"Oh, iya. Saya Jang Wonyoung, yang akan menjadi penerima sponsor dari perusahaan kalian."

Setelahnya kembali hening lagi, yang dimana membuat suasana agak canggung sehingga Heeseung langsung berinisiatif untuk membawa Sunghoon duduk, begitu pula Liz yang mempersilahkan sang atasan untuk duduk agar rapat bisa segera dimulai. Pertemuan itu dimulai dengan Wonyoung yang memulai percakapan.

"Baik, Selamat siang. Sebelumnya saya sudah memperkenalkan diri saya- CEO dari Young Fashion, Jang Wonyoung. Kita semua tahu kalau perusahaan kalian yang menawarkan ingin mensponsori acara fashion show mewakili perusahaan kami? Bisa kami tahu alasannya." Tanya Wonyoung pada dua orang yang duduk di meja yang sama dengannya.

"Baik, mengapa perusahaan kami ingin mensponsori kalian? Karena dari yang saya dengar hasil dari pertunjukan itu akan kalian sumbangkan kepada rumah yatim dan anak-anak yang membutuhkan, apa benar?" Jawab Sunghoon dengan menatap lurus ke arah netra wanita di hadapannya ini.

Wonyoung yang merasa Sunghoon menatap dalam dan lurus ke arah matanya pun juga memantapkan pandangannya ke arah lawan bicara sambil menjawab pertanyaannya.

"Iya, benar sekali. Dari setiap event ini diadakan kami selalu memberikan setengah dari hasil yang didapat kepada rumah yatim dan anak-anak yang membutuhkan, seperti yang anda katakan."

Sunghoon menganggukkan kepalanya mengiyakan hal itu. Percakapan itu pun terus berlanjut dengan terkadang ikut ditimpali oleh masing-masing asisten pribadi. Tak dirasa sudah hampir satu jam rapat itu dimulai, pada akhirnya keduanya setuju dengan kesepakatan yang ada. Dari pihak Wonyoung memberikan sebuah kontrak sebagai tanda kerja sama keduanya. Setelah selesai membubuhi tanda tangan masing-masing di kontrak yang ada, kerja sama pun terjalin. Peragaan busana milik Wonyoung akan menerima sponsor dari perusahaan Sunghoon, yang nantinya hasil yang didapat akan mereka sumbangkan pada rumah yatim dan anak-anak yang membutuhkan.

Setelah dirasa pertemuan keduanya selesai, Heeseung pun memberitahukan pada Sunghoon bahwa akan ada meeting satu jam lagi di perusahaan mereka. Sunghoon pun berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan wanita di hadapannya ini. Melihat itu, Wonyoung menerima jabatan tangan yang terulur padanya.

'Kenapa tangannya sangat besar dan.. hangat?' Tanpa sengaja Wonyoung melamun sambil menatap ke arah tangannya yang digenggam oleh pria yang sebenarnya telah berstatus menjadi suaminya ini. Di ruangan ini tidak ada yang tahu mengenai hal ini. Heeseung yang dianggap kakak oleh Sunghoon pun tak mengetahui jika pihak yang mereka sponsori ini adalah istri dari sang atasan yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Apalagi Liz yang notabenenya hanya sebatas teman kerja sang atasan.

Sunghoon dan Wonyoung memiliki alasan yang sama, keduanya merasa jika pernikahan mereka tidak perlu diketahui oleh semua orang. Yang menghadiri acara pernikahan mereka pun hanya kerabat dekat, rekan kerja ayah Wonyoung dan dua teman dekat Sunghoon. Awalnya ia ingin memberitahu Heeseung, tapi ia tahu pasti sang kakak akan menentangnya habis-habisan jika ia tahu ini hanya perjodohan, apalagi karena paksaan sang ibu. Ia pasti akan memberitahukannya pada Heeseung nanti, jika dirasa sudah menemukan waktu yang tepat.

Kembali pada saat ini, Sunghoon pun bergumam ketika menggenggam tangan ramping dan dingin wanita di hadapannya ini, 'Kenapa tangan ini sangat kecil? Apa dia tidak makan dengan benar?' Sunghoon merasa akan melukai tangan ini jika ia menggenggamnya terlalu kuat.

Netra keduanya bertemu ketika Wonyoung menghadapkan wajahnya pada lawan bicara untuk mengucapkan salam perpisahan.
"Terima kasih atas kesepakatannya, semoga kerja sama ini bisa lancar sampai akhir."

Sunghoon menganggukkan kepalanya sambil terus menatap netra di hadapannya, "Iya, saya juga berterima kasih."

Perlahan jabatan keduanya terlepas dan Heeseung segera mengingatkan kembali bahwa akan ada pertemuan lagi setelah ini. Dengan itu Sunghoon meninggalkan ruangan itu diikuti dengan Heeseung di belakangnya. Wonyoung menatap kepergian sang suami- Sunghoon dengan nafas yang sedikit tertahan lalu menghela nafas lega ketika presensinya menghilang dari pandangannya.

"Astaga, kenapa aku bisa lupa nama perusahaan miliknya? SH Company? Sunghoon? Ha.."

Liz yang mendengar sang atasan bergumam sendiri hanya menatap heran, lalu memberitahukan bahwa di ruangan Wonyoung terdapat sebuah barang yang dititipkan oleh seseorang untuknya. Mendengar itu, Wonyoung pun beralih keluar untuk menuju kembali ke ruangannya.

 Mendengar itu, Wonyoung pun beralih keluar untuk menuju kembali ke ruangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Equal and Different 「 Jangkku 」Where stories live. Discover now