Tujuhbelas.

557 36 36
                                    

Previously...

Mendengar hal tersebut, membuat kaki Indiana tak mampu menopang tubuhnya.

----------------------------------------

Warning!

This chapter contains sexual scene. If you're under 13, please be a wise reader. Or you can skip this chapter and wait for another chapter.


Entah kenapa aku merasa sangat bersalah pada Harry karena telah menganggapnya ia mempermainkanku. Tapi aku memang sedang benar-benar bingung dan Zayn hadir di kehidupanku. Ia mengisi setiap kekosongan yang ada di dalam hidupku. Ia mengisi lubang kecil yang ada di hatiku.

Aku duduk di kasurku dan menatap jauh ke pemandangan kota Amsterdam. Lagi-lagi, hujan mengguyur kota ini. Sangat deras, sama layaknya dengan air mataku yang keluar.

Kenapa harus Harry? Dan kenapa harus ada Zayn?

Dadaku terasa sangat sesak dan kepalaku pening. Aku mulai membaringkan kepalaku di bantal dan menangis lagi.


Harry's POV

Easy come, easy go

That's just how you live, oh

Take, take, take it all

But you never give

Should've known you was trouble

From the first kiss

Had your eyes wide open

Why were they open?

Gave you all I had

And you tossed it in the trash

You tossed it in the trash, you did

To give me all your love

Is all I ever asked

Cause what you don't understand

If I'd catch a grenade for ya

Throw my hand on the blade for ya

I'd jump in front of a train for ya

You know I'd do anything for ya

Oh ho,

I would go through all this pain

Take a bullet straight through my brain

Yes, I would die for you, baby

But you won't do the same


"Shut the fuck up, Liam!" teriakku padanya yang menyanyikan lagu untukku. Bukannya aku merasa lebih baik, aku malah merasa semakin tolol.

Setelah melihat keadaanku yang kacau, Mrs. Smith memberikanku dan Liam waktu untuk berbicara di ruang jam bebas.

Pemandangan yang kulihat tadi sangat tidak mengenakkan. Aku merasa seperti di tampar sekencang-kencangnya, sampai membuatku tak mampu berbuat apa-apa selain menangis. Lemah? Memang. Aku tak pernah bilang kalau diriku ini pria yang kuat. Aku hanya kecewa. Dia-perempuan pertama yang kucintai-menusuk jantungku bertubi-tubi.

Insanity. (Harry's Fanfiction)Where stories live. Discover now