Para wanita, bahkan senior juga mengincarku. Banyak yang menjadi secret admirer dengan mengirimkan surat ke lokerku atau mengirimkan kotak makannya ke laciku.

Sungguh kuno.

Aku bahkan sempat menjadi prom night prince di acara dansa tahunan.

Padahal aku masih junior di sekolah ini.

Benar-benar masa SMA yang menyenangkan, bukan?


"June-ah! Kau mau lagi?" Donghyuk menawarkan sepiring tteboki yang dipegangnya.

"Tentu saja. Bukan Koo Junhoe namanya kalau menolak makanan." Ujarku cepat.

"Selagi Koo Junhoe yang mentraktir kita, makanlah banyak-banyak!!" Teriak Bobby yang membuat kami tertawa.

Jadi disinilah aku. Di warung tteboki. Aku bersama dengan keenam temanku, hanbin, jinan, donghyuk, yunhyeong, bobby, dan chanwoo.

Kami baru selesai bimbel malam. Biasanya, jika sedang stress , mereka akan menginap di rumahku. Namun untuk saat ini, kami hanya ingin makan tteboki.

Dan disinilah kami. Di warung tteboki dipinggir jalan. Kami semua baru pulang dari bimbel malam dan menghabiskan waktu bersama di warung kecil ini.

01.35 AM.

Kami masih sibuk bercerita di warung tteboki ini. Kurasa, sudah 4 piring tteboki yang kumakan.

Disela-sela mereka bercerita, aku melihat pemandangan di sekitar warung tempat kami makan.

Aku rasa yang paling banyak kulihat adalah pekerja-pekerja kantor yang mabuk.

Tidak jarang juga aku melihat anak SMA seperti kami berjalan kaki atau menaiki sepeda.

Ah, udara malam ini memang luar biasa menyejukkan.

Tunggu sebentar.

Wajah itu tidak asing bagiku.

Gadis yang sedang menyebrang itu!

Sepertinya aku mengenalnya!

Aku memfokuskan pandanganku ke gadis yang sedang berjalan di zebra cross.

Ia sedikit aneh. Memakai jaket, celana tidur dan sneakers .

Hah! Fashion macam apa lagi itu?

Ia berjalan melewati warung tteboki tempat kami makan.
Mukanya kelihatan jelas karena ia berjalan cukup lambat.

Bingo!

Benar dugaanku.

Si gadis maniak hadiah itu.

"Ya!Berhenti!" Teriakku.

Seisi warung itu menatapku heran.

Namun gadis itu tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilanku.

Ah, gadis gila!

"Kau kenapa, Jun?" Tanya Bobby.

Aku tidak menjawab dan melesat mengejar gadis itu.

Cukup beberapa detik sampai aku menahan tangannya dari belakang.

"Yak!" Dengan kasar ia melepaskan cengkramanku dan melihatku.

Ekspresinya terlihat makin terkejut.

"K..k-au?" Tanyanya gugup.

"Ya, ini aku. Apa kabar gadis maniak hadiah yang tak bertanggung jawab," ujarku sambil menunjukkan smirk mautku.

"Aish. Bukan begitu maksudku. Aku hanya..hanya...eh..terlalu sibuk bimbel," dia kelihatan sedang berpikir keras.

"Kalau begitu kau harus membayarku," ujarku sembari menatapnya lekat.

"Eh..begini..hehe..aku tidak bawa uang sekarang. Bagaimana kalau besok saja? Uangku, hanya cukup untuk membeli permen karet," ucapnya sambil merogoh saku jaketnya.

Ia benar-benar menunjukkan uangnya padaku.

Dan memang, uang itu benar-benar sedikit. Bahkan kurang untuk membeli seporsi tteboki.

"Kau ini aneh. Kenapa murid SMP sepertimu berkeliaran ditengah malam begini?Aish. Aku tidak mau tahu. Aku tidak bawa dompet dan aku harus membayar teman-temanku.
Kau, bertanggung jawablah dengan kupon hadiahku itu. Atau kau bayar semua makanan mereka." Aku mencari-cari alasan yang bagus untuk menjebaknya.

"Bagaimana bisa kau seceroboh itu?" Tanyanya sedikit heran.

Aish.

Gadis ini cerewet sekali.

Aku menariknya menuju warung tteboki.

"Yak! Apa-apaan ini!" Ia memukul tanganku sambil menahan tarikanku.

Aku terus saja menariknya.

Tak tahu mengapa, hanya saja aku ingin mengerjai gadis maniak unicorn ini.

Semua temanku heran melihat kedatanganku dan gadis gila ini.

"June-ah, siapa dia?" Tanya Hanbin.

"Kau! Bukannya kau gadis di supermarket itu?" Tanya Chanwoo antusias dengan wajah sumringahnya.

Chanwoo pernah bertemu gadis gila ini?

"Eh..iya.." Gadis gila disampingku ini kelihatan sedikit gugup.

"Kau masih SMP ya?" Tanya Yunhyeong antusias, namun tidak sedikitpun mengalihkann pandangannya dari gadis gila ini.

"Dia lumayan manis. Duduklah," ujar Jinhwan sembari memundurkan tempat duduk disampingnya.

Gadis ini pun duduk. Diantara aku dan Jinhwan.

Suasana menjadi canggung seketika. Semuanya sibuk memperhatikan gadis gila ini.

"Koo Junhoe, jelaskan pada kami secara detail," ucap Hanbin serius, memecah keheningan.

Semua menatapku horor. Kecuali gadis gila ini.

Ia hanya kelihatan gelisah dan gugup.

Midnight Admirer [COMPLETED]Where stories live. Discover now