Cerita Karangan Pio

35 8 0
                                    

Mereka kembali ke markas Mighty Warriors. Sarah sudah ada disana, dia duduk santai sembari meminum alkohol seperti biasa. Seolah-olah tadi itu bukan apa-apa, dia bahkan tau jika Pio berada di jembatan. Dia bahkan tau ketika Nine dan Ryu dikejar-kejar anggota Rude Boys. Tau ketika Ice hampir menjadi buronan massa S.W.O.R.D, kenapa Ice bisa begitu? Tentu Hiroto Amamiya, siapa lagi?

"Dari mana saja, Sarah?" Ryu bertanya, sedangkan Nine langsung duduk di kursi.

"Ryu, kamu terlalu lama di Kuryu. Itu sebabnya kamu tak tau."

"Kamu?" Ryu menyadari aksen bahasa Sarah yang berbeda. Sarah bilang dia terlalu banyak bersama Pio, itu karena Pio bisa membuat Sarah nyaman ketika berbicara dengannya. Pio juga orang yang sangat peka, berbeda dengan laki-laki yang berada di tempat ini.

"Hm.. kalian penasaran aku pergi kemana?" Ryu duduk sembari membuka buku, ia tak terlalu peduli. Nine masih menetralkan pikiran dan telinganya. Bernie dan Pearl menyudahi aktivitas mereka lalu duduk memperhatikan. Ice mengangguk sebagai jawaban.

"Berbelanja sembari mengintai Group semacam Kuryu." Yang lain hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ice menjadi sedikit tertarik.

Lantas Ice bertanya, "Untuk apa?"

"Mencari ATM berjalan baru untuk Mighty Warriors."

"Seberapa besar kemungkinan kekuasaan Perusahaan itu?" Nine mulai tertarik.

"Entahlah." Mereka menjadi sangat tertarik dengan apa yang dibicarakan Sarah.

"Pio bilang bahwa beberapa perusahaan yang berpengaruh adalah pion milik mereka, seseorang paling kaya adalah anak buah kecil mereka, politik hanyalah mainan bagi mereka. Group itu seperti mengerakkan semua itu melalui benang. Mereka bergerak bagai angin malam, mereka seperti bayangan. Tak diperhatikan tapi selalu ada." Jelasnya.

"Dan kau percaya pada ucapan anak kecil?" Ryu heran, darimana Pio tau itu jika dia tak mengarangnya?

"Kira-kira berapa banyak uang yang akan kita hasilkan jika bekerja dengan mereka? If there are many.. let's work for them!" Pearl menjadi bersemangat, begitupun Bernie.

"Tapi aku tak tau bagaimana caranya, tapi Pio bilang Ranmaru sempat bekerja sama dengan mereka."

"Eh? She know Ranmaru?"

Sarah mengangguk, dia juga tak tau alasan Pio bisa dekat dengan Ranmaru.

"Mungkin saja Pio sempat diculik, right?" Bernie berasumsi bahwa Pio sempat diculik oleh Hirai lalu dibawa ke hadapan Ranmaru sebelum Pio melarikan diri. Sejujurnya, itu masuk akal.

"Ryu, chat Pio." Ryu melirik Nine.

"Untuk apa?"

"Orang tua Pio dan kakaknya sedang diluar negeri, kenapa kau mengantarnya kerumah? Suruh Pio kesini, dia pasti bosan disana." Sarah menjelaskan sembari melihat-lihat barang yang ia beli.

"Come on Ryu, jika tidak kuku kita yang dipoles dengan cat kuku yang Sarah beli." Kali ini Ice yang bicara. Bernie, Pearl dan Nine juga setuju jika Ryu menghubungi gadis itu. Bukan apa-apa, mereka hanya suka ketika wajah tanpa ekspresi Ryu mulai pudar. Terlebih lagi, mereka tak mau kuku-kuku mereka diwarnai oleh cat kuku yang baru saja Sarah beli.

Ryu membuka ponselnya.

Damn Idiot

oi 21:22|

|Bisa lebih sopan? 21:25

pergi ke MW skrg 21:25|

|Dih ogah 21:25

cepat kemari, what a lazy idiot  21:25|

|Bliin sepatu roda tapi 21:26

bli sendiri, kau kan bukan geladangan.. aren't you? 21:26|

|Jadi begini sifat nafas baru Kuryu? Dasar naga pelit! Aku baru tau ada naga pelit seperti mu 21:26

itu sebabnya kau harus banyak bergaul dasar Introvert Idiot 21:26|

cepat ke mari, Sarah yg
memintanya 21:27|

Ryu tersenyum tipis sembari melihat percakapan pesannya dengan Pio, gadis itu pasti kesal. Itu lucu. Selalu seru mengganggu Pio, "Pio sebentar lagi datang." Ryu menyimpan ponselnya lalu kembali pada buku miliknya.

THE PAST; HIGH & LOWWhere stories live. Discover now