32. Penolakan Agam

37 4 0
                                    

4 Bulan berlalu....

"Baik anak anak ibu tutup untuk pembelajaran ibu kali ini. Saran ibu, siapkan diri kalian dari sekarang untuk menghadapi ujian sekolah yang akan dilaksanakan 2 bulan lagi. Persiapan yang matang tidak akan menghianati kalian, sebaliknya akan memberikan yang terbaik untuk kalian."

"Baik bu...."

"Dan sebelum benar benar ibu tutup, ada satu pengumuman dan kabar yang mungkin sedikit mengejutkan kalian."

Semuanya saling melirik, berbusik bisik apa kabar itu.

"Sutttt! Jangan berisik! Baik, teman kalian. Aretha. Mengundurkan diri dari sekolah, Aretha sudah bukan siswi dari sekolah kita lagi." Guru mata pelajar sekaligus wali kelas itu mengundurkan diri. Dan setelah kepergiannya membuat kelas itu berbisik bertanya tanya dan berasumsi atas keluarnya Aretha.

"Hah? Aretha?"

"Eh, perasaan tuh anak baru masuk beberapa bulan deh, masa udah keluar lagi?"

"Padahal sayang ya bentar lagi lulus."

"Kemarin masih sekolah, kan?"

"Yaaaa... namanya juga anak orang kaya. Perjalanan bisnis orang tua mereka buat mereka pindah pindah sekolah. Mungkin?"

"Kalau enggak juga karena sakit, lo pada sadar gak emang tuh anak semenjak masuk kesini banyak banget absennya. Kadang sampai dua atau satu minggu gak masuk."

"Iya mungkin sakit, gue juga sadar tuh anak perubahan di tubuhnya keliatan banget. Masuk kesini tubuhnya gak kering kering amat, ehh udah masuk sini kurus kering."

"Jangan jangan sakit parah?!"

"Kanker? Atau leokimia kaya di novel novel!"

"Hussss kalau ngomong!!"

"Home scholing mungkin?"

"Gimana kalau sebenarnya di keluar karena hamil?!"

Hening, semuanya mengalihkan tatapan pada satu gadis yang berangapan berbeda dari mereka. Gadis itu menaikkan tangannya, mengedikkan bahunya acuh, "Gak tahukan?" Celetuknya. Sorak sorai, bisik bisik kembali berdatangan di kelas itu. Anggapan buruk maupun baik kembali berlanjut, keributan terjadi. Gadis itu diam diam menyeringai, memperkeruh suasana, keluar dari kelas itu dengan senyuman puas.

Diam diam Agam memerhatikan, lelaki itu mengepalkan tangannya. Melirik pada sahabatnya yang memperhatikannya. Agam menghela napasnya, lelaki itu berdiri dan keluar dari kelas tanpa kata. Menyusul langkah si gadis yang membuat keributan, membuat asumsi buruk mereka layangkan untuk Aretha. Belakang sekolah, gadis itu berjalan kesana.

Agam memperlambat langkahnya, melihat gadis itu duduk dibangku yang tersedia disana. Agam sedikit menyembunyikan diri pada dingding, memerhatikan. Agam kenyipitkan matanya saat bahu gadis itu naik turun, tertawa?

Kembali, Agam mengepalkan tangannya. Mengeratkan rahangnya, menahan emosi yang membeludak. Agam tahu sekarang, Agam tahu dengan maksud ucapan gadis itu.

"Bangsat!"

....

"Oh may good my babyyyyy!" Tania berteriak heboh, Tania berlari manja saat melihat Agam duduk disalah satu meja kantin. Gadis itu melenggok seperti itik menghampiri Agam dengan binaran bahagia, menyerobot memeluk lengan Agam. Bergelayut manja disana. Orang orang diseketitarn sudah paham betul dengan satu tingkah Tania. Banyak yang iri, ya iri karena bisa berdekatan dengan murid tampan berahang tegas yang populer. Disusul kedua selamanya, Tasya dan Feby. T2F, tidak mungkin terpisahkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kesalahan | Agam [On Going]Where stories live. Discover now