"Eh, gue cuma pipis aja tadi."

"Uh, god, Ashton lupa ngunci pintu lagi." Dia memutar bola mata.

"Lo pacarnya?" tanya gue basa-basi.

Gue sebenernya gak penasaran. Tapi gue emang gak tau apa-apa juga sih tentang Ashton, soalnya dia kakak kelas gue dan dia lulus duluan.

"Iya, gue Bryana, dan lo? Kok gue gak pernah liat lo sebelumnya ya di party Michael?"

Bryana keluar dari bathtub dan mengulurkan tangan, gue gak yakin sih tangannya itu bersih apa enggak. Tapi karena Bryana keliatan yakin dan dia juga terlihat friendly, jadi gue jabat tangannya.

"Gue Katelyn, ini juga pertama kalinya sih gue ke party."

"Katelyn Arnold?"

Wow, gue gak tau kalau gue seterkenal itu.

"How did you know?"

"Kate?"

Sosok tampan tapi menjijikan pun muncul dari pintu.

"Hai, Bryana."

"Hai, Luke. Oh iya, Luke suka nyeritain lo kalau lagi bareng berempat, eh berlima maksudnya sama gue. Kadang dia suka ngejelekin lo, kadang juga muji lo. Dia labil banget emang. By the way, gue tau semua ceritanya kok dari awal, kita berempat tau, karena Luke gak mau berhenti ngomongin lo. Gue gak nyangka loh ternyata lo secantik ini, gue kira lo culun gitu tapi taunya nggak sama sekali. Gak aneh kalau Luke emang suka sama lo." jelas Bryana.

"Bry!" teriak Luke, dia memutar bola mata.

"Wow, terima kasih atas informasinya, Bryana." kata gue. Bingung mau ngomong apa lagi.

"Babe? Ngomong sama siapa?"

Ashton terbangun, dia keluar bathtub tanpa memakai baju.

"Ini, ada Katelyn sama Luke. Aku gak nyangka banget kalau ternyata Katelyn secantik ini."

"Masih cantikan kamu kok, Bry."

Ashton mencium Bryana sekilas, dan langsung mengulurkan tangan ke gue.

"Ashton. Lo mungkin pernah ketemu gue, tapi ini obrolan pertama kita ya?"

"Ash! Kamu belum cuci tangan!" teriak Bryana sambil memukul tangan Ashton.

Gue merasa jijik tapi gue tertawa pelan, sedangkan Luke tidak ragu-ragu memperlihatkan wajah jijiknya.

"Udah ah, gue sama Kate mau pulang. Duluan ya, dah!"

Luke langsung merangkul gue dan menarik gue keluar dari kamar mandi.

Gue nyaris jatuh gara-gara Luke jalannya kecepetan sedangkan kepala gue terasa berputar terus.

"Bryana gak bisa diem ya mulutnya?"

"Emangnya lo nggak?"

Luke memutar bola mata, "Dia nyaris ngebongkar semua rahasia gue."

"Tentang gue?"

"Tentang apalagi?"

Gue tertawa pelan, "Eh, gue kenapa tadi malem?"

"Kate, kita gak ngeseks pas malem. Gue gak mungkin ngambil keperawanan lo pas lagi mabuk. Tentang daleman lo itu.... gue ngintip pas lo ganti baju."

Gue memukul lengan Luke keras, "Kan! Gak salah lagi."

"Sakit tau!"

"Bodo. Terus-terus?"

"Iya udah, kita cuma ngedrunk, ngedance, oh iya, lo muntah tepat di depan gue dan kena baju gue, makanya pas tidur gue gak pake baju."

"Anjir seriusan?"

"Iya, ini sekarang gue pake baju Michael."

Anjir gue muntah? Malu-maluin banget.

"Anjir memalukan banget, ada yang liat?"

"Paling yang liat juga sama-sama mabuk."

"Oke, lo harus lupain tentang semalem."

"Bagian mana?"

"Semuanya! Eh, kok lo bisa inget sih?"

"Gue udah biasa mabuk, jadi ya gak tau kenapa, lama-lama alkohol gak mempan buat gue. Beneran mau lupain tentang semalem?"

"Bisa gitu ya. Harus! Lo harus lupain semuanya! Jangan kasih tau siapa-siapa."

"Tapi lo masih tetep mau dateng ke party kan? Temenin gue."

"Tergantung. Kalau guenya bosen sih ya gue pasti ikut."

Akhirnya, kita sampai di depan mobil Luke yang diparkir pinggir jalan.

Luke membuka pintu mobil untuk gue dan membiarkan gue masuk. Luke berjalan melewati mobil untuk masuk lewat pintu lainnya.

"Nih, minum obat ini." Luke membuka dashboard setelah masuk ke mobil, dia ngambil obat tablet dan memberikannya ke gue.

Gue mengambil satu biji obat yang dikasih Luke dan langsung menelannya.

"Gue berharap kepala gue meledak."

"Pusing banget ya? Kayaknya lo kebanyakan minum, gue lupa kalau lo baru pertama kali."

Gue memakai seatbelt dan langsung mencoba untuk tidur.

-----

capruk:(

Selfish | luke hemmingsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant