11

1.7K 230 0
                                    

Gue terbangun, ternyata udah jam lima pagi. Tangan Neil masih memeluk gue. Gue berbalik menghadap Neil, gue bisa lihat wajah Neil dari dekat, ternyata dia ganteng.

Dia gak pake baju, mungkin karena kemarin baju dia basah gara-gara gue tangisin jadi dia lepas bajunya.

Gue meletakkan telapak tangan gue di pipi Neil, terus gue sentuh hidungnya, gue juga pencet-pencet hidungnya, gue ketawa sendiri melihat perbuatan gue.

"Gue ganteng ya?" Tiba-tiba Neil ngomong.

"Lo udah bangun?"

"Ya iyalah, wajah gue juga lo mainin, jadi gue kebangun."

"Hehe sorry." Gue cengingikan.

"Gak apa-apa, gue suka." Neil membuka matanya.

Gue tersenyum, terus gue natap matanya, bagus banget, warnanya hijau. Eh, hijau?

"Neil, mata lo warna hijau?"

"Iya, hijau terang."

"Kok, beda sama keluarga?" Di keluarga hampir semua anggota warna matanya coklat sama hazel. Gue sendiri warna matanya Hazel.

"Gue anak adopsi, Kate."

Gue terkejut, gak nyangka ternyata dia anak adopsi, gak ada yang ngasih tau gue. Berarti, kita beda darah kelahiran, dong.

"Gue juga tau resminya pas kemarin-kemarin." Lanjutnya.

"Maksudnya?"

"Pas gue remaja, gue sadar kalau warna mata gue itu beda sama warna mata kalian semua, tapi gue kira wajar-wajar aja mungkin cuma karena jumlah melanin mata gue dikit. Tapi pas kemarin-kemarin Ayah gue sakit, gue mau donor darah buat dia tapi taunya golongan darah gue sama dia beda."

"Lo..... sedih?"

"Kecewa sih, makanya gue dateng kesini. Tapi pas dipikir-pikir lagi, ngapain kecewa? Orang tua gue juga masih tetep sayang ke gue." Gue tersenyum mendengarnya.

"Kok gue baru sadar ya warna mata lo beda?"

"Kita dulu masih kecil, gak akan nyadar lah. Gue juga baru ketemu lagi sama lo sekarang kan."

Iya juga. "Tapi, pas dari kemarin juga gue gak sadar."

"Mungkin lo telalu bego." Dia ketawa.

"Kampret lo."

"Lo jadi mau ke prom nggak? Kalau gak mau, gue bilang ke tante."

Gue berpikir. Setelah denger ternyata Neil diadopsi, gue jadi ngerasa pengen dateng ke prom sama dia, kali aja gue bisa bikin dia bahagia atau bisa aja dia ketemu jodoh disana. Tapi, gue juga males ketemu Luke sama temen-temennya.

"Yuk, siap-siap buat pergi ke prom." Ajak gue. Dia tersenyum.


Selfish | luke hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang