22

1.4K 177 0
                                    

"Good morning." sapa Luke, dia mengelus rambut gue dan menciumnya sekilas.

"Lah baru aja baikan udah main cium-cium."

"Lo suka kan?" Yesh, because i can feel my cheeks warm.

"Pantat lo, suka." Luke terkekeh pelan.

Gue berjalan ke halaman belakang sambil menggendong Bea. Akhirnya gue dibolehin deket sama Bea lagi, karena gue udah sembuh, tapi gue masih rada flu sedikit sih.

Setelah keluar, gue bisa merasakan hangat sinar matahari di pagi hari, udara yang bener-bener segar, dan dinginnya udara pagi di pegunungan.

Gue duduk di sebelah Neil, dan mendudukan Bea di pangkuan gue.

"Cie baikan sama Luke, ya."

Gue melotot, "Lo liat?"

"Siapa sih yang gak liat?" Pipi gue terasa panas lagi, gue blushing. Oh, please, no, masa semua orang liat?

"Hahahaha lo harus liat ekspresi lo tadi, ngakak sumpah. Pipi lo, hahaha. Gue bercanda kok, kayaknya cuma gue yang liat."

Gue memukul lengan Neil keras, "Ih bikin gue malu!"

"Aw, aw, aw. Keras amat mukulnya!"

"Nyebelin sih!"

"Iya-iya maaf, bercanda doang kok."

"Kakak kamu jahat ya, Bea." kata gue ke Bea dan Bea membalas dengan memukul wajah gue.

"Gue udah gak diperluin lagi dong ya."

"Dari dulu juga gue gak perlu lo."

"Oh gitu? Iya udah, gue tau sekarang."

"Eh nggak deh, bercanda doang. Gue butuh lo Neil di manapun gue berada, gue butuh lo."

"Najis anjir drama banget hidup lo."

"Lah serba salah, gue bilang gak butuh, marah. Gue bilang butuh, diejekin. Dede lelah mas."

"Anjir tai lo bikin gue enek."

"Sshh, gak boleh mengumpat kalau lagi makan, juga di depan anak kecil!" Ibu gue memarahi Neil, gue tertawa.

Lalu gue melihat-lihat ke arah lain, sampai akhirnya gue liat Luke yang membawa dua mangkok dan berjalan ke arah gue, dan

"Eh!" teriak Luke.

Luke terjatuh, untung mangkoknya gak kelempar, tapi isinya yang kelempar.

Dan bubur gandum pun mendarat di jidat gue, dan terus mengalir kebawah sampai terkena kepala Bea. Serasa lagi di kantin sekolah, nih.

Gue berkata, "Sasaran yang tepat."

Bea pun mulai menangis. Lagi-lagi, gue sial gara-gara Luke.


Selfish | luke hemmingsWhere stories live. Discover now