Bab: 16

74 16 0
                                    

Sudah ku wanti sejak awal, jangan pernah berharap lebih. Tapi dia datang menenangkan di situasi buruk. Memberi janji agar tenang. Lalu kembali hilang saat semuanya mereda.

***

Letak tenda mereka akhirnya dibuat saling berhadapan. Dengan masing-masing pintu tenda yang mereka buka dan dijadikan sebagai atap. Jadilah mereka makan siang bersama di depan tenda.

Menu makan siang mereka mie instan. Simpel. Tak usah yang berat-berat, takutnya sakit perut. Masalahnya saat ini buang air saja bayar.

Kiana memesan mie kuah. Lengkap dengan topping telurnya. Bodohnya ia lupa mengatakan telur dadar saja. Alhasil yang datang malah telur mata sapi.

Ia duduk diapit oleh Balqis dan Medina.

"Nanti icip punya lo ya." Bisik Medina. Gadis itu memesan mie goreng spesial. Kiana mengangguk setuju.

Tak sengaja ia malah menyaksikan moment Baskara yang sedang menyisikan sayuran ke mangkuk Balqis.

Merasa dilirik, Balqis lantas menjelaskan. "Suami gue gak suka sayur." Ujar gadis itu.

"Padahal sayuran enak loh." Sahut Medina.

"Gimana mau ngajarin anaknya makan-makanan sehat kalau bapaknya sendiri gak suka makan sayur." Celetuk Dania, sontak membuat yang lain tertawa.

"Diulti gak tuh." Sahut Gavin.

"Halah, gak ada bedanya sama kamu. Kamu juga gak suka makan ikan." Skak Dania pada pacarnya.

Kini giliran Baskara yang menertawakan Gavin. "Lebih parah lo ternyata."

Disaat semuanya sibuk tertawa. Kiana cepat-cepat memindahkan telur mata sapi miliknya ke mangkuk Balqis.

"Eh?" Balqis kaget akan hal itu. Mungkin ia lupa, jika Kiana tak suka varian telur selain dadar.

"Biar makin subur." Bisik Kiana.

Balqis tersenyum mendengar hal itu. "Thanks, Ki."

***

Sorenya, mereka bergantian mengambil urutan untuk mandi di toilet. Tak lupa untuk berdandan, sebab mereka berempat rencananya akan berfoto.

Sengaja mengambil foto di moment senja, agar terkesan estetik.

Sementara anak laki-laki sibuk memancing. Untung-untung jika berhasil mendapat ikan. Lumayan, untuk menambah lauk bakar nanti malam.

Dengan menggunakan tripod, mereka tak butuh bantuan orang lain untuk menjepret foto mereka.

Mereka juga bebas berekspresi terlebih menggunakan kamera depan.

Angle foto yang bagus, wajah-wajah fresh, dan kekompakan hari ini benar-benar sangat berkesan.

Mereka juga bergantian mengambil foto full body ala-ala candid. Lumayan, untuk profil baru di sosmed.

Sementara itu, Medina mengajak Kiana untuk selfie berdua. Mengingat keduanya sangat dekat saat masih sekolah dulu, Kiana rasanya sangat rindu dengan moment ini.

Ia merasa terharu diajak selfie berdua saja dengan Medina, sebab gadis itu tak pernah lagi mengajaknya selfie setelah mereka lulus sekolah. Foto-foto mereka hanya sebatas foto berempat. Maklum, mereka tidak lagi sedekat dulu.

"Gimana gaya kita kemarin?" Tanya Medina, seolah baru kemarin mereka berselfie.

"Gini gak sih?" Kiana menempelkan kedua jarinya membentuk v tepat di depan wajah. Selanjutnya, Medina mengikuti gayanya.

Kita Pernah Berhenti (On Going)Where stories live. Discover now