Duapuluh.

449 47 8
                                    

Previously...

"And I love you," bisikku di telinga Harry.

-----------------------------------------------------

Aku membantu Harry membereskan barang-barangnya. Aku sangat bersemangat bisa melihatnya setiap hari.

Lalu tangan Harry melingkar di pinggangku dari belakang. Ia menempatkan wajahnya di bahuku. Aku mencium pipinya sekilas dan kembali menyusun pakaiannya.

Setelah selesai, aku dan Harry pamit pada Hannah serta Mrs. Smith. Aku akan merindukannya. Hannah memelukku sangat erat dan benar-benar meminta maaf padaku.

"I'm going to miss you so bad," ujarnya sedih dan memelukku lagi.

"Aku akan sering datang ke sini, Hannah," jawabku sambil mengelus punggungnya.

Hannah mengangguk dan melepaskan pelukkannya. Aku beralih pada Mrs. Smith dan memeluknya lagi. Ia memelukku balik kali ini dan mengelus rambutku. "Jaga dia baik-baik, Indiana," ujar Mrs. Smith sebelum melepaskan pelukkannya. "Kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungiku," sambungnya lagi dan tersenyum.

Aku lagi-lagi mengangguk dan menjawab, "Pasti aku akan menjaganya."

Harry menggenggam tanganku saat berjalan menuju mobil lalu membukakan pintu untukku.

"Indiana!" aku mendengar suara anak laki-laki memanggilku.

Aku segera membalikkan badanku dan melihat anak kecil berbadan butal berlari ke arahku. Chan.

"Chan!" teriakku dan berjongkok untuk menjajarkan tinggiku dengannya. Tangan gendutnya memelukku erat.

Lalu aku mendengarnya menangis. "Kau dan Harry akan meninggalkanku ya?" tanyanya dengan lugu. Aku merasa sangat bersalah dibuatnya.

"Tidak kok, kami tidak akan meninggalkanmu. Kami hanya akan pergi sebentar," jawabku berbohong. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi selain berbohong, daripada aku harus melihatnya di banjiri air mata.

Chan melepas pelukkannya dan berkata, "Sama saja!"

Aku menggeleng dan menepis air matanya. "Beda, Chan. Meninggalkanmu berarti aku tak akan bertemu denganmu lagi, kalau perti sebentar berarti aku akan kembali lagi untuk melihatmu," jelasku panjang lebar.

"Kau berjanji akan kembali?" tanyanya lagi.

Aku mengangguk cepat dan tersenyum, kali ini aku tidak berbohong.

"Aku akan sangat merindukanmu, Indiana," ujar Chan dan berjalan ke arah Harry. "Dan kau, Harry. Kau jaga Indiana baik-baik, jika tidak, aku akan menggigitmu!"

Ucapan Chan membuatku tertawa terbahak-bahak.

"Coba saja kalau kau berani!" jawab Harry yang menjulurkan lidahnya.

Chan berlari ke arahnya dan mengambil tangan Harry lalu menggigitnya.

"AW!" teriak Harry. "Sakit, Chan!"

Kali ini, Chan yang menjulurkan lidahnya pada Harry. Aku tersenyum melihat tingkah mereka.

"Hey!" teriak seseorang dari ambang pintu Institut. "You're going to say goodbyes without me?!"

Aku melihat senyum Harry mengembang dan berjalan ke arah lelaki itu. Itu Liam. Liam berjalan sambil memegangi perutnya. Senyuman terukir di wajah tampan Liam.

Harry memeluk Liam layaknya sahabat karib. Lalu ia berjalan ke arahku dan tersenyum di depanku.

"Maafkan aku soal waktu itu, Indiana," ucapannya terdengar tulus. Kurasa itu impas untukku dan Harry.

Insanity. (Harry's Fanfiction)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin