17. Heaven Sin

3.6K 192 2
                                    

Warning! PERCEPATAN ALUR, beberapa adegan sudah saya hapus dengan ending yang berbeda.

⚠⚠⚠⚠

You have choice and don't look back.

Mungkin sepenggal kalimat Han dalam film Fast and Furious Tokyo Drift itu bisa Irina tancapkan dalam kepalanya saat ini juga. Di hadapannya sekarang telah berkumpul semua undangan dan menunggu pengantin wanita hadir untuk mengikuti ijab kabul.

Sekali lagi ia memandang pantulan dirinya di cermin, ia tampak begitu cantik dengan kebaya berwarna peach dengan ekor panjang, pilihan gaun yang telah disiapkan kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi ia memandang pantulan dirinya di cermin, ia tampak begitu cantik dengan kebaya berwarna peach dengan ekor panjang, pilihan gaun yang telah disiapkan kedua orang tuanya. Begitu pula dengan Al yang memakai jas berwarna hitam pekat sama dengan kemeja putih serta dasinya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Irina Dendrobium binti Ega Wijaya dengan emas kawin tersebut tunai!" Al mengucapkannya tanpa terpotong dan tidak mengulang dalam ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Irina Dendrobium binti Ega Wijaya dengan emas kawin tersebut tunai!" Al mengucapkannya tanpa terpotong dan tidak mengulang dalam ucapannya.

"Sah!"

"Allhamdulilah." Dan semua terlihat bahagia, apalagi kedua ayah mereka yang terlihat lebih bahagia dibandingkan kedua mempelai. Ega yang tersenyum dan berpelukan setelah akad berlangsung, Ega yang secara langsung menikahi anaknya dengan anak sahabatnya.

Terkadang Al suka bertanya dalam malam terakhir sebelum ia menikah, jika Mama dan Papanya telah menjodohkannya dengan Irina kenapa dulu Mamanya harus maksanya menikah? Diusir pula, jika berakhirnya akan seperti ini.

Semua menatap mempelai wanita yang berjalan anggun di karpet merah, tersenyum bak bidadari dengan sebuket bunga mawar putih di genggamannya. Sejenak Al mengagumi kecantikan Irina yang luar biasa, ia tersenyum simpul hingga tak sadar jika Irina sudah berdiri di sampingnya. "Rin, sorry."

Irina menolehkan kepalanya, tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Dan hal itu semakin membuat Al merasa bersalah. Mereka menandatangani akte pernikanan dan surat-surat lainnya, lalu kilat kamera mengabadikan momen mereka.

Reis [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang