Chapter Satu - Dunia Sempit

54K 2.6K 95
                                    

"Ayo semangat Karin. Kau pasti bisa mendapatkan kerja." 

Karin Harriston, gadis yang berusia dua puluh tiga tahun ini sudah siap untuk melamar pekerjaan, dengan kemeja putih polos, rok span hitam serta sepatu pantopel hitam, ia bersiap untuk mencari pekerjaan. Bukan hal mudah mencari pekerjaan, ekonomi sekarang tidak stabil dan banyak perusahaan yang terancam bangkrut hingga membuat banyak pengangguran. Namun, Karin tidak patah semangat, bagaimana pun caranya ia harus mendapatkan pekerjaan. Ia tidak mungkin terus bergantung kepada orang tuanya, Marc dan Karen Harriston. 

Mungkin jika kejadian lima tahun lalu itu tidak terjadi, mungkin sekarang Karin tidak perlu berusaha payah mencari pekerjaan dan harus tinggal dirumah sederhana ini. Perusahaan yang telah Marc bangun selama bertahun-tahun dan susah payah bangkrut karena ulah orang tidak bertanggung jawab, dengan seenaknya membawa kabur uang perusahaan Marc beratus-ratus juta hingga membuat Marc mau tidak mau memecat seluruh karyawannya dan membayar ganti rugi.

Ah, tapi tidak mengeluh, hidup itu seperti roda, selalu berputar kapan pun. Kau mungkin sekarang bisa ada berada di atas, hidup mewah dan bersenang-senang, namun kau tidak tahu kan kapan kau akan berada di bawah? 

Hal yang harus Karin syukuri dalam hidupnya adalah Marc dan Karen selalu mengajarkan ia sebuah arti kesederhanaan. Jadi, ketika orang tuanya bangkrut Karin sudah siap memikul sebagian hidup mereka.

"Karin, ayo sarapan." Teriak Karen.

"Oke, Mom. Aku turun sebentar lagi." Karin bercermin kembali untuk memastikan ia siap dan tidak kurang apa pun.

-----

"Kau terlihat cantik dan rapi." Puji Karen ketika melihat Karin turun dan bergabung dengannya dan Marc di meja makan.

"Bukankah aku cantik karena menurun darimu?" Ucap Karin sambil mengambil roti dan mengoles dengan selai coklat dan keju, kesukaannya.

"Kau bisa saja, apa kau siap? Kau hari ini interview bukan?" 

"Tidak, Mom, aku akan keliling mencari pekerjaan hari ini. Surat lamaran pekerjaan yang ku kirim di email, belum satu pun ada yang membalasnya." 

"Apa kau akan baik-baik saja? Cuaca hari ini sangat terik, Daddy takut putri Daddy akan kelelahan diluar sana." Cemas Marc.

"Tidak apa, Daddy. Aku akan mencari disekitar sini dulu, lagipula aku sudah menandakan kemana saja aku akan pergi." Karin mengeluarkan koran yang berisikan lowongan pekerjaan dan sudah ada tanda lingkaran merah disana.

"Aku akan pergi sekarang, doakan aku agar aku mendapatkan pekerjaan hari ini." Karin mencium kedua pipi Marc dan Karen.

Marc dan Karen tersenyum haru, mereka bangga dengan Karin. Bukankah lebih baik begini? Setiap orang tua mendidik anaknya dengan sebuah kesederhaan dan selalu bersyukur dengan apa pun yang ia dapatkan? Bukan dengan membelikan apa pun yang anaknya inginkan dan membuat mereka manja.

-----

Karin meminum kopinya dengan lemas, ia sudah pergi ke tempat kerja yang ia tandakan dan sudah menaruh surat lamarannya, namun entah mengapa ia merasa pesimis. Jika kalian menganggap Karin adalah wanita tangguh, kalian benar. Namun, untuk beberapa keadaan Karin selalu merasa pesimis, seperti sekarang.

Tidak, Karin tidak boleh pesimis begini. Jika ia pesimis, bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan jika ia pesimis begini. 

Karin kembali mengeluarkan koran hari ini, ia membuka halaman lowongan pekerjaan dan mencari dengan hati-hati. Ia juga memberikan tanda-tanda merah pada pekerjaan yang ia inginkan, jika sudah ia akan segera ke perusahaan itu dan memberikan surat lamarannya. Ia sudah menyiapkan map merah dan surat-surat penting sebanyak yang ia butuhkan. 

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang