Freak Break (2)

342 18 0
                                    

Freak Break yang aneh dan memuncak, adalah saat salah seorang memperjuangkan, salah seorang lagi berniat memberhentikan. Aku mendapat itu sedari awal, tetapi pada Galaksi baru saja terjadi.

Galaksi sepertinya tahu jika aku telah membaca pesannya, dan ia langsung membalas penuh kekhawatiran.

"Wedka minta putus, apa yang harus gue lakuin?"

Ya putus. Kataku dalam hati.

"Entah."

"Bantu aku, kau sesama perempuan," "Harusnya lu ngerti dan--,"

And i'm not your future wife, huh?

"Berilah ide, gue harus ngapain,"

Aku sempat berpikir untuk mengabaikannya, sungguh, kau datang disaat yang mematikan. Aku masih dalam rasa terkejut bukan kepalang mengingat begitu manisnya hubungan kalian sebagai LDR, lalu diperjuangkan hingga aku terlempar ke arah yang tak menentu, perjuanganku juga untuk menjaga agar tidak mengetik kata-kata untuk Gala dan kau.. kau minta hubungan itu berakhir, Wedka!? Sepelekah itu menurutmu!? Apa ini termasuk part of my mistake dan ini menjadi ganjaran pantas untukku, yang dibuat seperti pelarian? Tega. Kau tega, Wedka. Kau tidak hanya melukai Galaksi, kau melukaiku juga.

Memang serba salah. Tetapi bila mereka putus, masalah ada di aku. Pasti banyak gosip beredar tentangku seperti seorang perusak hubungan atau apalah, apalagi yang kutakutkan adalah Wedka bicara pada temannya yang berada dikota dimana ia berpijak, aku takut, aku tak ingin kalian putus, walau jauh disana, aku ingin kalian berakhir dan Galaksi bersamaku. Ini dilema, ini kehancuran.

Tak tahukah kalian bahwa aku disini sangat sakit?

Kembali aku mengingat seseorang bernama Radi. Aku sempat kenal Radi saat aku baru pertama kali mengenal Wedka. Radi adalah teman laki-laki Wedka, dan mereka sering terlibat bersama, tetapi Galaksi tak pernah sekali pun memberhentikan Wedka dan Radi. Padahal mereka sudah sering chat bersama sebelum aku dengan Galaksi, satu kelas, dan dekat. Itu tidak adil. Aku sungguh mengasihani Galaksi, aku sungguh kesal pada Wedka saat itu yang cukup egois, walau aku seperti menyadari suatu hal,

Kalau aku memang ikut egois bersamanya.

**
"Kisendrian?"

"Hm, coba beri Wedka penjelasan." Aku juga tidak tahu berbuat apa. Perasaanku campur aduk, panik, pusing, lelah.

"Penjelasan tentang?"

Kini aku tahu kenapa kau diputusi. Kau tidak tahu apa itu hubungan dengan baik.

"Tentang hal yang mengenai kemarahan Wedka sampai seperti ini, lah!!" Marahku. Ia diam, "...."

Lalu kita hening, aku bisa mendengar suara isakan Gala yang terpendam karena ia laki-laki.

"Aku mungkin... mungkin sudah memberikan penjelasan.." "Sepertinya ini salahku karena sudah memberinya passwordku dan.."

Bodoh.

"Aku tahu itu Gala. Jadi berhentilah."

"Okay, lalu? Sekarang ia tidak mau membaca permintaan maafku,"

"Lalu? Kau sudah putus Gala."

Kembali isakanku menaik ke paru-paru, menekan kantung air mata dan membuatnya meluap jatuh ke lantai tempatku duduk.

**
Semua media sosialku yang berteman dengan Wedka telah di hapus dari daftar pertemanan Wedka. Wedka sendiri yang menghapusnya, dan kupikir itu bencana. Mengingat aku-lah yang memang ditegaskan untuk menjauh, jadi kupikir, aku yang sendirian di hapus mentah-mentah seperti itu. Tetapi, ternyata aku tidak sendiri. Ada Haezer, Adana, dan juga Moona yang ikut bersamaku, meratapi nasib kita bersama, dan mataku membengkak sangking bingungnya aku memilih jalan di persimpangan bernama dilema ini.

"CHIROO!!!" teriakku dari selasar sekolah dan langsung loncat memeluk badannya yang tinggi itu. "CHIROO!!!" teriakku lagi, di dalam dekapnya.

"Aih, kenapa, sih, lu?" Chiro membalas pelukanku, tapi dengan wajah bingung.

Lalu kuceritakan semua. Tak lupa mengecek kondisi dahulu, apakah ada Gala disekitar atau tidak.

"EHH APAA!?" teriak Chiro memekikan telingaku. Chiro, yang mungkin memang tidak ada hubungan langsung dengan mereka, terkejut sampai segitunya. Apalagi aku yang waktu itu tidak bisa bernapas dan bicara. Bagai mati saat hidup.

"Gimana, ya, Chi.." aku menunduk, aku takut bila wajahku dibaca Chiro, aku hanya butuh solusi Chiro agar setidaknya bisa membantu mereka berhubungan lagi. Aku takut jika Chiro mulai berkata,

"Tapi ini semua bukan gara-gara lu, 'kan?"

DEG! Aku takut jantungku terdengar oleh Chiro. Aku mendekap diriku sendiri, mencoba menatap hal lain selain Chiro--karena aku tidak mudah menatap seseorang saat bicara--lalu kutumpahkan segala emosiku.

"Bukan, Chiro!!! Aku sudah berusaha menjaga, aku sudah berusaha tidak chat dengannya atau semacamnya, aku betul-betul ingin menjadi orang baik!" "Kau tahu, disini aku tersiksa!! Tapi, jika mereka putus, aku lebih tersiksa!! Aku takut Chiro, aku takut, sungguh! Aku takut jika ada gosip yang berkata bahwa aku perusak hubungan disaat aku tersiksa disini karena tidak bisa mengobrol dengannya, tidak akrab lagi seperti persahabatan kami dahulu, yang harus berhenti hanya gara-gara Wedka ingin terus bersama Galaksi!!"

Chiro ternganga melihat emosiku. Aku juga kaget, jujur.

"Ya, jika menurutmu sudah melakukan hal yang baik, ya sudah. Itu jalan mereka, kau tidak ada hak dan.. jangan buat ini membebani pikiranmu, Kisen," "Tunggu waktu saja, jika mereka benar-benar mencintai, mereka akan balikan. Dengan begitu tidak ada gosip aneh antara kau dan mereka,"

Benar kata Chiro. Kata 'Balikan' memang senjata ampuh. Tapi, coba kalian bayangkan. Kemarin Galaksi terlihat sangat putus asa. Ia hampa, ia juga bingung sepertiku. Ia lalu mengajak chat seorang Kisendrian yang saat ia masih terikat dengan Wedka, ia tidak boleh bicara pada Kisendrian. Pertama, memang siapa Wedka, ia hanya seorang pacar, setidaknya jangan terlalu posesif, Galaksi juga punya jalan hidup. Kedua, Galaksi benar-benar menganggapku sebagai tempatnya untuk escape, dan ia membawa berita buruk yang membuatku berpikir yang tidak-tidak, sambil bergumam 'kurang sabarkah aku?'. Jujur Galaksi, aku sangat suka bila kau mengajakku bicara, tidak saling diam seperti ini, dan terserah, jika hatimu hanya untuk Wedka, kini aku tidak peduli. Tapi jika kau berbicara padaku hanya semua karena kehidupanmu, datang hanya saat kau butuh aku, kau menyebalkan. Tetapi tenang, kau adalah orang yang tidak bisa aku benci, sungguh, entah kenapa. Kau berlagak seperti apa pun, aku tetap di jalanmu.

Lalu, dengan gerakan cepat, Chiro mengeluarkan handphonenya, memperdengarkan suatu lagu bernada cepat, tidak mellow dan seperti lagu yang terkesan bahagia, aksen english laki-laki yang mulai familiar, menyanyi penuh semangat di telingaku.

"Apa ini--"

"Sst, diamlah." Chiro menyuruhku diam, dan dari nadanya, seperti akan berlanjut ke bagian reff.

I dedicate this song to you,
The one who, never sees the truth,
That i can take away your hurt,

"Heartbreak Girl, hoo ohh hoo ohh," Chiro menepuk bahuku sambil tersenyum manja, mengisyaratkan bahwa lagu itu memang baru bisa didengarkan saat hal ini terjadi.

GalaksiWhere stories live. Discover now