THE PAST [Akemi-Pio-X]

28 6 8
                                    

Dua tahun lalu, Chugakko Roku School.

Tahun pertama, bulan kedelapan ajaran baru.

Saat perjalanan pulang.

Langit terlihat mendung sejak tadi pagi, matahari bersembuyi di balik awan kelabu yang tampaknya menyimpan sebuah tangisan. Sang awan seperti belum ingin berganti dengan rintik air hujan.

Asap dari sebuah rokok melambung ke angkasa, mencemari udara didaerah sekitarnya. "Kau akan membiarkan ku membuat mu sengsara begitu saja?"

"Huh? Tunggu- apa?"

Akemi menjatuhkan rokok yang sedari tadi ia hisap pada tanah. Menginjaknya dengan kesal, "Membosankan.. Seharusnya dari awal aku ganggu Anzu atau anak haram itu saja. Kau sama sekali tidak memberikan respon ketika aku membullymu."

"Apa salah kami? Kenapa kau sampai bersikap seperti itu?"

Akemi memandang sinis Pio, "Karena kalian, ahli waris keluarga Iemura dipindahkan. Seharusnya putri mahkota itu aku.. dan bukan dia, karena dia pergi. Aku selalu disalahkan, dibandingkan.. kami bagaikan sampah dan berlian, aku cacat.. dan dia sempurna."

Dua orang gadis tengah terlibat sebuah dialog, awalnya ini hanya percakapan biasa antara kakak kelas dan adik kelas. Diawali basa-basi dan perbincangan yang pura-pura ramah lalu diakhiri dengan perbincangan aneh. Akemi-gadis itu tak ada hentinya menganggu Pio, terlebih lagi saat Anzu pindah sekolah. Padahal kelas tiga tinggal menghitung jari untuk lulus.

Sekarang Pio tau kenapa Akemi mulai membencinya, "Kau hanya iri, masih ada orang yang lebih buruk nasib nya. Jangan merasa paling tersakiti. Aku juga tak sempurna."

Kilatan amarah muncul pada netranya, "Seharusnya kau beruntung karena kenal denganku. Temanmu hanya si Xeyshi itu kan? Anak entah berantah, anak haram. Harusnya kau senang karena aku menemani mu."

Menemani katanya?

Pio mengerang kesal, "Diam, setidaknya dia tulus berteman dengan ku, tak seperti seorang yakuza yang ada didepan ku."

"Kau yakin dia tulus? Hati-hati sikapnya sama seperti hewan, saat ini dia hanya diam dan belum mengonggong. Hati-hati saja saat dia sudah siap menggigitmu," Akemi pergi.

Dialog mereka berakhir.

Pio berdecak sebal setelah melihat bahu Akemi yang sudah tak tak terlihat dari sudut pandangnya, "Apa Iemura-Kai jatuh miskin hingga tak mampu membelikan gadis itu cermin?"

Xeyshi yang tadi diam memperhatikan dan bersembunyi di belakang sekarang mendekat kearah Pio, "Hei? Kamu percaya padanya?" tanyanya to the point.

Pio dengan cepat menggeleng, "Tidak. Aku hanya kesal ketika dia bilang kamu anak entah berantah dan.. anak haram," binar pada netranya terlihat meredup saat ia ditatap oleh Xeyshi. "Itu tak benar kan?"

"Tentu saja tidak! Aku itu tinggal bersama kakak laki-laki ku, sedangkan orang tua ku pergi bekerja," Xeyshi menjawab dengan cepat.

Pio mengangguk puas akan jawaban lawan bicaranya.

"Lalu kenapa murung?" Xeyshi bertanya ketika menyadari perubahan ekspresi dari lawan bicaranya.

"..Lee, dia-

"Aku akan membantu mu!" Xeyshi menjulurkan tangannya. Dia tau hubungan Pio dengan keluarganya bisa dikatakan tak bagus. Pio, gadis dengan nama asli Chang Orpio ini selalu ditahan dalam penjara yang disebut 'sebuah keluarga'.

Tak perlu berbicara apapun lagi. Se-tahun dengannya sudah cukup untuk Xeyshi mengenal Orpio.

Sebuah senyuman kecil terukir pada wajah Pio tatkala merasa mendapati seseorang yang bisa menjadi tempatnya berlindung dari benda tajam yang bisa menghancurkan hatinya. Tangannya terulur untuk mengapai tangan Xeyshi. Ia harap uluran tangan ini bisa menariknya untuk mencapai fatamorgana indah didalam kepalanya.

Dua sosok itu berdiri dibawah rintik air hujan. Sang awan tak lagi bisa membendung tangisannya hingga menjatuhkan rintik hujan yang mungkin tau akan jatuh karena apa dan untuk siapa.

THE PAST; HIGH & LOWWhere stories live. Discover now