Langit yang terbentang hari ini sangat bersih, dan udara pun terasa sangat segar. Sunghoon meliburkan diri selama sehari dan menitipkan perusahaannya untuk di handle oleh Heeseung. Ia melajukan kendaraannya menuju toko roti yang menjual kue coklat yang ia cari-cari. Menelisik satu persatu deretan kue dan akhirnya menemukan yang ia cari. Terima kasih kepada Jay yang telah merekomendasikan toko ini padanya.
"Bisakah aku memiliki yang ini? Terima kasih."
Pesanannya pun diberikan dan ia segera melanjutkan perjalanannya ke toko bunga untuk mengambil pesanan yang telah dititipkan oleh Heeseung sebelumnya. Setelah mengambil semua yang ia perlukan, ia pun segera melajukan mobilnya lagi menuju ke tujuannya- rumah sang bibi. Selang beberapa menit, ia sampai di tujuan dan segera turun. Saat turun sambil membawa barang yang ia beli tadi, tak jauh dari rumahnya sebuah mobil terparkir dan ia merasa tidak asing dengan mobil itu. Sebenarnya, sejak ia mampir di toko roti dan bunga ia selalu melihat mobil itu. Berusaha ia hiraukan tetapi ternyata malah mengikuti sampai ke rumahnya.
Tanpa ragu, Sunghoon menuju ke arah mobil itu dan mengetuk jendelanya. Jendela itu pun perlahan turun dengan orang yang tidak asing berada di dalamnya.
"Wonyoung? Apa yang kau lakukan disini?"
Ya, itu Wonyoung. Ia yang tertangkap basah mengikuti Sunghoon sampai ke sini hanya diam menatap lurus ke depan dan turun setelahnya. Berdeham kecil dan maniknya menatap gugup ke arah Sunghoon tapi tetap berusaha ia sembunyikan.
"Ekhm, aku hanya kebetulan lewat saja." Nada suara yang terdengar canggung itu disadari oleh Sunghoon. Ia melihat Wonyoung yang mencuri pandang pada barang bawaan yang ia pegang di tangannya. Ia pun menyeringai kecil yang samar terlihat.
"Kau tidak bekerja hari ini?" Tanya Sunghoon.
"Tidak." Jawab Wonyoung singkat. Sunghoon hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Dan kau?" Wonyoung bertanya balik padanya.
"Aku? Tidak. Karena ada hal penting yang harus kulakukan."
Mendengar itu Wonyoung sepertinya merasakan kesal lagi karena raut wajahnya yang awalnya datar perlahan terlihat kerutan di antara dahinya. Sunghoon tidak menyadarinya karena sedang sibuk membenarkan kotak kue yang ia bawa. Baru saja Wonyoung ingin beranjak pergi dari sana, Sunghoon tiba-tiba bersuara lagi dan membuat niat awalnya untuk pergi itu terurungkan.
"Apa kau mau ikut denganku? Kau sedang tidak sibuk, kan?"
"Kemana?" Tanya Wonyoung heran tetapi penasaran. Apa sekarang ia akan mengungkapkan semuanya bahwa ia menjalin hubungan dengan orang lain setelah pernikahan? Perkataan yang tiba-tiba terucap di pikirannya sendiri itu sangat mengganggunya.
"Kau jawab dulu, mau atau tidak?" Tanya Sunghoon lagi yang membuat Wonyoung sedikit bimbang. Ia seperti belum siap menerima kenyataan jika apa yang ia pikirkan dan curigai selama beberapa hari terakhir itu benar tetapi di satu sisi ia juga penasaran siapa sebenarnya orang yang sepertinya sangat spesial bagi suaminya ini. Setelah sepersekian detik, ia pun menjawab,
"Baik. Tapi, aku tidak bisa lama."
"Baiklah." Sunghoon pun segera berjalan diikuti dengan Wonyoung di belakangnya. Mereka terus melangkah hingga memasuki halaman rumah yang bisa dibilang cukup luas dengan hamparan rumput hijau. Wonyoung merasakan bingung, kediaman siapa yang mereka masuki ini? Apakah ini rumah milik sang suami dan 'orang' itu? Jika benar, rasanya Wonyoung ingin segera pergi saja. Ingin bertanya pada orang yang berjalan lebih dulu di depannya, tapi terpaksa ia simpan karena tiba-tiba Sunghoon mempercepat langkahnya- sedikit berlari. Di depan sana, terlihat seorang wanita yang sepertinya sudah berumur sedang menyiram tanaman yang ada di halaman.
YOU ARE READING
Equal and Different 「 Jangkku 」
Romance[M] Permintaan dari orang tersayang dan paksaan untuk melindungi orang yang ia sayangi. Dua orang yang menerima perjodohan dengan alasan masing-masing. Keduanya memiliki luka yang disimpan dengan rapi dan dipertemukan untuk saling menyembuhkan gores...
