22. Kiss

4.9K 1K 660
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa penuhin paragraf dengan komen kalian 😙

Tolong tandai kalau ada salah dalam penulisan 🤗
────────────────────────────────────────────

Halley sedang naik tangga lipat untuk menyingkirkan kamera pengawas yang diletakkan Marlon di kamarnya. Keberadaan kamera pengawas itu cukup tinggi, hampir mencapai langit-langit kamarnya, sehingga Halley menggunakan gagang sapu untuk bisa menggapainya.

Karena masih kurang tinggi, Halley membawa kakinya untuk naik satu tangga lagi. Kali ini gagang sapunya mencapai kamera pengawas itu. Halley melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan dengan kamera pengawas yang berada di walk in closet. Yakni menyodok kamera pengawas itu hingga terlepas dari dinding, karena kamera pengawas itu hanya menggunakan perekat untuk memasangnya.

Halley turun tangga dengan hati-hati setelah berhasil menjatuhkan kamera pengawas itu. Ia lantas meraih kamera pengawas itu dan meyakini bahwa benda itu tidak rusak setelah jatuh.

Halley membawa kamera pengawas itu ke depan wajahnya. "Setelah ini kau tidak bisa mengintipku lagi, wahai kanebo kering mesum!" Di akhir kalimatnya, Halley mengacungkan jari tengahnya ke depan kamera.

Halley ingin merusak kamera pengawas itu dengan membenturkannya ke dinding, tapi diurungkan karena masih ada kalimat yang ingin ia ucapkan.

Halley menempatkan kamera pengawas itu ke depan wajahnya lagi sebelum berujar, "Sesungguhnya kau tidak perlu mengintipku melalui kamera pengawas. Cukup datang kemari maka aku akan....," Halley sengaja menggantungkan kalimatnya, lalu mengedipkan satu matanya disertai gerakan menggigit bibir dengan sensual.

Begitu selesai dengan kalimatnya, Halley membenturkan kamera pengawas itu ke dinding hingga hancur. Setelahnya, Halley membaringkan tubuhnya ke ranjang untuk bersiap tidur.

Seseorang memasuki kamar Halley saat sang pemilik kamar sudah terlelap ke dalam alam mimpi. Siapa lagi jika bukan Marlon. Langkah Marlon sempat terhenti untuk menatap tangga lipat yang masih bersandar pada dinding, berikut menatap kamera pengawas yang telah hancur di lantai.

Marlon sudah bisa menebak apa yang Halley lakukan pada kamera pengawas yang terpasang di kamar ini. Tadi saat memantau situasi apartemen melalui layar monitor, Marlon tidak bisa melihat situasi di kamar Halley. Yang Marlon lakukan selanjutnya adalah memeriksa rekaman kamera pengawas di kamar Halley sebelumnya. Dari rekaman itulah Marlon tahu jika Halley melepas kamera pengawas di kamarnya. Bahkan Marlon juga mendengar ocehan Halley sebelum kamera pengawas itu mati total.

Marlon kemudian berjalan untuk menghampiri keberadaan remote tirai, lalu menekan tombol agar tirai menutup. Tujuannya ke kamar ini hanya menutup tirai, jadi Marlon langsung berjalan keluar setelahnya. Namun, langkahnya terhenti saat ia hampir mencapai pintu. Ia menoleh ke arah ranjang dan melihat Halley tidur dengan posisi meringkuk, sebuah posisi alami makhluk hidup untuk menjaga kehangatan tubuh.

Marlon berjalan mendekati ranjang dan berikutnya ia menarik selimut untuk melindungi tubuh Halley dari dinginnya suhu ruangan. Marlon ke luar kamar setelahnya.

*****

Keesokan harinya, Halley memiliki jadwal syuting dari pagi hingga malam hari. Meski demikian, bukan berarti sejak pagi hingga malam hari itu Halley berakting di depan kamera tanpa jeda. Halley hanya memerankan beberapa adegan dan saat ia tidak masuk frame, Halley akan menggunakan waktu luangnya untuk istirahat atau bahkan untuk tidur.

About Time and DestinyWhere stories live. Discover now