Part 7

22.3K 1.9K 35
                                    

PART 7

RENATA

"Kak Alex, ini apa-apaan! Kenapa mataku pakai ditutup seperti ini?"

"Sudah kamu diam saja, kamu harus nurut. Kita sudah sepakat bukan."

Saat menjemputku tadi Kak Alex menanyakan kenapa aku tidak mengenakan salah satu baju yang kemarin sempat dibelikannya untukku, karena aku tidak bisa berbohong padanya, maka aku menceritakan semuanya, bahwa Mama sudah membakar semua yang ia berikan oleh karena kesalahpahaman antara aku dan Mamaku kemarin malam.

Awalnya Kak Alex memang marah, tapi karena itu bukanlah kesalahanku ia memaafkanku, tapi dengan satu syarat. Hari ini aku harus menuruti semua perintahnya tak terkecuali dengan perintahnya yang satu ini, menutup kedua mataku.

"Okey, kita sudah sampai," ucapnya.

"Berarti sudah boleh dibuka kan?"

"Eitsss... nanti dulu, belum boleh." Aku mendengar dia turun dari mobilnya.

"Ehhh...Kakak tunggu dulu!"

Saat hendak membuak slayer yang menutupi mataku, tiba-tiba saja aku mendengar pintu sampingku terbuka dan tangan seseorang mencegah aku membuka mataku.

"Sudah dibilang jangan dibuka."

"Tapi…."

"Ayo, turun. Aku akan membantumu berjalan."

"Pelan-pelan Kak, aku takut jatuh."

"Tidak akan, aku sudah memagangmu."

Aku keluar dari mobil dibantu oleh Kak Alex. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuat oleh Kakak laki-lakiku itu padaku.

"Okey, stop." Aku menghentikan langkahku.

"Ayo, kapan ini dibuka. Gelap sekali, aku sudah seperti orang buta saja meraba-raba seperti ini!" Kesalku.

Aku mendengar ada suara orang lain di sekitarku, bukan cuma suara Kak Alex. Beberapa suara itu terdengar sedang terkikik.

"Sabar dong, akan kubuka tapi janji jangan menangis."

Aku mengerutkan keningku mendengar ucapan Kak Alex. Belum sempat aku bertanya, Kak Alex sudah lebih dulu membuak penutup mataku.

"SURPRISE!!!"

aku terkejut dengan apa yang kulihat saat ini, benar apa yang dikatakan Kak Alex tadi. Aku menangis. Menangis melihat apa yang sudah mereka lakukan untukku.

"HAPPY BIRTHDAY, REY!" ucap mereka serempak.

Aku melihat Mommy membawa sebuah kue tart dan di atasnya diletakan tujuh belas lilin yang telah dinyalakan dan di tengah tengahnya ada tulisan namaku.

Aku lupa jika hari ini adalah hari lahirku dan setiap tahunya aku pun selalu lupa karena tidak ada yang memberitahuku jika aku sedang ulang tahun. Dulu yang aku tahu, Mbok Nah-lah yang selalu mengingatkanku jika aku tengah berulang tahun, namun entah sejak kapan keluarga inilah yang selalu mengingatkanku atas hari kelahiranku ini.

Ya Tuhan bahkan Mamaku saja tidak pernah memberiku ucapan selamat ulang tahun, tapi kenapa keluarga yang bukanlah keluargaku ini yang selalu memberikannya untukku.

Air mataku memang tidak bisa kubendung jika kejadiannya selalu seperti ini. "Tuh kan kamu nangis," ucap Kak Alex.

"Dia akan selalu seperti itu disetiap tahunnya." Aku melihat Kak Remy menghampiriku lalu memeluku ke dalam dekapannya.

"Happy birthday, my little sister..." ucap Kak Remy. Aku merasakan ia mengecup pucuk kepalaku.

Ia melepaskan pelukannya lalu mengusap air mataku. "Jangan menangis di hari baik ini, tersenyumlah…" ucapnya.

Love HurtsWhere stories live. Discover now