Satu Huruf Susah

420 15 2
                                    

"Punya pacar?" tanyaku pura-pura terkejut, pura-pura bego, padahal lagi asyik santai melahap semua keripik kentang sambil bersenandung ria. Kurasa, ini merupakan awal yang baik.

"Ya." jawabnya sedikit. Aku cuma tersenyum, inikah yang dirasakan Moona saat itu? Eh, tidak mungkin. Ia pasti sedang menangis meraung-raung.

"Siapa namanya?" Barangkali Moona tak diberitahu, apa daya Kisendrian langsung mengetahuinya.

"Tidak. Tidak akan kusebutkan,"
Aku terdiam. "Tetapi.." Wow, ada secercah cahaya!

"Apa? Tetapi apa?" aku langsung mendekatkan kepala ke layar smartphone seakan ingin tahu segalanya.

"Coba tebak saja." jawabnya santai. Nyebelin.

"Okay, okay.. tebak-menebak bukan perkara sulit bagi gue, apalagi menebak pacar laki-laki famous disini, sudah pasti ia cantik, benar begitu?" kuremehkan saja.

"Right." benar. "She's cool, too." tambah Gala. Sebenarnya sudah pasti jawabannya seperti itu, karena mana ada, sih, laki-laki yang 'katanya' famous atau bahkan laki-laki biasa saja menganggap pacarnya jelek? Apalagi dihadapan orang yang baru kenal.. So dumb.

**
Pagi ini matahari, sesuatu yang kusukai, seperti menyambutku membuka jendela. Wangi paginya yang menyenangkan ingin sekali kucium habis, lalu kukecup sumringah. First Conv aku dengan Gala memang istimewa. Ia berkata bahwa gadis itu--gadis beruntung itu--yang ia sebut W--ya, Gala tetap tak ingin memberitahuku, memanglah berbeda. Ia tak menyukai hal berbau kecewekan, ia gamers, ia salah seorang legend dalam situs komik rage. Nama dari setiap sosmednya--sungguh mencengangkan--hanya huruf W. Apa, sih, W itu?

Aku tidak peduli. Aku hanya memikirkan, bahwa kesan pertamaku dengan Gala, terlihat sempurna! Bagaimana tidak? Ia betah bicara padaku sampai larut malam! Balas cepat, balas banyak, oh, inikah awal yang tepat?

Matahari terus menyambutku.

**
Sebentar, W.
W, W, dan W. Otakku tak pernah berhenti memikirkannya. Di mulut tak peduli.. di hati lain lagi. W, gadis yang 'katanya' berbeda dengan yang lain, yang 'katanya' cantik dan keren, yang wujudnya, rupanya, latar belakang dan aktifitasnya, tak pernah kuketahui, yang menjadi penikmat Long Distance Relationshit ini, terutama yang selalu dipuja-puji Gala.. uh, masih menyimpan banyak misteri. Hanya soal-soal Al-Jabar yang buatku sejenak membuang pikiran ini jauh-jauh, walau akan balik lagi, lagi dan lagi, alias percuma.

Aku bingung bercerita pada siapa. Tak mungkin Ratri. Tak mungkin teman-teman di sekolahku sebelumnya, yang terkadang tidak nyambung. Okay, jujur, aku belum punya teman saat ini--menyedihkan. Eits, Moona?

**
Sosok itu keluar dari ruang guru membawa setumpuk kamus bau lemari, kerepotan, dan kacamatanya yang turun buatnya risih. Aku jadi berpikir dua kali untuk mengajaknya bicara--atau kubantu saja dia?

"Moona, biarkan aku--" dengan sigap kuraih setengah tumpuk kamus-kamus berdebu itu. Ia melukis senyum yang buat semua orang akan mensyukuri hidupnya. Aku balik melemparkan senyum, hatiku mengembang.

"Wah, terima kasih, Kisen!" Moona berterima kasih padaku. Aku senang, ia teman yang menyenangkan. Kurasa sebentar lagi kita akan menjadi teman, atau, bersaing sehat.

"Kulihat kau repot sekali. Maka dari itu aku bantu. Hehe," basa-basiku.

"Eh? Hehehe," awkward.

"Buat apa, sih, kamus tua ini? Mungkin kehadirannya sudah ada saat kakakku sekolah disini--8 tahun lalu. Lihat saja! Kertasnya robek, menguning, dan berdebu pula!"

"Aku tidak tahu, aku hanya mengikuti perintah Bu Hati," "Mungkin ada suatu kejutan darinya, kau tahu sendiri--Bu Hati sangat suka memberi 'kejutan' untuk kita!"

Aku tertawa kecil. Secara tiba-tiba, mataku tersorot ke arah kertas yang keluar jalur dengan lambang huruf W ditepinya.

"W!" Teriakku. Moona tersentak.

"Kenapa, Kis?" Moona bingung dengan tingkahku, aku bingung mengapa aku bisa lupa soal ini.

"W! Sebutan pacarnya Gala!" Tanganku secara otomatis menarik kertas itu, kakiku terhenti.

Moona juga terhenti, bahkan sebelum aku, "Hah? Kau tahu darimana?"

"Galanya lah! Kita kemarin bicara sampai malam.. uh, kuotaku, hahaha," aku berusaha membuat iri Moona. Moona tersenyum pahit.

"Kira-kira apa itu W? Jangan-jangan kau sudah tahu namanya!?" Nadanya menyeru.

"Tidak.. aku hanya tahu garis besar kepribadiannya."

Kami saling menatap. Moona membuka mulutnya.

"Inisial nama-kah?"

GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang