Bab 49

17.5K 1.7K 127
                                    

Trang...

Trang....

Suara itu terdengar keras disebuah ruangan yang hanya menampilkan samar samar cahaya didalamnya.

Seseorang terlihat tengah memejamkan matanya atau mungkin tidur atau pingsan? Tidak tahu yang jelas ia tidak sadar, dengan kaki dan terikat rantai disebuah kursi yang menopang tubuhnya.

Lambat laun orang itu terdengar seperti meringis, membuka matanya yang terasa memberat, tapi harus ia buka karena mendegar suara yang berisi di pendengarannya.

"Di-mana ini?"

"Lama banget Lo sadar! Gua udah bosen disini! Sialan! Kalo gitu tadi gua ke baby aja main bareng sama dia."

Pria itu menatap orang didepan dengan mata yang menyipit, ia ingin berteriak tapi baru sadar jika ia tengah terikat.

"Siapa kau! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau mengikatku seperti ini!"

"Tenang bro! Gua cuma mau ngasih Lo sedikit hadiah."

"Siapa kau! Siapa yang menyuruhmu! Lepaskan aku!"Ia memberontak tapi tetap saja tidak bergerak, seolah kursi itu memang ditanamkan pada lantai agar tidak jatuh saat menopang sesuatu.

"Gua? Kenalin nama gua Calvin, panggil aja sesuka Lo! Dan gua udah kenal sama Lo jadi kita nggak perlu kenalan, nama Lo Angkasa kan?"

Sungguh Angkasa sedikit terkejut saat orang didepannya ini mengenalnya, tapi kenapa ia ditangkap seperti ini.

"Oh kenapa ditangkap gini? Ya karena Lo udah ngebiarin ponakan gua sekarat lah! Dan Lo juga nggak peduli sama dia! Jadi gua mau ngasih pelajaran buat Lo."Calvin tersenyum miring, dengan menenteng sebuah besi pada tangannya, ia tampak sedikit menyeramkan.

"Kau ini berbicara apa! Aku tidak pernah melukai siapapun!"Angkasa emosi, rahangnya mengeras, terlihat urat dilehernya timbul karena menahan amarahnya.

"Oh jadi Lo nggak inget? Bentar..."Calvin mengayunkan besi yang ada ditangannya pada kepala Angkasa.

Klang...

"Arggg!"

Angkasa tidak bisa menahan rasa sakit dikepalanya, rasanya begitu menyakitkan seperti ingin meledak, tampak samping kepala Angkasa sudah sedikit menonjol berati pukulan Calvin membuat kepala Angkasa sedikit membengkak.

"Udah inget?"

Angkasa diam, tidak dapat mencerna apa yang dikatakan oleh orang didepannya ini, kepalanya sangat sakit dan berdengung.

"Oh belom ya? Bentar....."

Klang....

"Aaargg...."

Kembali besi itu memukul kepala Angkasa, kali ini kepala Angkasa langsung sedikit mengeluarkan darah.

"Belom juga inget?"Calvin mendesah kecewa, ia berjongkok dan mendekati Angkasa, menjambak rambut Angkasa hingga Angkasa mendongak.

"Kalo gitu gua kasih tahu aja, kenal LANGIT kan? Nah itu ponakan gua, atau bisa dibilang masih ponakan baru sih, tapi gua denger denger dan cari tahu tentang dia, katanya Lo pernah mukul dia, terus Lo biarin dan nggak nolong dia jatuh dari tangga? Kasian banget dedek gemes gua, kalo Lo jadi gua apa yang Lo lakuin? Astaga Calvin!"Calvin menepuk jidatnya,"gua lupa, mana bisa Lo lakuin apa apa, ken Lo nggak peduli, Lo hanya mentingin diri Lo sendiri dari pada orang lain, mana mau Lo lakuin sesuatu kan?"Calvin tertawa pelan.

"Belom mati kan?"Calvin mengecek mata Angkasa yang masih tertutup, "untung belom, kalo mati bisa kena hukum gua, kita lanjut lagi ya."Calvin kembali menjambak rambut Angkasa keatas.

LANGITWhere stories live. Discover now