24

1.5K 182 10
                                    

Yah, sialan.
Gara-gara kita berangkat siang, dan perjalanan Colorado-Nashville selama delapan belas jam, jadinya keburu malem, dan kita harus nginep di motel buat satu malem.
Sialannya, gue satu kamar sama Luke. Ayah gue pesen satu kamar dengan dua kasur untuk gue dan Luke. Sedangkan Ayah sendiri pesen satu kamar dengan satu kasur king size untuk tidur dengan Ibu.

"Akhirnya gue tidur di kasur." Luke langsung menjatuhkan diri ke atas kasur setelah masuk ke dalam kamar.

"Anjir kasurnya keras banget, kecil pula."

"Cobain deh lo tidur di sofa."

"Nggak deh, makasih."

Luke memutar bola mata, dan dalam sekejap raut wajahnya berubah menjadi mengerikan/?

"Kate, tidur di satu kasur yuk."

"The f*ck? mending gue tidur di lantai."

"Dulu kan kita udah pernah sering tidur bareng, Kate."

"Itu dulu banget, kitanya juga masih bocah."

Luke cemberut, "Pleaseee?"

"Anjir gue merinding, please deh, gue masih virgin."

Kedua mata Luke membulat, "Seriusan?"

"Iya lah, gue kan punya penyakit kelamin." Gue mengejek Luke.

Luke terdiam, tapi dia tiba-tiba berdiri dan langsung mendekati gue.
Luke duduk di kasur gue lalu memeluk gue, dan gue terdiam bingung.

Luke berbisik, "Then, let me know if that's true, or not."

Gue langsung menendang Luke, sialannya, kurang keras, jadi dia cuma menjauhkan diri. Gue tadi berharap dia jatuh dari kasur.

"Gue bercanda, Kate!" Teriak Luke sambil kesakitan dan terus mengelus perutnya.

"Gak lucu ah." Gue marah dan langsung menyembunyikkan diri di dalam selimut.

"Kateee jangan marah, dong. Gue kan cuma bercanda."

Gue mengabaikannya, dan mencoba untuk tidur.

"Kate, please, maafin gue."

"Ya."

"Tidur berdua ya? Temenin gue."

"Sana ah!"

"Gue takut tidur sendirian, Kate."

"Apaan sih kita juga satu ruangan."

"Gue pengennya satu kasur."

"Sana ah, berisik!"

Dan tiba-tiba suasana menjadi hening, lalu gue mendengar suara desahan di kamar sebelah.

SERIOUSLY? MOM? DAD?

"What the f*ck!" Gue mengumpat kaget sekaligus ngeri, juga jijik.

"Gila, baru aja sampe kesini, orang tua lo...."

"Jangan sebut!"

Luke tertawa keras, "Yah, sayangnya sifat mereka gak menurun ke anaknya."

Pipi gue memanas, "Bodo!"

"Temenin gue yaaa?"

Gue mengabaikannya. Bukannya pergi, Luke malah memeluk gue dari luar selimut.

Nyaman:(

"Buka dulu sepatu lo."

Luke tertawa pelan dan langsung melepaskan sepatu hitamnya sembarang.
Gue mengeluarkan kepala dari selimut dan berbalik menghadap Luke, lalu membagi selimut untuk Luke.

Selfish | luke hemmingsWhere stories live. Discover now