FRTR-1-The Shocking Morning

42.5K 2.5K 97
                                    

FRTR-2-The Shocking Morning


Keadaan Rain sebenarnya lumayan buruk, perasaannya bahkan lebih hancur lagi. Pipinya semakin menirus, ia sudah bolong kuliah selama beberapa hari, makannya tidak teratur dan mandinya pun jarang. Ia tidak mau mandi, karena setiap kali ia melihat bathup, ia ingin menenggelamkan dirinya di sana. Faktanya, Rain sempat mempunyai pemikiran yang bodoh yaitu bunuh diri. Meskipun ia tahu, masih banyak lelaki di luar sana. Akan tetapi, baginya yang mampu membuat jantungnya berdebar aneh dan ia rasa butuhkan hanyalah Leon seorang. Hanya dialah yang mampu membuat Rain merasa perlu untuk melihat hari esok.

"AAAAAA! KAK LEON JAHAT...!!!" Rain berteriak histeris.

Ia berdiri di atas ranjangnya yang berseprai putih dengan banyak tisu-tisu penampung air mata dan ingusnya bertebaran di situ. Rain bukanlah gadis jorok, ia hanya sedang meratapi kebodohannya selama ini. Kebodohannya yang telah mencintai seseorang secara sepihak dengan segenap hatinya.

"Rain ... Rain," panggil Arya - kakaknya yang mengkhawatirkan pola tingkah Rain selama hampir seminggu ini.

"Rain, kakak mohon, jangan begini. Kamu harus makan ya?" bujuk Arya sembari mengetuk pintu kamar adiknya yang terbuat dari kayu jati.

Apa peduli Rain?

Gadis itu memandang sinis pintu kamarnya dan berpura-pura tuli. Ia masih betah untuk tenggelam dalam kesedihannya.
Apakah yang dilakukan Rain berlebihan? Sampai ia tidak mau turun untuk mengisi perutnya?

Nyatanya ia masih sadar akan kesehatannya, ia masih mau makan. Akan tetapi setiap kali ia berusaha menghabiskan sepiring nasi ke perutnya, nasi yang susah payah ia telan; entah kenapa malahan keluar dengan sendirinya.

"Ayolah Rain ... kalo kamu enggak keluar sampai Papah pulang, entar dikira kakak yang apa-apain kamu lagi," kata Arya dengan wajah cemasnya. Cemas karena setiap kali Rain menangis, ialah yang selalu disalahkan.

"SEBODO!" Rain melempar bantal berbentuk hati berukuran besar ke pintu, maka dari itu Arya sampai tersentak sekaligus mengelus dada.

Cukup sudah, Arya menyerah terhadap kelakuan adiknya. "Terserah kamu ya! Kakak enggak mau ngurusin kamu lagi! Semua yang kamu rasain itu juga kesalahanmu sendiri!" katanya tegas.

Rain yang sedang menangis tersedu-sedu kian mengeraskan tangisannya. "HUAAA! KAK ARYA JAHAT! SEMUANYA JAHAT!"

Arya yang mendengar hal itu cuma bisa berdecak.

"DASAR ANAK LABIL! LEBAY KAMU!" Dengan tega, Arya mencibir rasa sakit yang mendera hati adiknya.

Meskipun, ia tahu seberapa besar Rain mencintai Leon. Mungkin karena Arya tidak suka ambil pusing dengan yang namanya patah hati. Pemuda berumur dua puluh dua tahun itu tidak pernah merasa sakit jika diselingkuhi atau dibuang seperti sampah.

Omong-omong soal sampah, Rain sedang melirik ke balkon kamarnya yang terbuka lebar.

"Lexy sampah," ucapnya penuh kemarahan.

Wanita yang dihamili oleh Leon mulai tinggal bersama Keluarga Harjosuwarno biarpun belum diresmikan dalam hubungan legal. Mengetahui fakta itu, hati Rain jadi tambah luluh lantah. Lexy diandaikan sebagai angin tornado yang datang tanpa terduga dan merampas segalanya.

~°°~

Mata bengkak, lingkar mata hitam, dan tanpa senyuman, semua hal itu mengundang kerutan di wajah Miranda. Ia biasanya selalu disapa oleh si bungsu dengan senyum semringah dilengkapi bola mata yang berbinar indah di tiap pagi mereka bertemu.

TAG [ 2 ] : From Rain To RonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang