18. Heartbeat

4.4K 1K 976
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa penuhin paragraf dengan komen kalian 😙

Tolong tandai kalau ada salah dalam penulisan 🤗
────────────────────────────────────────────

"Bunga dari siapa?" Marlon bertanya pada Maria yang sedang memegang sebuket bunga.

Maria merupakan wanita paruh baya yang bekerja di apartemen Halley. Maria sendiri baru kembali bekerja setelah cuti beberapa lama untuk merawat suaminya yang sempat masuk rumah sakit.

"Pengantar bunga ini bilang, bunga ini kiriman dari Tuan Arsen," jawab Maria. "Kau ingin memeriksa bunga ini terlebih dulu?" tanya Maria kemudian.

Maria sendiri telah diberitahu majikannya, jika Marlon bekerja di sini sebagai pengawal pribadi. Dan sebelumnya Marlon juga sempat bicara empat mata dengannya. Marlon memberi perintah padanya untuk tidak mempersilakan orang asing masuk ke dalam, kecuali atas persetujuan dari Marlon dan tentunya setelah melalui pemeriksaan dari Marlon. Selain itu, Marlon juga memberi perintah, jika ada kiriman yang datang dari luar harus melalui pemeriksaan Marlon terlebih dulu, entah itu kiriman barang, makanan, atau apapun itu. Termasuk bunga yang baru saja Maria terima, Maria merasa perlu bertanya pada Marlon, meski bunga itu dikirim oleh Arsen yang notabenenya merupakan saudara tiri Halley.

"Ya." Marlon mengambil buket bunga itu dari tangan Maria, lalu menghampiri meja foyer karena ia juga meletakkan alat pendeteksi logam di sana.

"Marlon, aku membuat roti isi untukmu. Makanlah selagi masih hangat," ucap Maria sambil berjalan menuju dapur.

"Ya," balas Marlon.

Setelah memeriksa dan memastikan bunga pemberian Arsen itu aman, Marlon meletakkan buket bunga itu ke meja ruang tamu. Setelahnya, ia menuju meja makan untuk sarapan.

"Kopi untukmu. Aku tidak tau seperti apa seleramu, tapi semoga saja kopi yang aku buatkan cocok dengan lidahmu," kata Maria saat meletakkan secangkir kopi di dekat Marlon.

"Terima kasih, Maria." Marlon merasa cukup beruntung karena dengan hadirnya Maria, ia tak harus mencari sarapan di luar seperti pagi-pagi sebelumnya.

"Sudah menjadi tugasku, tidak perlu berterima kasih," balas Maria sebelum berlalu dari sana untuk pergi ke ruang cuci baju.

Marlon menikmati roti isinya sambil memantau keamanan melalui layar monitor kamera pengawas. Tampilan layarnya terus berganti seiring dengan jari Marlon yang menekan tombol di sisi kanan bawah layar monitornya. Mulai dari situasi di luar pintu, ruang tamu, tempat di mana ia berada saat ini dan ia bisa melihat sosoknya sendiri dari layarnya. Dan pada saat layar monitornya menampilkan situasi di kamar Halley, Marlon memilih langsung mematikan layar monitornya.

Beralih pada Halley yang kini sedang berpakaian sambil berbicara dengan manajernya melalui ponsel. Manajernya menghubunginya terkait kontrak kerja. Setelah panggilan mereka berakhir dan juga setelah Halley selesai berpakaian, ia lantas menghampiri meja rias untuk memberikan riasan tipis pada wajahnya.

Lama kemudian, Halley keluar kamar untuk pergi ke dapur. Tapi Halley sempat menghentikan langkah saat melihat buket bunga tergeletak di meja. Halley meraih amplop yang terselip di buket bunga itu, lalu membaca tulisan yang ada di dalam amplop.

About Time and DestinyWhere stories live. Discover now