01. The Dream Angel (TDA)

566 62 14
                                    

Motor Harley Davidson dengan harga ratusan juta rupiah itu melesat di jalan raya dengan angin berhembusan amat sangat kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor Harley Davidson dengan harga ratusan juta rupiah itu melesat di jalan raya dengan angin berhembusan amat sangat kencang. Dengan jaket kulit berlogo tengkorak di punggung juga helm full face. Mata tajam nan sipit menatap tajam jalanan malam. Tidak bergulir kemanapun dan hanya fokus kesatu titik, yaitu jalanan depan.

Jaket yang tidak di kancing itu berhembus mengikuti arah angin, tercetak jelas perut kotak kotak di balik kaos hitam. Membelok dan seketika menyalakan klakson sehingga pagar hitam yang menjulang tinggi terbuka lebar. Melewati halaman rumah dan berbelok ke garasi. Sebelum benar benar menghentikan motornya, dengan keahlian yang di punya dia memutar mutar motornya beratraksi sehingga suara bising akibat kenalpot terdengar.

Sret!

Citt!

Berhenti, menginjak rem, memutar dan menyetandarkan motornya di depan garasi. Turun, membuka helm full facenya, membenarkan letak jaket dan dia sugar rambutnya kebelakang. Wajah tegas itu semakin terlihat tampan dan sexi dengan pencahayan garasi yang tidak terlalu terang.

"AGAM! ANAK BANDEL, SINI KAMU!" suara menggelegar bak drum membuat lelaki bersurai hitam legam itu menghentikan aktivitas yang sedang mengamati motornya. Dia berdecak Lala menepuk tang motor kesayangannya, "Sukri, tunggu disini ya? Jangan kemana-mana!"

Seteleh berpamitan dengan motor kesayangannya, dia--Agam Januarga Abraham-- berjalan dengan gontai dan bibirnya meringis saat melihat wajah merah ayahnya, yang seperti sangat marah.

"Buat bunda khawatir aja, liat bunda, nangis di dalam!" Sampai, langsung saja--Andra--ayah Agam menjiwer telinganya. "Bandel, jam berapa sekarang?!"

"Satu dini hari, ayah.." cicitnya menjawab.

"Gak kenal waktu, buat orang tua khawatir, anak bandel!" Sembari menjewer Andra menyeret anaknya masuk kedalam rumah.

"Kan kata bunda gak boleh pulang malem, ya udah, jadi Agam pulang pagi."

"NGEJAWAB AJA KAMU!!" Melotot, semakin menjewer telinga anaknya. Agam semakin meringis, "aw, aw, aw, sakit yah...."

"Minta maaf sama bunda, bunda ada di kamar!"

Mengangguk lesu, Agam menaiki tangga satu persatu dengan tangan sibuk mengelus telinganya yang panas, kebas seperti ingin copot dari tempatnya. "Malu maluin aku aja ayah, udah keren keren di awal malah di jewer. Malu aku sama pembaca, baru kenalan juga," gerutunya.

Sampai didepan pintu kamar orang tuanya, Agam segera mengetok pintu itu tiga kali.

Tok

Tok

Tok

"Bunda Agam pulang, agan boleh masuk?" Menempelkan telinga di pintu, Agam mendengar suara isakan. Hatinya sakit mendengar isakan itu, Agam salah membuat bundanya khawatir.

Tak mendapat sautan, Agam dengan pelan memegang kenop pintu, menyembulkan kepalanya Agam melihat bundanya meringkuk dengan selimut yang menggulungnya.

"Bunda...." Agam menciut dan mendengat, duduk di pinggir kasur dengan mengusap punggung bundanya yang naik turun. Bundanya tidak berlebih, ya, Agam sudah hapal dengan sikap bundanya.

kesalahan | Agam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang