Chapter 16: Sebuah Foto

124 13 0
                                        

Happy Reading Pren💗
.
.
.

Audry menatap layar ponselnya dengan mata yang berkaca-kaca, "nggak mungkin!" gumamnya pelan, dia sungguh tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Foto tersebut memperlihatkan Dewi dan Jefran di sebuah ranjang, ah tidak lebih tepatnya hanya Jefran yang berada di ranjang yang tertidur, sedangkan Dewi sedang duduk di samping Jefran. Mungkin foto itu diambil ketika Jefran tertidur, pikirnya lagi.

Audry segera menelpon Dewi tetapi langsung ditolak, berulang kali ia mencobanya hasil nya tetap sama, bahkan nomornya sudah tidak aktif. Membuatnya semakin gemetar menatap kembali foto-foto itu. la mencoba menghubungi nomor Jefran, tetapi nomor pria itu sedang sibuk.

"Jefran! kamu harus angkat! ini semuanya nggak benar kan? aku udah mulai percaya lagi sama kamu, jangan bikin kepercayaan aku pudar lagi!" Audry terus saja menelpon nomornya, dengan tubuh yang kesana-kemari.

"Brengsek!" Ia melemparkan asal ponselnya dengan dada yang kembang kempis. Audry menatap pantulannya di cermin yang sudah acak-acakan.

"Oke... kayaknya ini adalah awal untuk buat hubungan aku dan Jefran kembali asing Dew?. Kita lihat saja siapa yang akan lebih dulu mengakuinya." la tersenyum miring lalu menghapus air matanya.

Dia bukan lah gadis yang akan menangis hanya melihat foto itu, cukup air matanya ia habiskan ketika ditinggalkan kemarin. Tetapi untuk kali ini, dia akan mengikuti permainan Dewi. Audry harus mendengar penjelasan dari mulut Jefran tentang foto itu.

****

Tiga hari kemudian akhirnya Jefran kembali ke Indonesia, dan pagi ini dia sudah berangkat ke kantor. la sedang bersama Lingga saat ini, Jefran juga sudah mencoba menghubungi nomor Audry tetapi nomor gadis itu tidak aktif dari tiga hari yang lalu, membuatnya bingung.

"Lingga, setelah kamu berikan black card itu kepada Azalie, apa kau pernah bertemu dengan nya di kantor?" Tanya Jefran dengan wajah datar nya.

"Saya hanya bertemu sekali dengan Nona Audry di ruang pemotretan, dan itu tiga hari yang lalu. Dan sampai sekarang, saya tidak pernah melihatnya lagi." Jawab Lingga seadanya. Memang benar, tiga hari yang lalu dia bertemu dengan Audry di ruang pemotretan ketika dia ada kepentingan di ruang pemotretan.

"Tapi pas saya ketemu dengannya tiga hari yang lalu itu, dia tampak aneh Pak, seperti ada yang sedang dia pikirkan." Tambahnya lagi.

Jefran yang mendengar itu mengerutkan keningnya, membuatnya semakin khawatir. "Aneh bagaimana maksudmu?" Tanya Jefran.

Lingga menghela napasnya pelan. "Nona Audry tidak banyak bicara waktu itu, biasanya dia cukup ramah dengan semua orang, tetapi untuk waktu itu dia benar-benar hanya diam saja. Bahkan ada yang lebih aneh lagi Pak." Ucap lingga masih fokus menyetir mobil.

"Apa?" Jefran semakin mengerutkan keningnya bingung.

"Nona Audry bahkan tidak saling tegur sapa dengan manajernya." Jawab Lingga.

Jefran yang mendengar itu mengepalkan tangan nya kuat, "apalagi yang dilakukan jalang sialan itu?" Gumamnya, tetapi Lingga masih dapat mendengarnya.

****

Berbeda dengan Audry yang masih dalam proses makeup, dia masih setia menonton Drakor tanpa memperdulikan manajernya yang sedang sibuk di sampingnya. Hubungan mereka benar benar tidak baik-baik saja sampai saat ini. Bahkan Audry lebih dingin dari pada biasanya, begitu pun sebaliknya. Walaupun keduanya sedang bertengkar hebat, tetapi mereka harus tetap profesional.

Lost in the Process of Forgetting You (Terbit)Where stories live. Discover now