PART 3

30.3K 1.9K 79
                                    

RENATA

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, membiasakan cahaya itu masuk menyinari iris mataku. Tercium aroma obat di ruangan ini.

Ini di mana? Ini bukan kamarku.

Sebelah tanganku terbalut selang infus, aku baru ingat kalau tadi aku pingsan dan sebelum aku pingsan aku melihat Kak Rega menolongku.

"Ngeh!" Saat aku menggerakan sebelah tanganku yang satu lagi aku merasakan sebelah tanganku itu tengah digenggam oleh seseorang saat aku mengedikan tatapanku aku melihat wajahnya yang terlelap di sisi ranjangku.

"Kak Remy!" Gumamku tak percaya orang yang sedang menggenggam tanganku sambil tertidur pulas itu adalah dia.

Aku tersenyum memandang wajah tentramnya, dia begitu tampan. Andai dia milikku aku akan menjamah wajahnya saat ini, namun aku tak bisa melakukan hal itu, dia bukan milikku, dia milik orang lain.

Aku kembali mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan, aku baru paham jika ini di rumah sakit. "Argh!" Rintihku saat aku merasa lambungku terasa perih sekali.

Rintihan dan pergerakan tubuhku di atas ranjang. membuat seseorang yang tengah terlelap di sampingku itu terusik.

"Rey!"

Kak Remy langsung terjaga seketika itu pula. "Kamu sudah siuman?!"

Aku mengangguk sambil menahan sakit.

"Perutmu sakit?" tanyanya khawatir. Aku kembali mengangguk.

"Sebentar Kakak panggilkan dokter dulu!"

Sebelum sempat ia melangkah pergi aku lebih dulu menggenggam jemarinya dan dia kembali mengedikan bahunya sambil mengerutkan kening.

"Tidak perlu, Kak..."

"Tapi…."

"Aku tidak papa," sergahku, "aku hanya lapar…."

Dia tersenyum lalu mengelus pucuk kepalaku dan tanpa kusangka dia mengecup keningku dengan sayang.

"Kamu mau makan apa hem?" tanyanya sambil mengelus pipiku, aku sempat tersipu dengan perhatiannya itu.

"Aku mau makan bakso," jawabku.

"Tidak boleh, sekarang ini kamu cuma boleh makan yang lembut-lembut seperti bubur..." ujarnya.

Aku mencebikan bibirku kesal. "Kalau begitu kenapa harus tanya aku mau makan apa!" Kesalku.

Dia tertawa dan tak lama setelah puas tertawa dia mendekatkan wajahnya lalu berkata dengan berbisik. "Karena aku ingin menggodamu, kamu tahu Rey? Aku lebih senang melihatmu marah seperti ini dari pada melihatmu tidur tanpa pernah bisa merespon ucapanku seperti tadi, hal itu membuatku frustrasi. Jangan lakukan lagi ya…. Aku minta maaf karena sudah mengacuhkanmu, aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Dia kembali mengecup keningku dan kali ini lebih lama dan penuh kasih karena aku bisa merasakan kasih sayangnya itu.

"Kakak…."

"Aku menyayangimu, Rey... lebih dari apapun."

Ucapannya membuat jantungku berdetak cepat hingga terasa sesak. "Istirahatlah dulu, aku akan keluar mencarikan bubur untukmu. Aku pergi sebentar ingat jangan nakal," ucapnya sambil menjawil pucuk hidungku.

Aku menatap punggung berlalunya. Kenapa dia begitu baik, begitu manis dan begitu perhatian padaku? Kau membuatku semakin mencintaimu, Kak….

Aku meraba dadaku, jantungku berdetak kencang dan rasanya sangat sesak. Kenapa aku selalu merasakan sesak ketika dia memperlakukanku seperti itu? Apa karena cinta yang kupendam untuknya tak terbalas?

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang