27. Divorce me, please.

5K 242 32
                                    

Irina mencoba memejamkan matanya, namun ia tidak bisa jika tidak memeluk Al. Sungguh ia benci masa kehamilannya yang seharusnya bisa melupakan Al dengan menjauhi suaminya namun bayinya malah menginginkan sebaliknya.

“Ir, tidur! Inget kandungan lo itu lemah,” tegur Edgar yang menyembulkan kepalanya pintu, Irina menyuruh Edgar masuk. Edgar kini duduk disisi ranjang menatap kakak iparnya dengan lembut, seharusnya saat ini bukan dirinya yang merawat Irina namun kakaknya dan bodohnya lagi dia merasa kasihan dengan Irina hingga membantunya seharian ini. “Kalau aja si Al Sok Sempurna itu enggak mutusin buat nikah sama lo, pasti gue yang jagain lo sekarang.”

Edgar memijit pelan kaki Irina, ia tidak pernah menganggap Irina lebih tua dari umurnya karena di matanya ia dan Irina sepantar. Wajah khawatir tercetak jelas di wajah Edgar yang begitu perhatian terhadapnya, ia terkekeh mendengar ucapan terakhir Edgar karena bagaimanapun juga Edgar adalah kandidat calon suaminya dulu.

“Apa enggak lo pikirin baik-baik keputusan gila lo itu?” lagi Edgar mengeluarkan suaranya. “Meskipun nanti, gue yang nikahin elo... gue rela, Ir.”

Irina tersenyum meantap Edgar. “Keputusan gue sudah bulat Gar, dari dulu abang lo enggak pernah bisa setia sama satu cewek dan gue lupa akan hal itu.”

“Tapi lo cewek terhebat yang bisa hadepin dia, Ir, jadi gue mohon lo jangan lakukan hal konyol itu.”

“Dan gue membiarkan Al menikahi Sandra? Gue enggak bisa Gar, mana ada sih seorang istri yang mau dimadu? Istrinya Aa Gym pun sebenarnya sakit saat tahu suaminya poligami hanya aja iman dia kuat, beda sama gue.” Irina tersenyum miris mengucapkannya.

“Ir, gue tahu Al itu brengsek tapi awal dia brengsek karena lo’kan? Apa lo enggak ngerasa? Lo ninggalin dia, gantungin dia, beri dia perhatian dengan status persahabatan, pura-pura enggak peduli padahal lo care abis sama dia dan... lo permainin dia, sebagai pria yang normal dan memiliki wajah ganteng dia harus liat lo terus gitu? Sedangkan di hadapannya banyak jutaan wanita yang ngantri dapet perhatiaan Al bahkan ngasih tubuh yang lebih dari lo secara percuma.” Ujar Edgar dengan panjang lebar dengan nada yang terdengar meninggi, Irina terdiam masih mendengar ucapan Edgar.

“Gue emang jauh dari kalian tapi gue lihat apa yang kalian lakukan, bahkan gue bisa analisis hubungan kalian dalam beberapa hari, yang cewek munafik sekaligus naif dan yang cowo brengsek dan bego. Mau sampe kapan lo pada kaya gini? Sampe gue nikah sama Kendall Jenner?” sengut Edgar lagi.

“Gar, kalau aja Al enggak bikin Sandra hamil gue mau mulai dari awal dan mencoba melupakan apa yang ia perbuat. Tapi nyatanya gue enggak buta,” jawab Irina mengangkat tubuhnya dengan duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

“Kalau Al ga nikahin Sandra, apa lo mau nerima anaknya?”

💔

Al perlahan masuk ke dalam rumahnya, di sana masih ada mobil jeep milik adiknya. Mungkin seharian Edgar yang menjaga Irina, fikirnya. Dia melihat sosok Edgar baru saja keluar dari kamar yang sangat ia ketahui, kamar utama lah yang baru saja ditutup oleh Edgar.

“Gimana keadaan Irina?” tanya Al yang langsung memberondong adiknya itu.

Edgar menghampirinya seraya mengambil bir yang ada di genggaman abangnya. “Cuma butuh refreshing, mungkin butuh liburan. Ajak kek istri lo ke Disney land atau ke Universal Studio, jangan cuma kerja mulu tapi enggak digunain duitnya.”

Al hanya terkekeh mendengarnya, mungkin saran konyol Edgar bisa membantu hubungannya namun bukan ketempat itu yang akan Al kunjungi bersama Irina, melainkan tempat yang bisa menenangkan hati dan fikiran yang akan berdampak baik ke hubungannya.

Reis [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang