuanya padamu nanti"

Prilly hanya mengangguk, jujur sebenarnya ia pun senang bisa dianggap pacar oleh ali walaupun hanya sebagai penghalau agar si kembar itu tak lagi mengganggunya. jatung prilly berdegup tak karuan, ia gemetar, pandangannya mengarah ke novel yg ada ditangannya namun fikirannya melayang.

"pacarku!" kata kata dan suara tegas ali tadi masih terngiang di benaknya, sungguh rasanya sangat menegangkan tadi, tapi tak bisa disembunyikan senyum prilly masih terukir dibibirnya sampai sekarang.

"apa mereka menyukaimu?" tanya prilly

"Mungkin, mereka hanya akan datang secara cuma cuma kesini membuang uang orang tua mereka kemudian duduk dan memperhatikan ku bekerja, padahal mereka tidak suka kopi"

"perjuangan, mereka berjuang demi orang yg disukai nya"

"tapi aku tidak menyukai mereka, aku hanya menganggap mereka layaknya adik"

"setidaknya menghargai usaha mereka, tidak salah kan?"

Ali hanya mengangkat kedua bahunya.

...

Caffe sebentar lagi akan tutup, prilly masih disana menunggu ali karna ali berjanji akan mengantarnya pulang sebagai permintaan maaf telah mengakuinya sebagai pacar dihadapan si kembar menyebalkan itu.

Sebenarnya prilly menolak, namun ali selalu bisa membuat hatinya luluh dan prilly pun menerima ajakan ali.

"nona, mau pulang sekarang?" tanya ali yg sepertinya sudah siap untuk pulang

"ayo, apa semua sudah beres?"

"sangat sudah"

Prilly bangkit dari duduknya kemudian berjalan beriringan menuju ke mobil ali.

"aku lelah hari ini" keluh prilly sambil memasang wajah lelahnya pada ali, sungguh! ini sangat menggemaskan, ingin sekali rasanya mencubit kedua pipi chubby itu

"ada apa? kau ada masalah?"

"masalahnya besok dosenku mengadakan quiz ekonomi dan aku lelah belajar"

Ali menggeleng dan tertawa kecil, ia reflek mengacak lembut pucuk kepala prilly. jantung prilly lagi lagi terasa bergetar, getarannya sangat kuat, hampir saja ia pingsan dibuat oleh ali.

"aku akan mengajari mu ekonomi malam ini"

"kau yakin?"

"sangat yakin, aku akan datang kerumah mu jam 7 malam. bagaimana?"

"bagaimana kalau belajar dirumah mu? kau masih punya janji itu padaku"

Ali tertawa kecil lagi "dasar penagih hutang" lanjutnya

Prilly menjulurkan lidahnya pada ali "jadi, sekarang kita kerumahmu, kan?"

"siap nona"

"yeayy!" pekik prilly didalam mobil kemudian ia bersenandung mengikuti lagu yg sedang diputar di mp3 mobil ali. ali tersenyum melihat tingkah lucu prilly, sesekali ia ikut bersenandung bersama gadis disebelahnya ini dan kadang mereka bisa tertawa saat suara mereka keluar dari nada lagu atau terdengar fals.

Romantis bukan hanya soal bunga, boneka dan hadiah saja kan? apa ini tidak cukup romantis? bernyanyi berdua, tertawa berdua bahkan saling bertingkah aneh berdua, itu sudah cukup bagi kedua insan yg sedang jatuh cinta diam diam ini. berharap suatu saat nanti, keberanian akan muncul pada keduanya agar bisa mengungkapkan perasaan satu sama lain.

Coffee Love Story (re-publish)Where stories live. Discover now