27. Relationship

4.3K 1K 1.3K
                                    

Maaf updatenya kemalaman karena baru kelar nulis 🥲

Jangan lupa votenya ygy....
Dan jangan lupa penuhin paragraf dengan komen kalian 😙

Tolong tandai kalau ada salah dalam penulisan 🤗
────────────────────────────────────────────

Marlon sudah menahan diri selama yang ia mampu. Tapi malam ini, semua alasan rasional yang sering kali hadir dan berkecamuk dalam benaknya menjadi terlupakan. Benteng pertahanan yang Marlon bangun sendiri akhirnya runtuh lantaran tak sanggup lagi mengelola rasa frustasinya. Selain efek paparan dari seringnya bertemu dan berinteraksi dengan Halley, Marlon hanyalah lelaki normal yang tertarik untuk mengisi kekosongan dalam dirinya. Jadi, bukankah hal yang wajar bila ia memutuskan untuk menyerah dari godaan iblis cantik penuh pesona berwujud Halley Romarov?

Dan sekarang, dada Marlon terasa akan meledak oleh sensasi menyenangkan ketika akhirnya bisa mencicipi rasa Halley. Bibir Halley seperti sutra paling lembut di muka bumi ini. Rasanya pun memabukkan layaknya permen rasa buah strawberry dan rasa unik dari perempuan itu yang Marlon yakin akan membuatnya ketagihan.

Bahkan sekarang tubuh Marlon sudah bereaksi. Marlon bisa merasakan tengah tubuhnya yang mengeras dan sangat mendesak hingga rasanya nyaris menyakitkan. Tak salah Marlon menjuluki Halley sebagai iblis penggoda, karena tugas iblis adalah menggoda manusia hingga membuat tersesat. Seperti halnya Halley yang menggodanya dan dengan mudah membuatnya tersesat dalam gairah hanya dari ciuman. 

Marlon mengurai kedekatan mereka karena tak ingin tersesat semakin jauh lagi. Ia melihat tatapan Halley bergulir ke bawah dan menatap tengah tubuhnya. Tak ada yang perlu Marlon sembunyikan. Biarlah bukti gairahnya sebagai pertimbangan perempuan itu supaya lain kali bisa berpikir dua kali sebelum menggodanya.

"Ya, itulah pengaruh yang kau timbulkan. Lain kali jangan menggodaku jika tak ingin melihatku kehilangan kendali dan berakhir melemparmu ke ranjang," desis Marlon dengan aksen diseret penuh penekanan.

Halley merasa tubuhnya panas dingin, mulutnya terasa kering, berikut tenggorokannya juga terasa tercekat. Efek itu muncul bukan hanya karena ciuman panas mereka barusan, namun juga karena perkataan frontal Marlon dan juga setelah melihat sendiri bukti gairah lelaki itu. Oh, ternyata Marlon tidak cukup kebal dengannya. Pemahaman itu entah mengapa justru membuat darahnya menderu keras dan jantungnya pun berdebar kuat.

Halley mengalihkan tatap ke wajah Marlon, lalu berdeham sebelum berujar, "Jadi, kau juga menyukaiku?"

"Bukankah sudah jelas? Atau kau masih membutuhkan penegasan dariku?" Marlon berujar sambil menatap Halley yang kini menyandarkan punggung pada pintu.

Marlon tak ingin menampik, perempuan di depannya ini memiliki wajah cantik jelita bak malaikat dari langit yang turun ke bumi. Bentuk tubuhnya pun tidak perlu dijabarkan lagi. Halley memiliki tubuh langsing namun berlekuk di tempat yang tepat, itulah kenyataannya. Semua pria pasti akan sependapat dengannya bahwa Halley memiliki bentuk tubuh yang nyaris sempurna.

Ya, Halley memiliki fisik yang menarik dan Marlon yakin, fisiknya yang menarik itu tidak hanya membuat perempuan lain merasa iri, namun juga mampu menggetarkan para pria. Tak terkecuali bagi Marlon sendiri. Sebagai makhluk visual, Marlon tak ingin menyangkal bahwa ia juga tertarik pada Halley secara fisik.

Marlon baru menyadari bahwa rasa tak biasa ini muncul setelah ia melihat Halley melakukan adegan ciuman dengan lawan mainnya. Saat itu kemarahan terasa menggelegak, menguap keluar dari dalam dirinya, membakar tubuhnya, dan mengoyak ketenangannya. Pada detik itu juga Marlon mendapatkan pemahaman bahwa ia merasakan emosi negatif berbentuk kecemburuan karena ia memiliki perasaan pada Halley.

About Time and DestinyWhere stories live. Discover now