2. Strategi

23 3 3
                                    

TRANK! TRANG!

Suara adu bilah katana terdengar. Dua orang dengan ambisinya tersendiri tengah mengukur kekuatan mereka dengan sebuah pertarungan.

Saat pertarungan berlanjut, baik Ryu atau Xeyshi mulai melakukkan teknik katana tingkat lanjut yang mereka bisa.
Ryu dengan serangan yang tenang dan teliti menggunakan berbagai manuver seperti serangan balik, tangkisan, dan sedikit tipuan untuk mendapatkan keuntungan.

Sedikit tipuan tidak masalah jika lawannya adalah Xeyshi, kenapa? Simpel, cara bertarung Xeyshi yang campur aduk. Dia menggunakan berbagai manuver yang tidak lazim seperti serangan berputar, pukulan, tendangan, serangan balik, roll depan, dan tipuan untuk menjaga lawannya tetap waspada. Dia bahkan sesekali melemparkan tanah pada mata Ryu.

Pertarungan dengan cepat berkembang ke titik di mana setiap gerakan katana menjadi masalah hidup dan mati, pertarungan ini bertambah serius dengan kedua petarung menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang luar biasa.

"Cozza...! Kemari kau Ryu! Jangan menghindar!" Xeyshi mengumpat.

Ryu diam sesaat, memikirkan cara menebas lawannya, "Kamu seharusnya tidak mengatakan itu."

"Apa? Kamu khawatir tidak bisa menangani sedikit pembicaraan sampah seperti ini?"

Ryu berhasil menemukan celah di pertahanan Xeyshi, dan mendaratkan pukulan kuat yang menembus pertahanannya dan melukainya dengan ringan.

Sebagai balasannya, Xeyshi dengan cepat membalas dengan serangan balik yang mendorong Ryu mundur. Bentrokan mereka sangat intens, dengan kedua petarung menampilkan keterampilan katana yang luar biasa.
Meskipun keduanya terluka, pertarungan terus berlanjut, dengan masing-masing dari mereka menunjukkan ambisi untuk menang.

Lagi-lagi Ryu diam sesaat.

"Kamu benar-benar menikmati waktumu berpikir, bukan? Kamu yakin kepalamu berfungsi dengan baik, Ryu?"

Ryu memutar matanya. Malas. "Jangan terburu-buru. Aku menganalisis situasi dengan cermat sebelum mengambil keputusan."

"Aku tidak tahu kenapa kamu membuang banyak waktu untuk berpikir... tapi.. kau tidak berpikir banyak untuk menjadikan anggota Mighty Warriors sebagai petinggi Kuryu yang baru."

"Apa masalah mu?"

Xeyshi meruntuhkan pertahanannya, memilih untuk berbicara tenang. Menyimpan katananya lalu mengambil makanan ikan. "Masalahnya tidak ada padaku, tapi ada pada anak dari petinggi yang dulu."

Ryu mengambil makanan ikan dari tangan Xeyshi.

Pertarungan mereka berhenti disini.

"Kau tak lelah Ryu?"

"Kenapa tiba-tiba bertanya?" Ryu menyimpan makanan ikan pada tempatnya kembali.

Xeyshi menghela nafas, "Berhentilah berpura-pura tangguh saat kau sedang rapuh.. kita hanya orang yang dipaksa hidup tapi dibuat mati berkali-kali."

"Kepala mu terbentur atau apa?"

"Kau menyebalkan!"

Saat Ryu memberi makan ikan koi di kolam, Xeyshi duduk di dekatnya, diam-diam memakan permen.

Dalam pikiran Xeyshi, Ryu sepertinya sedang menyusun rencana untuk menghancurkan musuhnya. Sebenarnya ini aneh, karena Ryu biasanya akan langsung campur tangan bersama pedang kesayangannya.

Meskipun penampilan mereka tampak santai, kedua individu ini dengan hati-hati menghitung gerakan yang mereka lakukan dari waktu ke waktu, mencoba mencari cara menyerang ketika waktunya tepat.

Suasananya menjadi muram dan tegang, dengan masing-masing karakter diam-diam merumuskan strateginya sendiri.

Strategi Ryu itu mudah, tebas mereka setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Kepercayaan tak bisa dibeli, mereka bisa saja berkhianat.

Sedangkan strategi Xeyshi mudah juga sih, lebih berbahaya saja. Adu domba mereka, jadikan mereka pion atau batu pijakan sebelum akhirnya bunuh mereka.

"OI KALIAN!" Ryu dan Xeyshi menoleh, siapa yang berani menganggu waktu mereka melamun?

Xeyshi menoleh pada Ryu, "Cozza.. *Adios, Ryu! Aku tak mau ikut campur."

×××

*Cozza: umpatan yang artinya "sial"
*Adios: artinya "sampai nanti"

THE PAST; HIGH & LOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang