Tiga

5.2K 578 68
                                    

Kakashi menaruh bukunya, dan mengambil sebilah kunai dari saku belakang celananya. Membuat kuda-kuda, seakan-akan sedang terancam.

Dan Shiina yang polos ini, semakin tak mengerti dengan reaksi Kakashi.

"Ka-kakashi-sensei?"

Mata takut Kakashi berubah menjadi mata yang mengancam. Sekarang ekspresi takutnya hilang, dan memandang Shiina seperti memandang musuh yang harus dilenyapkan.

"Ka, kakashi.. sensei?" Tanya Shiina terbata-bata, kini ia yang merasa terancam.

Anak ini.. sejak kapan berada dekat di belakangku?! Aku tak merasakan hawa keberadaannya. Kakashi berpikir.

Dan batu yang menghantamku tadi.. entah mengapa yang kurasakan adalah hawa pembunuh. Apa kah dari anak ini? Kakashi menatap tajam gadis polos di depannya.

Minato-sensei.. gadis bungsu mu ini.. terlalu misterius.

Berangsur-angsur Kakashi menurunkan tangannya, dan berdiri tegap, menyimpan kembali kunainya.

"Huu.." Shiina menghela nafas lega.

"Kenapa lagi?" Tanya Kakashi datar.

"Douka sensei. Jadi kan aku sebagai muridmu!" Ucap Shiina sedikit memaksa.

Kakashi menatap sejenak kearah gadis bermata biru tua itu. Menutup matanya, kemudian menggelengkan kepala.

"Maaf, cari orang lain saja." Kakashi membalikkan badannya, dan mulai melaju pergi meneruskan langkahnya yang sempat tertunda.

Shiina terdiam dengan rahang yang menggeras. Kesal yang kini ia rasakan, Kakashi begitu amat keras kepala, ia bingung harus memohon bagaimana lagi pada guru kalem itu.

Shiina pun menyerah, dan membiarkan pemuda bermasker itu pergi.

Shiina pun membalik, jalur yang ia lalui berlawan dengan jalur yang dilalui oleh Kakashi.

"Menyerah, kah.." desah Shiina sambil berjalan terhuyung hendak menuju rumahnya.

°°°

Pagi berikutnya telah tiba, fajar telah menyingsing di ufuk timur. Suara merdu burung berkicau pun begitu terdengar nyaring ke kediaman baru Shiina, lebih tepatnya Uzumaki Shiina.

Shiina telah menyiapkan makanan di atas meja, menu yang pasti sehat nan bergizi, karena kemarin Shiina sudah berbelanja bahan makanan.

Naruto pun datang dari arah kamarnya. Memakai jaket orange dan di punggungnya melekat ransel biru tua. Naruto terlihat berseri menghampiri meja makan.

"Ohayou, Naruto." Sapa Shiina datar.

"Ohayou, Imouto!" Balas sapa dari Naruto penuh kehangatan.

Naruto duduk di kursi, Shiina memberikan semangkuk nasi beserta beberapa lauk-pauknya ke hadapan Naruto.

"Itsumo arigatou," ucap Naruto penuh senyum.

Shiina mengangguk, langsung duduk di kursinya.

"Ittadakimasu!"
"Ittadakimasu.."

Keduanya mulai menyantap sarapan.

"Emmh! Oishi," gumam Naruto dengan mulut yang penuh.

Shiina hanya memandangnya, mengunyah perlahan makanan yang ada di mulutnya.

"Kau sepertinya senang sekali, Naruto." Ucap Shiina setelah berhasil menelan makanannya.

"Akhirnya kau bertanya, Shiina." Ucap Naruto semangat.

Naruto no Imouto (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang