12 | Misunderstand

Start from the beginning
                                        

"Bibi." Yang dipanggil sedikit menyipitkan mata dan tersenyum setelah menyadari siapa yang memanggilnya.

"Hoonie. Bagaimana kabarmu? Ya ampun, sudah lama kau tidak ke sini."

"Kabarku baik, bibi bagaimana? Aku sedang sibuk akhir-akhir ini jadi sedikit sulit meluangkan waktu untuk ke sini."

Percakapan itu berlanjut, dan kemudian salah satunya sadar bahwa ada orang lain juga disana. Sang bibi kembali menyipitkan matanya dan tersenyum kecil ketika melihat presensi seseorang di belakang Sunghoon.

"Apakah ini istrimu, Hoonie? Sangat cantik."

Wonyoung yang sedari tadi hanya berdiri diam dan membiarkan keduanya berbicara sedikit terkejut dan menaikkan kedua alisnya ketika mendengar wanita paruh baya yang bercakap dengan Sunghoon melontarkan pernyataan tersebut. Wonyoung hanya membalas dengan senyuman sambil menautkan kedua tangannya di depan dan sedikit menundukkan punggungnya- memberi salam. Tanpa sadar Sunghoon tersenyum kecil melihat hal itu.

"Bibi, apakah dia ada di dalam?" Tanya Sunghoon.

"Oh iya, apakah kau sudah memberitahunya akan datang? Dia sangat merindukanmu.

"Belum. Kalau begitu aku temui dia dulu. Bibi, bisa temani istriku sebentar? Aku sepertinya harus menemui dia sendiri dahulu. Wonyoung, tidak apa kan kau menunggu disini sebentar?"

"Tidak apa." Mendengar itu Sunghoon langsung bergegas masuk ke dalam rumah dan Wonyoung mendudukkan dirinya di kursi taman yang tidak jauh dari halaman depan bersama sang bibi yang menuntunnya kesana. Hanya ada keheningan di sana sampai sang bibi bersuara,

"Wony. Boleh kupanggil seperti itu?"

Wonyoung sedikit tertegun ketika mendengar panggilan itu. Ntah kenapa ia merasakan sesak di dadanya dan air mata yang rasanya akan segera jatuh tetapi berusaha ia tahan. 'Apa ini? Kenapa aku seperti ini?'. Mendapatkan tepukan pelan di punggung tangannya dan melihat tatapan bingung dari orang disampingnya.

"Ada apa?" Wonyoung yang ditanya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya. Bibi yang mengetahui bahwa ada suatu hal terjadi langsung duduk menghadap depan dan berbicara lagi,

"Nak, apa kau lihat bunga krisan yang ada disana?"

Wonyoung mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh sang bibi. Disana terdapat sebuah bunga berwarna putih yang bermekaran dengan jumlah yang cukup banyak terbentang dari ujung hingga ujung.

"Apa kau tahu? Bunga itu bisa melambangkan dua hal, kesedihan dan kebahagiaan. Jika bunga itu berada di pernikahan seseorang maka ia akan melambangkan cinta murni dan kesetiaan, dan jika ia berada di pemakaman seseorang maka akan bertukar peran melambangkan duka. Seperti hal nya kita yang bisa merasakan kedua hal itu, tetapi tidak bisa dirasakan secara bersamaan. Kita terkadang diletakkan pada situasi yang membuat kita sedih, sampai rasanya seperti tidak ada harapan lagi dan hanya tersisa kekosongan. Tetapi, kita juga dihadapkan dengan hal-hal menyenangkan dan bahagia setelahnya. Kita seperti bunga itu, tidak bisa memilih untuk diletakkan di situasi yang mana tetapi bisa menyesuaikan diri kita bagaimana cara menghadapinya. Hal-hal menyakitkan yang terjadi anggap saja sebagai pertanda akan datangnya sebuah hal membahagiakan dan indah setelahnya. Mungkin membutuhkan waktu, tetapi jika kita sabar dan yakin, maka hal itu akan datang di waktu yang tepat."

Wonyoung merasakan sebuah bulir membasahi pipinya. Ia menyeka pipinya dan mendapati air mata sudah turun dari bawah matanya. Sang bibi yang melihat itu mengelus perlahan pundak yang terkulai lesu itu. Ia bisa merasakan sesuatu hal telah terjadi pada wanita muda di sampingnya ini- yang telah membuatnya sangat rapuh. Setelah beberapa saat, Wonyoung telah selesai menenangkan dirinya. Hidung yang sedikit memerah dengan mata yang sembab terpampang jelas di wajahnya. Di waktu yang bersamaan, Sunghoon muncul dari dalam rumah dengan seseorang berada di belakangnya.

Equal and Different 「 Jangkku 」Where stories live. Discover now