Bab: 2

143 24 2
                                    

Banyak yang bilang, orang lama adalah pemenangnya. Lantas, apa itu juga berlaku untuk kaum nice try?

***

Aksa Radhika, tokoh utama yang Kiana abadikan dalam karya tulisnya, meski namanya disamarkan.

Dia laki-laki yang pernah membuat Kiana tergila-gila karena cinta, hingga rela mengejar hanya demi mendapat perhatian darinya. Namun sayang, perjuangan ugal-ugalan yang Kiana lakukan nyatanya tak membuat Aksa tergiur meliriknya.

Aksa merupakan kakak kelasnya di SMA. Setelah lelaki itu lulus, rasa suka Kiana belum juga hilang. Ia tetap berusaha menjalin komunikasi dengan lelaki itu agar tidak putus.

Setahun tak bertemu Aksa pasca lelaki itu lulus, Kiana hanya menjaga komunikasi mereka lewat WhatsApp.

Namun semuanya berakhir saat Kiana lulus sekolah. Setelah dipikir-pikir, semua perjuangan tak ada artinya di mata lelaki itu.

Kiana memilih untuk menghilang tanpa jejak. Akun WhatsAppnya ia hapus. Tak ada pertemanan yang tersisa, sebab ia juga ikut memblokir Aksa di Instagram. Tapi bukannya dicari, tampaknya ia malah dianggap sudah mati. Hingga saat ini tak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu kehilangannya, atau bahkan mencarinya.

Tapi diam-diam, tanpa sepengetahuan sahabatnya, Kiana membuat fake account dan tetap memantau lelaki itu. Sering kali Kiana membisukan story maupun postingan lelaki itu untuk mencoba move on, namun paling hanya berlaku hingga sebulan. Tangannya selalu gatal untuk melihat postingan story Aksa.

Namun sekarang, lelaki itu berada di hadapannya. Bedanya, sekarang tidak lagi bertemu di sekolah. Melainkan di sebuah acara pernikahan yang sakral milik sahabat Kiana.

Tunggu!

Jangan bilang diam-diam Balqis mengundang Aksa tanpa sepengetahuannya? Pasti tak salah lagi. Tapi jangan bilang jika Medina dan Dania juga tahu akan hal ini? Kalau memang iya, berarti mereka bersekongkol!

Tiba-tiba kedua sahabatnya datang dan duduk mengapit dirinya. Mereka memaksa Kiana untuk tidak melihat Aksa.

"Kenapa sih?!" Sungut Kiana.

"Please, jangan bilang lo gamon! Jangan rusak rencana lah, Ki. Kita bertiga udah sepakat jodohin lo sama Rizki." Ucap Medina.

"Betul! Aksa yang lo lihat sekarang, bukan Aksa yang dulu lagi. Jadi, tolong berhenti berharap!" Sambung Dania.

Dahi Kiana berkerut heran. "Gue kira kalian yang ngundang kak Aksa."

Medina dan Dania saling melirik satu sama lain.

"Bukan gue!" Ujar gadis itu nyaris bersamaan.

"Intinya gini, Ki. Lo pernah ditolak sama Aksa pas SMA. Sekarang, jangan sampai keliatan kalau lo masih ada perasaan sama dia. Kalau bisa, lo mesti tunjukin ke dia kalau lo udah nemuin laki-laki yang lebih dari dia." Ujar Dania.

"Ho'oh. Kan ada Rizki." Timpal Medina.

"Kalian tuh ngomong apasih? Belum tentu juga Kak Aksa inget sama gue. Lagian juga udah bertahun-tahun. Dia pasti udah lupa." Kiana memilih tak ambil pusing, meski di hatinya sekarang sedang kacau balau.

"Goblok! Liat tuh, si Aksa lagi jalan ke arah kita!" Bisik Diana kuat.

Keduanya kompak berdiri sambil menggenggam tangan Kiana kanan-kiri, hingga membuatnya mau tak mau juga ikut bangkit. Selanjutnya ia diseret untuk beranjak dari sana.

Ternyata mereka menuntun Kiana untuk bergabung ke meja groosmen.

"Kita duduk di sini ya?" Dania berbasa-basi, dan ditanggapi dengan baik oleh mereka. "Bener kan kata gue. Dia mau nyamperin lo. Buktinya sekarang dia balik lagi ke rombongannya." Bisik gadis itu.

Kiana yang posisinya saat itu memang membelakangi Aksa kini berniat untuk menoleh ke belakang, namun tiba-tiba dikagetkan dengan suara Dania.

"Jangan coba-coba lirik ke belakang ya!" Sahut gadis itu.

Kiana hanya bisa sabar. Mau bagaimana lagi. Apa yang dikatakan dan yang dilakukan sahabatnya tak sepenuhnya salah. Medina, Dania, Balqis merupakan saksi bagaimana sakitnya perjuangan Kiana mengejar hati Aksa.

"Apa, Ki? Lo mau foto berdua sama Kiana di pelaminan? Ntar dulu ya, hargai Balqis sama Baskara yang punya acara. Sekarang kalian foto bareng mereka dulu. Ntar foto berduanya nanti aja, pas udah waktunya." Dania tampaknya sengaja mengencangkan suaranya. Padahal Rizki tak bersuara sama sekali. Sialnya lelaki itu hanya senyum-senyum saja.

Berkat dorongan dari sahabat-sahabatnya, Kiana dan Rizki akhirnya berfoto dengan pasutri baru di pelaminan. Kiana benar-benar panas-dingin menahan malu. Mereka berfoto di hadapan Aksa. Kiana sempat mencuri pandang sekilas, dan ternyata lelaki itu memang menatapnya.

Selanjutnya pandangan Kiana beralih menatap rombongan Aksa. Ternyata lelaki itu datang dengan teman seangkatannya. Banyak kakak kelas lainnya yang Kiana kenal di sana.

Medina yang jadi fotografernya dan Dania yang mengarahkan mereka. Butuh waktu lama untuk menjepret foto yang bagus menurut mereka hingga akhirnya Kiana dan Rizki turun sebab ada rombongan lain yang ingin bersalaman dengan pengantin.

Tak disangka ternyata itu adalah rombongan Aksa. Kiana sempat berselisih jalan dengan lelaki itu. Kedua tangan mereka sempat bersentuhan, bahkan Aksa sempat memberikan sesuatu secara diam-diam padanya. Tanpa menolak, Kiana menerimanya.

Ia berusaha untuk menyembunyikan sesuatu di genggaman tangannya, dan mencoba mencari tempat yang pas untuk melihat isinya.

"Eh, Ki. Mau kemana lo? Ini liat dulu hasil fotonya." Ucap Dania.

"Gue mau ke toilet bentar. Kebelet." Kiana bergegas menjauh dari kedua sahabatnya dan orang banyak. Ia memang benar-benar pergi ke toilet.

Setibanya di sana, ia lantas membuka genggaman tangannya. Ternyata Aksa menyelipkan sebuah tisu di sana. Kiana tersenyum sekilas. Itu bukan sekedar tisu biasa. Ada tulisannya di atas sana.

Boleh ngobrol sebentar?

Itu isi tulisan di tisu pemberian Aksa. Selanjutnya, Kiana melipat tisu itu dengan rapi lantas keluar dari toilet dan bergegas mencari keberadaan seseorang.

"Nah, ini dia anaknya. Yuk temenin si Balqis di pelaminan. Baskara lagi ganti baju. Sekalian foto berempat sama Balqis nya." Sayang sekali Dania malah menjemputnya. Padahal Kiana dapat melihat jika Aksa sedang berdiri dan menatapnya saat ini.

Tak mau mengecewakan sahabatnya, Kiana memilih untuk mengikuti Dania dan terpaksa tak mengacuhi Aksa.

***

Meski agak kesal sebab dijodohkan oleh sahabat-sahabatnya, Kiana tetap merasa senang hari ini. Ia pulang dikawal oleh kelima groosmen, dan ada Rizki juga di sana. Lagipula mereka pulang pukul setengah sebelas malam. Rasanya terlalu larut untuk ukuran seorang perempuan.

Ia dan Rizki sudah mulai kenalan sejak sesi foto bersama tadi. Kiana baru tau jika Rizki dua tahun lebih muda darinya. Pantas saja raut wajah lelaki itu masih keliatan segar dan sangat muda. Mungkin jika disandingkan dengannya, akan terlihat sedikit kentara.

Lelaki itu masih kuliah. Ngomong-ngomong, ketiga sahabat Kiana memilih melanjutkan pendidikan mereka dengan jurusan yang berbeda-beda. Ketiganya juga sudah lulus tahun lalu.

Awalnya memang terlihat sekali perbedaan obrolan mereka ketika sedang berkumpul. Tapi lama kelamaan, Kiana sudah mulai maklum. Paling jika ketiga sahabatnya membahas mengenai obrolan seputar kuliah atau kerjaan di kantornya, Kiana memilih jadi pendengar saja.

Hari ini, karena terlalu sibuk, Kiana lupa jika ponselnya mati. Ah, iya. Tadi malam ia lupa men-charger ponselnya lebih dulu. Hingga saat berangkat ke acara nikahan tadi, ia hanya membawa ponsel dengan daya baterai sisa semalam.

Begitu ponselnya sudah di-charger dan menyala sepenuhnya, muncul sebuah notifikasi dari Instagram. Ada sebuah akun yang baru saja mengikutinya. Begitu melihat username akun itu, Kiana membulatkan matanya tak santai.

aksaradhika mulai mengikuti Anda.

***

TBC!

Jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya ya❤️

See you next part!👋🏻

Kita Pernah Berhenti (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang