12

2K 225 6
                                    

Karena ukuran tubuh gue dan Ibu sama, jadi gue pake dress punya Ibu buat ke prom. Sedangkan Neil nyewa satu set tuxedo.

Gue didandanin sama Ibu, terus gue menata rambut sendiri. Setelah selesai, gue pake high heels item satu-satunya punya gue.

"Ayo, Neil udah nungguin dibawah." Ajak Ibu gue, dia udah nggak ngamuk lagi kayak pas kemarin. Tapi hukumannya masih tetep berlaku.

"Ibu harap di sekolah bakal baik-baik aja ya, sayang" lanjut Ibu, gue cuma ngangguk.

Gue turun kebawah dianterin Ibu. Dibawah tangga udah ada Ayah nungguin sambil bawa kamera digital.

Tiba-tiba Neil muncul dibelakang Ayah. Anjir dia ganteng banget.

Gue tersenyum, "Ganteng banget lo Neil. Gue bingung kenapa lo bisa gak punya pacar hahaha."

"Ibu juga bingung. Neil, kapan mau nikah?" Ibu gue nanyanya kena banget ke hati(?).

"Ampun deh, tante. Neil mah mau nungguin sampe ada yang cocok aja." Jawab Neil, "Lah, lo sendiri juga gak punya pacar." Ejek Neil sambil ngejitak kepala gue.

"Woy, woy! Entar rambut gue berantakan."

"Udah, udah. Kalian yang cantik sama yang ganteng, ayo sekarang foto dulu." Kata Ayah gue, dia udah siap sama kameranya.

Neil memeluk pinggang gue. Gue tersenyum kearah kamera.

Setelah selesai acara foto-fotoannya yang lama banget gara-gara Ibu gue heboh pengen difoto terus, gue sama Neil naik ke mobil punya Neil.

"Eh iya, ini korsase bunganya." Neil ngeluarin korsase bunga yang udah ditempelin di pita, terus dia ngiketin pitanya di pengelangan tangan kiri gue. dan gue liat di saku jasnya juga udah ditempelin korsase bunga. Korsase bunga ini buat nandain kalau kita peserta acara prom.

"Dapet darimana?"

"Gue minta ke sekolah lo tadi siang."

"Niat banget."

"Lah, daripada nanti kita gak bisa masuk." Neil melajukan mobilnya.

"Padahal gue bisa mintain aja langsung ke panitianya pas udah sampe, panitianya juga temen gue."

"Yee kampret lo gak ngomong daritadi siang."

"Yah lonya juga gak nanya."

"Cantik-cantik bikin rese lo."

"Bodo amat."

"Eh, gue lupa bilang, lo keliatan dewasa banget tampilannya."

"Gue keliatan tua dong."

"Iya, tapi tetep cantik. Lebih cantik malahan."

"Ah lo pasti ada maunya ya muji-muji gue terus?"

"Gak ada, sumpah. Gue serius."

"Ah tapi gue gak mau harus pake make up terus-terusan."

Gue nyalain radio, dan ada lagu yang baru dimulai, gue gak tau lagu apa.

"Close your eyes, give me your hand, darling

Do you feel my heart beating?" Tiba-tiba si Neil nyanyi, gue terkejut, suaranya bagus banget.

"Gila, udah ganteng, pinter, lo bisa nyanyi?!" teriak gue.

"Biasa aja kali."

"Anjir lo perfect banget tau gak."

"Biasa aja kalii."

"Mau dengerin gue nyanyi gak?"

"Eh jangan! Entar kaca mobil gue pecah semua."

"Sialan lo." dia malah ketawa.

Tapi bener sih, suara gue emang jelek abis.

"I watch you when you are sleeping

You belong with me

Do you feel the same

Am I only dreaming

Or is this burning an eternal flame" Neil lanjut bernyanyi. Gue terus ngeliatin dia, lumayan konser gratis.

Selfish | luke hemmingsWhere stories live. Discover now