Bab: 33

63 11 3
                                    

Jari manisnya kini sudah terpasang cincin. Tak ada pilihan, mundurku kali ini tidak main-main.

***

Seharian full di rumah Balqis, hubungan Kiana dan Medina sudah mulai membaik saat ini. Kiana bersyukur bisa menyelesaikan masalahnya satu-persatu.

Malam ini, mereka berniat untuk makan malam di luar. Tentu saja ini ide dari Balqis. Selagi Baskara sedang tidak ada di rumah katanya.

Begitu masuk ke sebuah restoran, Kiana sontak memelankan langkahnya. Sementara Balqis dan Medina kini mendahuluinya berjalan menuju sebuah meja yang sudah diisi oleh seseorang.

Dia Dania.

Kiana mendadak gugup. Pasalnya pertemuan terakhirnya dengan Dania tidaklah menyenangkan. Gadis itu menolak mentah kedatangannya saat bersama Rama waktu itu.

"Ki, ayo..." Ujar Balqis saat menoleh ke belakang.

Kiana merasa canggung. Dia memang tidak duduk bersebelahan dengan Dania. Namun dia duduk berhadapan dengan gadis itu saat ini.

"Lo bilang kita berempat bareng Baskara." Dania lebih dulu buka suara.

Balqis tertawa, tampaknya berusaha meredam aura menegangkan di meja ini.

"Udah pesan makanan?" Tanya Balqis. Dania berdehem pelan.

Ini ide Balqis. Ia ingin masalah mereka dengan Kiana selesai hari ini juga. Jika ia langsung mempertemukan Medina, Dania dan Kiana dalam satu waktu, mungkin akan panjang ceritanya. Pertikaian antara Kiana dan Medina tadi pagi saja cukup membuatnya gerah. Oleh karena itu, ia membantu pertemukan mereka satu-persatu.

Balqis berdehem pelan. Dapat dilihatnya bahwa saat ini wajah Dania tampak tak bersahabat. Gadis itu beralih menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Dan, kita bisa selesain masalah-"

Omongan Balqis dengan cepat dipotong oleh Dania. "Kita makan dulu ya? Gue laper banget, baru pulang kerja." Ujarnya.

Kiana juga memilih untuk memainkan ponselnya. Dia bingung harus bereaksi seperti apa saat ini. Ia tak pernah melihat Dania marah seperti ini padanya.

Kiana kaget saat mendapati ada pesan masuk dari Aksa di Instagram. Pesan itu dikirim kemarin. Dan Kiana baru menyadarinya saat ini.

Kiana sudah membuka pesan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kiana sudah membuka pesan itu. Namun ia memilih tak membalasnya. Perihal kedekatannya dengan Aksa mampu membuat retak hubungan persahabatan yang ia jalin sejak SMA. Kiana tak mau mengulangi kesalahan yang sama.

Selanjutnya pesanan mereka tiba. Keheningan mereka diganti dengan kesibukan menyantap makanan masing-masing.

***

Tak butuh waktu lama, Dania sudah selesai dengan makanannya. Selanjutnya, ia beralih memainkan ponsel.

Sementara itu, Kiana rasanya sulit menelan. Sebab pusing memikirkan perdebatan apa yang akan terjadi beberapa menit ke depan.

Kita Pernah Berhenti (On Going)Where stories live. Discover now