19. Situation

4.1K 957 706
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa penuhin paragraf dengan komen kalian 😙

Tolong tandai kalau ada salah dalam penulisan 🤗
────────────────────────────────────────────

Syuting hari pertama di pulau itu berlangsung sejak pagi hari, dengan beberapa adegan yang berlokasikan di tepi pantai dan sekitarnya. Karena genre film ini sendiri adalah romantis dan kekuatan cinta sebagai tema utamanya, tentulah ada banyak adegan romantis yang diperankan oleh pemeran utama pria dan Halley sebagai pemeran utama wanita. Dalam film romantis, dua karakter utama juga membutuhkan koneksi emosional yang kuat demi menghidupkan kisah cinta dalam cerita.

Halley dan lawan mainnya sudah lama berkecimpung di dunia akting dan juga sering membintangi film romantis. Keduanya tidak mengalami kendala yang berarti saat berperan sebagai sepasang kekasih, serta dituntut menghadirkan cerita cinta yang mendalam, menginspirasi dan menggugah hati.

Halley kini sedang beristirahat di bawah pohon rindang, menunggu giliran masuk frame sambil menghafal dialog untuk adegan berikutnya. Sementara itu, Marlon dan Sonia juga berada di dekat Halley.

"Ada yang melihat Alan dan Emma berciuman. Tak hanya itu, semalam Alan juga menginap di kamar Emma," ujar Sonia menggosipkan pemeran utama pria dan pemeran antagonis pada film ini.

"Oh ya?" sahut Halley penasaran. Pandangannya terarah pada Alan dan Emma yang sedang beradu akting. 

Semua orang dan termasuk Halley juga tahu, Emma sudah memiliki kekasih dan kekasih Emma juga berasal dari dunia hiburan. Andai apa yang dikatakan Sonia benar, maka Emma sedang selingkuh dari pasangannya, bukan?

"Bisa-bisanya Emma tergoda rayuan lelaki playboy cap tikus seperti Alan." 

"Biarpun playboy cap tikus, tetap saja ada banyak wanita yang memuja Alan."

"Ya, Alan tampan tentu saja dia memiliki banyak penggemar. Tapi Alan itu...," Sonia tidak melanjutkan kalimatnya karena terkejut dengan adanya bola yang melesat ke arah mereka. Oh, tepatnya ke arah Halley.

Tapi beruntung bola itu tidak sempat mengenai kepala Halley karena Marlon terlebih dulu menangkap bola itu dengan tangannya.

"Bola itu pasti menghantam kepalamu andai Marlon tidak sigap menghalaunya," ujar Sonia.

Pandangan Halley terarah pada Marlon yang sedang menghampiri beberapa remaja, entah remaja-remaja itu wisatawan atau warga setempat. Marlon mengembalikan bola pada mereka. Lalu pada saat Marlon berjalan kembali ke arahnya, pandangan mereka tidak sengaja bertemu dan di detik yang sama Marlon langsung membuang pandangan. Halley menipiskan bibir karenanya.

Halley bukannya tidak sadar jika Marlon merasa risih dan mungkin merasa canggung ditatap secara intens olehnya. Apalagi saat kemarin mereka tercebur bersama ke dalam air, Marlon juga langsung membuang pandangan ketika ia menatap lelaki itu secara intens dan dari jarak yang begitu dekat. Halley tidak begitu peduli dengan reaksi Marlon yang enggan ditatap olehnya. Yang Halley pedulikan justru dirinya sendiri. Ia masih penasaran kenapa kemarin jantungnya berdebar saat berdekatan dengan Marlon.

Tidak mungkin ia tertarik pada Marlon, bukan? tanya Halley dalam hati.

Lama kemudian, sutradara memberi instruksi agar bersiap-siap untuk pengambilan adegan berikutnya. Tim makeup mendatangi Halley untuk memperbaiki riasannya. Sementara itu, Sonia mengoleskan tabir surya pada kulit terbuka Halley agar terlindung dari paparan sinar matahari.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang