6. Just A Friend To You

4.7K 229 6
                                    

“Kita harus buat publik mengira kita sudah break!” Irina mendorong bahu Al dengan sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kita harus buat publik mengira kita sudah break!” Irina mendorong bahu Al dengan sebal.

Al melirik ke arah Irina yang sedang merengut, bibirnya yang mengerucut serta dorongan-dorongan pelan yang dilakukan tangan Irina selalu membuat Al terdiam. Sepanjang perjalanan mencari keberadaan Sandra, sahabatnya itu hanya menyuruhnya untuk membuat keributan yang mungkin akan menjadi konsumsi publik.

“Hanya mengira saja’kan?” tanya Al dengan malas, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kemungkinan bertemu dengan Sandra.

God! Harusnya dari awal aku tidak menawarkan jasa ‘numpang pamor’ kepadamu.”

Al terkekeh lalu mengacak rambut Irina dengan gemas, membiarkan perempuan itu memendam kekesalan sendiri. Sudah hari kedua, Sandra tidak memberinya kabar atau Irina. Wanita itu hilang tanpa jejak, bahkan beberapa kenalan Al yang bekerja di imigrasi tak mendapatkan informasi mengenai wanita itu.

“Kamu yakin Sandra masih di Moskow?” tanya Al menatap Irina sekilas.

Irina menoleh, sebelah alisnya terangkat sebelah. “Menurutmu? Apa dia bodoh membiarkan barang-barang berharga ditinggal begitu saja di tempat penginapan?”

“Tapi kemarin kamu denger’kan kata orang penginapan, Sandra pergi –“

“Aku yakin ada seseorang yang menariknya untuk bicara,” Irina mensela ucapan Al. “Dia tidak mungkin membiarkan liburannya direnggut siapa pun atau apa pun.”

Al mengangguk mempercayai ucapan Irina, karena bagaimana pun perempuan itu adalah sepupu dari wanita incarannya, wanita yang akan menjadi calon nyonya Hutama. Ia meminggirkan mobilnya, sudah hampir senja dan mereka belum makan sejak tadi atau lebih tepatnya Al yang belum makan.

“Pilihan tepat!” seru Irina yang langsung membuat Al menahan pintu mobil, perempuan itu tampak tersenyum lebar menatapnya. “Tempat ini penuh dengan paparazi, kita mulai di sini?”

Sebelah alis Al terangkat, lalu menatap keluar jendela. Memang benar, tempat yang ia pilih ini banyak paparazi dan mungkin markas para penyantap gosip. “Harus hari ini?”

“Kapan lagi? Aku ingin sebelum kamu dan Sandra jadian, kita sudah tidak ada hubungan Al.” Kata Irina dengan yakin.

Al menyipitkan matanya, memajukan kepalanya ke arah Irina hingga jarak mereka benar-benar dekat. “Tidak ada hubungan katamu? Kita tetap menjadi partner terbaik sepanjang masa Irina.” Al menekankan setiap kalimat dengan mata cokelatnya yang bening pada Irina.

“Pengen banget ya?” Irina menggoda Al dengan mendorong-dorong bahu Al dengan manja. “Sayangnya, aku benci banget sama kamu!” Irina langsung mendorong tubuh Al dengan kasar.

“Oh God, Irina! kamu dari dulu enggak pernah bisa benci sama aku, ingat –“

“Masa lalu tidak baik diungkit, Alexander!” sela Irina dengan sebal, ia langsung keluar dari mobil Al dan membanting mobil Al dengan kasar.

Reis [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang